Promise

1.7K 142 18
                                    

Setelah sampai didepan kantor aku segera turun dari mobil Reno dan berlari masuk kedalam kantor, tak peduli suara Reno yang terus saja memanggil namaku. Yang penting saat ini harus cepat masuk ke ruanganku sebelum banyak staf lain yang melihat kedatanganku dengan Reno.

Aku takut akan ada gosip setelah ini, apalagi jika Kinara sampai tau, huh! Aku tak bisa membayangkan betapa marahnya Kinara.

Saat sudah akan memasuki ruanganku, aku merasakan bahuku didorong cukup keras oleh seseorang hingga membentur pintu kaca. Aku kaget dan langsung menoleh.

Ternyata si iblis Chika.

"Heh gendut! Ngapain lo berangkat bareng Reno? Jangan macem-macem lo! Reno itu incaran gue! Jangan pernah bermimpi untuk bisa bersama Reno!". Bentak Chika dengan murka.

Aku sudah ingin menimpali namun Susan yang baru datang langsung memotong ucapanku.

"WAW! Si gendut dari Gua hantu udah masuk kantor guyss! Udah sembuh lo, gendut? Gue kira lo udah di kebumikan, haha. Pasti lo nggak nurut ya, pasti lo nggak minum obat yang dikirimkan kita kan? Ck, emang dasar nakal lo ya! Padahal gue ngarepnya lo nggak masuk kantor lagi selamanya, ups haha!". Mulut pedas Susan mulai beroperasi, aku sudah sangat siap mendengar kata-kata iblis berikutnya.

"Diem dulu, San. Ada yang lebih penting dari ini. Lo tau nggak Reno tadi berangkat ke kantor bareng siapa?". Tanya Chika.

Susan menggeleng. "Gue liat Reno dateng sendirian kok, Chik". Timpal Susan.

"Nggak, San. Reno dateng bareng si gendut ini!". Seru Chika sembari menunjuk kearahku.

"What? OMG, lo serius Chik? Kok bisa ya? Emangnya mobil Reno muat nampung ibunya Sapi? Wah gila sih!". Ketus Susan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Eh gendut! Gue peringatin sekali lagi! Jangan deket-deket Reno! Reno itu akan jadi milik gue! Camkan itu!". Chika benar-benar marah kali ini, aku dapat melihat tatapannya yang begitu seram kepadaku.

Chika memang sering memarahi ku, tapi kali ini dia berbeda, sungguh sangat marah! Chika sebegitu mencintai Reno? Wah, hebat sekali Reno bisa menaklukan ketua iblis yang menyeramkan ini.

Tapi aku tidak peduli jika Chika menyukai atau mencintai Reno, yang aku pedulikan hanya Kinara, kalaupun aku harus mengorbankan perasaanku akan aku lakukan tapi demi Kinara bukan demi yang lainnya.

Bukan hanya aku, Susan juga melongo melihat Chika semarah ini, dia mengelus punggung ketuanya yang masih dipenuhi amarah.

"Sabar Chik, gue yakin tadi itu Reno nggak sengaja berangkat bareng si gendut, karena mungkin pas Reno lagi dijalan, si gendut lagi nangis di pinggir jalan  kali karna nggak nemu angkot, jadi Reno angkut deh!".

Aku hampir saja tertawa mendengar cerita kuno si Susana ini, eh maksudnya si Susan. Apa katanya? Aku menangis di pinggir jalan? Karena tidak dapat angkot? Haha, andai mereka berdua tau kalau Reno sendiri yang menjemputku tanpa permintaan apapun dariku, mungkin Chika akan langsung terjun dari lantai tujuh kantor ini.

"Awas lo gendut! Lo itu nggak ada pantas-pantasnya bersama Reno! Sadar diri dong! Apa perlu gue beliin cermin yang besar supaya lo bisa ngaca?! Gendut! Gue nggak pernah main-main! Kalo sampai gue liat lo berduaan lagi sama Reno, abis lo!". Chika mendekati ku dan mengepalkan tangannya lalu ia angkat didepan wajahku setelah itu pergi dari hadapanku.

Susan ikut enyah dari sini namun sebelum itu ia sempatkan melakukan hal yang sama seperti ketuanya tadi.

Aku hanya mengedikkan bahu acuh. Aku anggap celotehan Chika dan Susan hanya angin lalu.

_____

Saat baru saja duduk di kursi ruanganku, tiba-tiba pintu kaca ruanganku terbuka tanpa diketuk terlebih dahulu. Aku penasaran siapa yang sudah dengan seenaknya masuk ke ruanganku tanpa permisi.

Love Fat WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang