SIMJAC?

4.2K 262 13
                                    

Aku mengehembuskan nafas kasar setelah empat jam lamanya berkutat dengan laptop. Tugas yang diberikan bu Ela sudah tersusun rapih dan tinggal di print lalu kuberikan kepadanya, untung saja mesin printing sudah tersedia diruanganku, jadi aku tak perlu repot-repot mencarinya.

Setelah di print, aku membawa berkas itu keluar ruanganku, berjalan ke ruangan bu Ela sesuai arahannya. Selalu saja banyak pasang mata yang menatap tak suka kearahku, disertai bisikan-bisikan yang aku yakini pasti tentang postur tubuhku.

Aku berusaha tak  mendengar apapun, ku tutup telingaku rapat-rapat, dan terus berjalan ke ruangan bu Ela yang ada diujung sebelah kanan, tetapi tiba-tiba...

TUK!
Aku jatuh ke lantai ketika ada kaki seseorang yang sengaja diulurkan didepanku ketika aku berjalan, hingga aku tak sadar menyandung kakinya, alhasil aku tersungkur ke lantai.

Semua staf menertawakanku, aku hanya bisa diam, mataku menatap keatas untuk melihat siapa orang yang sengaja melakukan ini kepadaku, dan ternyata seorang staf wanita. Oh... begini nih kalau sesama wanita, bukannya saling bahu-membahu tetapi malah saling menjatuhkan. Menyebalkan!.

Wanita yang sudah membuatku seperti ini masih berdiri didepanku dengan angkuhnya.

"Makanya! Jadi orang itu jangan gendut-gendut! Gitu kan jadinya, di kerjain dikit aja udah tumbang! Dasar gendut!". Makinya.

Semua staf tertawa lagi. Wanita didepanku ini benar-benar kurang ajar, mulutnya lemes sekali dia. Ingin rasanya ku tarik mulutnya yang jahat itu lalu ku gunting dengan guntingan rumput.

Perlahan aku menarik diriku untuk berdiri, walaupun agak susah tetapi alhamdulillah masih bisa bangun. Dan untung saja berkas pekerjaanku masih aman ditanganku, kalau sampai berkas ini kenapa-napa, aku pastikan hari ini aku dikeluarkan dari kantor.

"Eh gendut! Masih bisa bangun? Aku kira bakalan pingsan, atau mungkin langsung mati. Hahaha". Ejek seorang staf pria yang tak jauh dariku.

Hebat sekali, tak hanya staf wanita, ternyata staf pria pun mulutnya licin sekali ya? Aku sampai tersanjung diterima dikantor ini. Waw!

"Gue berani taruhan nih, besok dia pasti udah nggak kerja di kantor ini lagi karna nggak sanggup terus-terusan dibuli seperti itu. Hahaha". Timpal staf pria yang berambut keriting ikal.

Aku meliriknya sekilas, ternyata benar, karyawan disini semuanya langsing dan cantik juga tampan, hanya saja mulutnya tidak ikut sekolah waktu mereka menempuh pendidikan.

"Kalian pikir aku akan dengan mudah putus asa? Oh no! Seberapapun kalian menghinaku aku akan tetap bekerja disini". Ucapku lantang.

Aku sudah tidak peduli dengan respon mereka, entah mereka akan semakin menjadi-jadi membuliku atau akan semakin meringankan siksaanku, entahlah. Persetan dengan buli-membuli, aku sudah lelah!.

Wanita didepanku bertepuk tangan, aku yakin itu adalah bentuk apresiasi yang menjerumuskan.

"Wah, hebat! Hebat sekali! Sekarang kamu mungkin bisa bicara seperti itu, tetapi besok-besok? Kita tidak tau apakah kamu masih mampu untuk berkerja disini atau tidak!".

"Ya! Betul sekali San, wanita gendut sepertinya tidak akan bisa bertahan lebih lama di kantor ini, karena kantor ini tidak pantas untuknya, dia hanya pantas bekerja di kebun, atau peternakan kerbau. Hahaha". Timpal seorang staf wanita yang berambut pirang pendek.

Aku tersenyum kecut mendengar ejekannya. Hatiku mulai memanas, dan amarahku sepertinya sudah di level atas, tetapi ini bukan waktunya yang tepat untuk membalas mereka, aku cukup sadar diri dengan posisiku yang masih baru, aku harus memperlihatkan image yang baik didepan atasan-atasanku nantinya.

Love Fat WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang