"Akhirnya-- Selena gue kembali."
Barulah setelah mengatakan itu Selena sedikit tenang. Ia juga menyadari apa yang baru saja dikatakannya. "Lo cowok bodoh, Edgar."
Bukannya tersinggung, Edgar malah semakin melebarkan senyumannya. "Iya."
"Bodoh! Harusnya lo bilang enggak."
Kali ini Edgar semakin terkekeh. Hatinya semakin menghangat ketika Selena sudah kembali. "Buat apa? Gue emang cowok bodoh karena ngerendahin ceweknya sendiri. Apalagi yang gue hina adalah Primadona Sekolah, cewek paling Perfect di Gavedra."
Selena ikut tertawa mendengar ucapan pacarnya itu. "Sejak kapan, sih lo belajar gombal? Gak lucu tau. Gue yang mau marah jadi ketawa, kan?"
"Jangan marah mulu, Sel. Entar lo struk sebelum waktunya." Edgar mengucapkan kalimat yang sama, ketika mereka bertemu untuk yang kedua kalinya.
Ketika Selena menawarkan untuk mengajaknya pergi namun cowok itu malah menolaknya mentah-mentah.
Sebelah tangan Selena terangkat kemudian mencubit lengan Edgar. "Berani ya lo ngatain gue struk?"
Namun Edgar menarik tangan itu dan menempelkan pada dadanya. "Bukan lo, tapi gue yang bisa serangan jantung tiap kali bersama sama lo. Gue tau, gue bukan cowok romantis. Tapi lo lebih dari sekedar pacar buat gue. Posisi lo dihati gue, itu udah mengisi semua ruang yang ada di sana. Selama ada lo, gue gak perlu siapa pun lagi. Karena nyatanya, gue emang udah gak punya siapa-siapa lagi."
Edgar bisa merasakan perubahan raut wajah Selena. Tangannya yang ia genggam juga terasa dingin dan berkeringat. Ia tahu, ketakutan yang ada dalam diri Selena masih membekas sampai sekarang.
Tapi jika tidak dibiasakan, maka mungkin saja bekasnya tidak akan pernah bisa menghilang. "Liat gue, Sel."
Ucapan Edgar barusan mampu membuat Selena menoleh padanya. "Sedalam apapun luka yang lo dapat, lo harus ingat jantung gue berdetak buat lo. Artinya, selama nama gue masih disebut di muka bumi, luka yang lo punya masih bisa sembuh. Karena gue, gak akan membiarkan luka itu membekas, apalagi sampai membusuk."
"Apa gue bisa percaya sama lo, Edgar?"
"Lo gak harus percaya sama gue. Karena gue ada disamping lo bukan untuk mendapat kepercayaan dari lo. Tapi untuk memberikan lo kepercayaan diri yang baru."
Kata-kata Edgar sejak dulu selalu sulit untuk bisa Selena pahami. Tapi kali ini ia akan mengangguk. Sebab ia tahu, apapun yang Edgar lakukan tidak akan mencelakakannya. Apalagi sampai mengorbankan hubungan mereka.
Jika hari itu ia sampai celaka, maka itu akibat dari sifat keras kepalanya sendiri yang memaksanya untuk melibatkan diri dalam rencana Edgar.
***
Senin ini, SMA Gavedra kembali dihebohkan dengan kehadiran Primadona mereka, Selena Magdalena. Berbeda dengan biasanya, kali ini Selena sedikit mundur ketika kebanyakan siswa di sana menghampirinya seperti biasa.
Namun kemudian, ia merasakan tepukan dibahunya. Ketika ia menoleh ke samping, ia mendapati cewek dengan rambut diikat tinggi sedang menatapnya. Maureen mengangguk meyakinkan.
Mereka berdua kemudian berjalan tanpa mempedulikan lagi siswa yang mencoba untuk mendekat.
"Lo harus lawan rasa takut lo itu, Sel. Karena di sini lo gak salah, artinya gak akan ada satupun orang yang akan nyalahin lo. Jadi lo, tenang aja." Maureen tersenyum dengan pandangan yang masih fokus ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect [SELESAI]
Teen FictionCERITA MASIH LENGKAP SAMPAI ENDING Dia Edgar. Ketua ekskul PMR yang nolak jadi most wanted. Gak banyak orang yang kenal sama dia. Bahkan kalau dia gak dateng dan ngancem-ngancem, gue gak mungkin kenal sama dia. Dia Leo. Kakak kelas sekaligus kapten...