#7|Friendzone

113 70 10
                                    

Happy reading guys.

"Apa salahnya kalau Friendzone?"
-Arkan-

--🌻--

Hari yang indah tapi, tidak buat Filia sejak alram bahaya dengan otomatis memberi peringatan buat Filia saat ia melihat orang yang selama ini ia hindari tengah berada disudut koridor kelas seketika ide cermelang pun tercetus di saat yang tepat.

Filia berjalan ke arah perpustakaan agar Nathan tidak dapat mengikutinya tapi, dewi fortuna tidak berpihak padanya, Nathan dengan mudah mengelabui Ibu Bica dan Filia semakin mengerutuki kecorobohan yang selalu ia lakukan yakni membuat buku jatuh atau tubuhnya yang tak sengaja menyenggol badan kursi atau meja.

"Hai, baby" sapa Nathan dari belakang Filia.

Betapa kagetnya Filia, saat Nathan menatapnya dengan smirk yang mampu membuat buluk kuduk merinding dan tiba-tiba Nathan menyudutkan Filia di rak buku dan mengapit Filia dengan kedua tangannya, perlahan-lahan Nathan mendekatkan mukanya, dan tinggal beberapa centi hidung mereka bertabrakan. Can you imangination guys.

"Filia Sunny Alexandro, umur 17 tahun, friendlly, ceria, tapi malang, dan  punya banyak misteri hidup,  bokap jatuh sakit, dan parahnya masalah keluarga lo yang riwel," ujar Nathan pada daun telinga Filia dengan suara yang serak berhasil membuat atmosfer perpustakaan menipis.

Dengan berani Filia beradu tatapan tanpa mengikis jarak antara mereka berdua tanpa di bawah alam sadar mereka makin mendalami arti tatapan masing-masing. Biasa jurus telepati 'kan bisa mengistirahatkan mulut.

"Lo gak tahu apa-apa tentang gue dan keluarga gue!" tegas Filia dengan sebutan "lo-gue" yang menandakan ia sangat marah.

Ya, mau dia pendiam, agak pendiam, pecicilan, pecicilan tingkat dewa pun bakalan marah kalau ada yang nyinggung tentang masalah keluarganya. Siapa yang setuju angkat kaki, eh maksudnya angkat tangan, kayak lagu hands up, hands up seggy. Cie, yang nyanyi iklan sabun lifeboy, ngaku deh. Kalau gak, masuk selokan komplek.

"Lo kerja di Cafe Horizons sama HCI, lo punya abang yang umurnya beda 2 atau 3 tahun, bokap lo sekarang sakit-sakitan dan hampir bunuh diri, dan lo dianggap anak sial dalam keluarga bokap lo," kata Nathan tanpa menghiraukan  ucapkan mampu menambah detak jantung dan emosi Filia.

"Darimana dia tahu semuanya? Masalah itu sudah udah aku kubur sangat lama, apa dia ingin cari tahu? Sabar Lia, lo harus tenang," lubuk hati Filia dengan lipatan dahi yang kentara.

Ternyata Nathan sangat serius mencari latar belakang Filia, walau di tolak oleh pihak HCI, Nathan mempunyai Paman yang berkerja sebagai intelejen negara dan sekejap Nathan bisa mendapat informasi yang ia inginkan.

"Gue gak peduli lo udah tahu kehidupan gue dan gue gak kenal sama lo," ujar Filia sambil mendorong tubuh Nathan ke rak buku alhasil, satu dari sekian buku tebal itu berhasil membuat Nathan merintih kesakitan.

Filia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang