#4|Danau

190 89 40
                                    

Happy reading guys.

"Setiap orang punya masalah kehidupan dan setiap orang pun punya cara tersendiri menyelesaikannya."
-Arkan-

--🌻--

Hari berganti daun tetap bergururan menambah kesan musim panas semakin terasa di area Danau seberang sekolah. Banyak sekali orang yang berkreasi bersama keluarga, teman, dan pacar serta jomblo yang berkeliaran mencari pasangan.

"Ya Tuhan, sampai kapan aku menanggung kemalangan ini?! Apa aku selalu malang? Tolong jawab doa hamba mu ini," tulis Filia di perahu kertasnya.

Lalu, Filia mendekati tepi sungai dan mulai melepas perahu buatannya. Ia menangis tanpa mengeluarkan isakannya dalam waktu lumayan lama.

"Ya Tuhan, kenapa semuanya ini terjadi pada Filia? Apa Filia ceroboh? Hisk... Apa benar Filia hisk..." rancau Filia sambil terisak.

"Hey, kamu kenapa menangis?" tanya si cowok.

"Eh, gak ada apa-apa kok, tadi hanya kelilipan aja," kata Filia sambil mengusap air matanya.

"Cewek kalau bilang gak ada apa-apa berarti ada apa-apanya. Hm, kamu disini sendirian?" tanya si cowok sambil duduk di sebelah Filia.

"Iya, aku sendirian. Kamu juga sendiri?" tanya Filia.

"Enggak aku sama adek aku tapi dia udah pulang bareng temannya, btw kita belum kenalan, aku Arkan. Kamu?" tanya si cowok a.k Arkan.

"Lia, Filia." jawab Filia.

"Aku mau dong diajarim kamu ajarin aku perahu kertasnya," kata Arkan saat melihat Filia memegang perahu kertas.

"Ini kertasnya terus kamu tulis harapan kamu disitu." kata Filia sambil memberikan kertas origami dan ballpoint dan Arkan mengikuti intruksi Filia. Lalu, keduanya melepas perahu kertas ke aliran danau yang tenang.

"Aku tahu kamu sedih tapi ingat setiap orang punya masalah kehidupan dan setiap orang pun punya cara tersendiri menyelesaikannya." nasehat Arkan dan disetujui oleh Filia lewat anggukan kepala.

Arkan dan Filia bercerita dan keduanya kaget saat fakta bahwa mereka satu sekolah tapi gak saling kenal emang anak anti sosial club.

Tak terasa langit pun berwarna orangye dan keduanya memutuskan untuk pergi ke Cafe Horizons tempat kerja part timenya Filia.

"Ingat! Tiap kali kamu nangis bisa buat sumber mata air pecah." kata Arkan.

"Iya, Arkan. Makasih atas hiburannya." kata Filia dengan senyuman yang tulus.

"Kalau gitu aku pulang dulu. Bye Lia." kata Arkan sambil melambaikan tangannya.
Lalu, ia menyalakan motor dan berbaur dengan pengendara yang lain.

--🌻--

"Hay Lia!" sapa Arkan.

"Astaga naga bonar jadi dua. Arkan kalau tadi aku mati muda gimana?" kaget Filia sambil memukul badan tersangka a.k Arkan.

"Maaf Lia, muka kamu sih muram mirip banget kayak oli bekas bajaj milik Pak Dono." jawab Arkan.

"Kelihatan banget ya muramnya?" tanya Filia.

Filia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang