#9| Awal dari semuanya

96 62 4
                                    

Happy reading guys.

"Entah keberuntungan atau kesialan yang bakal gue terima setelah ini"
-Filia-

--🌻--

Sejak Nathan berada di Cafe, Filia merasa resah karena pandangan Nathan tertuju padanya. Beberapa kali ia memergoki Nathan sedang  memandangnya namun, Nathan tidak jerah, tetapi beberapa saat kemudian Filiae mendapati tempat duduk Nathan telah kosong. Terbesit tanda tanya pada pikiran Filia tentang menghilangnya Nathan.

"Filia, jam shif kamu sudah selesai. Dinda sudah datang mengantikan kamu. Hati-hati di jalan banyak setannya," kata Pak Tio, owner Cafe Horizons.

Filia pun berkemas dan bergegas ke luar dari Cafe Horizons. Ia berjalan ke arah rumah keduanya, danau di tepi jalan dan bersandar pada pohon besar itu. Tiap hari ia ada di sana menceritakan keluh kesannya tiap hari. Sempat ada seorang nenek yang mengatakan bahwa Filia seperti penghuni pohon besar itu.

Semilir angin malam pun mulai terasa, menerpa di setiap inci kulit dan dinginnya menusuk tulang beluang menerbangkan rambut panjang itu kian kemari, tangan lentiknya menari indah di atas kertas, mata bulatnya berbinar-binar.

Perlahan air bening menetesi origami bangau itu, isakan pun muncul saat ia teringat akan perlakuan yang ia terima akhir-akhir ini. Ia menangisi nasib malangnya yang kapan berakhir.

Pelukan hangat itu membuat ia makin histeri, ia merasa kehadiran sosok Ibunya. Usapan lembut pada kepala membuat ia merindukan kakaknya yang romantis itu.

Filia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang