Happy reading guys.
"Sakitnya terasa sampai tulang beluang"
-Filia---🌻--
'Tumben hari ini dia gak ada'
Pagi ini tidak sama seperti hari yang lain tidak ada colethan Nathan, tidak ada tingkah usil dan rayuan yang biasa berhasil membuat Filia merona pun tidak, bahkan Nathan saja tidak menjemput Filia.
Sudah hampir tengah hari, tetapi batang hidung Nathan pun tidak kelihatan sama sekali, sungguh Filia merasa sangat aneh saat Nathan tidak bersama dengannya.
Arkan menghampiri Filia dan sempat usil merombak rambut Filia, ia teringat kelakuan Nathan yang selalu merombak rambutnya saat ia cemberut.
Akhirnya, penasaran Arkan pun terungkap saat, Filia mengatakan nama Nathan padahal itu perbuatannya Arkan. Perlahan-lahan, Arkan membawa Filia duduk di salah satu bangku taman.
Dan dia meminta Filia untuk menceritakan hal yang membuat ia murung selama dua hari ini.Betapa emosinya Arkan saat mendengar nama Nathan. Tapi dia masih bisa mengendalikan diri di depan Filia.
Pembelajaran hati ini di tunda karena, para guru sedang rapat. Situasi semakin meriah, saat Boby dkk mengelar konser dadakan. Boby sebagai pemukul meja, Arthur sebagai pemain gitar, Guntur, Tinus, dan si gempal, Tono sebagai menjadi biduan.
Gelak tawa memenuhi ruang kelas XII Ipa 2, hari ini mereka sangat bahagia. Bahkan, banyak sekali yang datang menonton dan berjoget bersama. Wajah mereka berseri-seri, canda tawa selalu mengema, dan ada yang berbaur dengan Filia ya, walaupun tidak semua.
"Kita goyang lagi bang," seru Tono sambil naik di tempat cat tembok dan dia mulai melikuk-likuk badannya seperti seorang biduan bergoyang di atas panggung.
Sontak semua orang tertawa terpingkal-pingkal, sampai ada merekam moment langka itu, tetapi masih ikut berjoget.
Sret!
Terlihat Pak Demus berdiri gagah di depan pintu sambil memutar kumisnya. Semua murid masih membisu, tidak ada yang merubah gaya, suasana hening sangatlah akward.
"Kamu mau cita-citanya jadi pemimpin biduan?" tanya Pak Demus pada Tono.
"Ah masa? Saya mau benerin hiasan di atas Pak," elak Tono, sambil mengarahkan sapunya berkali-kali ke arah hiasan.
Hiasan di plafon kelas jatuh semua ke lantai, suara gertakan gigi terdengar. Tono, Tono, bukannya memperbaiki suasana malah memperusak suasana. Para singa yang awalnya sudah jinak kembali buas.
Desi dan Natalia yang mengerjakan semuanya itu makin geram saat Boby dan Guntur sengaja menginjak hiasan itu terlebih lagi Tinus dengan usilnya ia menjadikan hiasan itu sebagai kest dadakan.
Terjadilah aksi kejar-kejaran di dalam kelas, Pak Demus makin naik pitan saat, Tono tak sengaja menyenggolnya dengan tubuh gempalnya ditambah dorongan dari Tinus membuat Pak Demus dan Tono terjatuh di lantai.
Sungguh, miris pemandangan terjatuhnya Tono dan Pak Demus, tetapi tanpa rasa iba semua murid tertawa sampai ada yang menitikkan air mata karena saking terpingkal-pingkalnya. Pak Demus yang kurus harus menahan berat badannya Tono ditambah lagi ke lima personil konser dadakan menindih Tono.
Makin sesak nafaslah Pak Demus saat, bom alami cap sumur jengkol dan pete milik Tinus tercium pada indra penciuman Pak Demus. Sungguh kentutnya Tinus amat tidak sedap dan berpotensi membuat orang kejang-kejang, muntah, bahkan bisa pingsan, di tambah lagi bau keringat para personil yang khas bau badan kambing.
Semua orang pun khawatir dengan keadaan Pak Demus yang sedari tadi menutup mata. Semuanya bergegas mengangkat Pak Demus dengan tripleks menuju ke uks.
KAMU SEDANG MEMBACA
Filia [END]
Teen FictionCuss, guys dibaca ceritanya Dijamin kamu berasa seperti Ironmen dengan tingkah playboynya Nathan yang dikenal dengan cap internasional😱 # 1 | In Filia [Tiga bulan berturut-turut dari bulan Desember 2020 sampai Februari 2021] # 10 | Sad [01 Maret 20...