18|Suprise

110 43 27
                                    

Happy reading guys.

"Luka batin itu menyakitkan hati, meremuk jiwa, menghancurkan raga, membunuh rasa"
-Filia-

--🌻--

"Lia, besok malam kamu ikut party 'kan?" tanya Arkan. 

"Hm, iya aku datang kok dengan Nathan," jawab Filia dengan sedikit rasa takut.  

"Yang aku dengar dari Ibu Wita, Nathan sama Tasya bareng karena, mereka sama-sama colabs,

Filia keluar dari kelas dengan membawa novel tebal yang ia dapatkan dari Nathan. Filia menilik ruang kesenian secara teliti ia mencari targetnya. Nathan dan Tasya yang sedang latihan pun berhenti akibat kedatangan Filia yang tiba-tiba.

 "Sya, maaf ya gue ganggu. Lo ikut gue sekarang," mendengar jawaban dari Tasya, Filia langsung menarik Nathan keluar dai ruang kesenian. Sesampainya di ujung koridor  Filia menimpuk Nathan dengan novel tebal itu tanpa ampun. Filia sangat kesal dengan Nathan. 

"Lia, kamu kenapa sih? Baru datang main pukul," 

"Lo yang kenapa? Lo bilang maunya pergi sama gue, kenapa jadi sama Tasya. Lo tahu gue gak mau masuk lagi ke itu tempat. Gue tramau sama itu tempat Nathan, gue trauma! Gue takut keulang lagi!" seru Filia dengan pipi yang sudah basah dengan air mata. Nathan merengkuh Filia ke dalam dekapan yang erat dengan usapan kepala Nathan memberitahukan kebenarannya bahwa ia telah memohon Ibu Wita untuk mengijinkan Nathan dengan Filia karena Tasya mau pergi sama Boby, sang kapten basket CB.

Nathan mengantar Filia ke kelas dan semuanya mengira bahwa Filia yang selalu merayu Nathan karena, akhir-akhir ini mereka, melihat perilaku Filia yang berbeda saat bersama Nathan.

   --🌻--

Hari yang dinanti-nanti pun tiba, hampir semua ballroom tumpah ruah dengan manusia yang berpakaian mewah dan glamor serta topeng untuk menutup identitas mereka.

Nathan dan Filia memasukki ambang pintu Hotel Cempaka Internasional, tempat yang Filia merasa dirinya tak utuh lagi. Filia menyapa teman-teman kerjanya dan sempat mereka berpelukan beberapa saat.

"Enjoy the party, I hope you crying," suara yang melintas di pendengaran Filia membuat ia memegang tangan Nathan begitu erat karena, dirinya sudah diselimuti dengan ketakutan yang amat besar. Kegelisahan Filia makin kalut ketika, Nathan pergi ke backstage untuk persiapan diri untuk pentas. Awalnya, Nathan ingin membawa Filia, tetapi Filia menolak ajakan itu.

Penampilan demi penampilan memukau para hadirin. Filia hanya berharap kalau, Nathan dan Tasya cepat menampilkan colabs mereka.

"Lia, Nathan, itu Nathan," bisik Dini, pelayan hotel dengan nafas yang memburu-buru.

 "Iya,Nathan kenapa? Pelan-pelan ngomongnya," jawab Filia sambil memperagakan menghirup nafas yang baik.

"Nathan di gebukin sama orang pake baju hitam," kata Dini yang telah tenang.

"Nathan? Yang betul aja? Lo gak bercanda 'kan Din? 

"Betulan, itu dia. Gue hapal banget sama gerak-gerik badannya, dia pake baju kemeja warna putih, jas hitam, sama topeng biru 'kan" jelas Dini dengan suara yang besar membuat sebagian tamu melihat mereka. Filia membawa Dini keluar ballroom dan ia memeninta Dini untuk menjelaskan sedetailnya.

'Semua laki-laki pake kemeja putih sama jas hitam tapi, topengnya itu yang gue lupa,' Filia beragumen dengan fakta didalam batinnya. Setelah mendengar cerita Dini yang alot, Filia berusaha mencari keberadaaan Nathan. 

"Filia, Lia, Yuhu," teriak Ibu Wita sambil berjalan cepat ke arahnya. 

"Lihat Nathan gak? Nathan gak ada di bacakstage, bentar lagi dia tampil tapi, ksta Tasya dia mau keluar, tolong cariin Nathan ya," pinta Ibu Wita. Filia pun mengiyakan permintaan Ibu Wita karena, itu juga tujuannya. 

Filia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang