Part 4

877 73 5
                                        

"Besok pagi, aku jemput kamu jam setengah Sembilan pagi Mew. Bersiaplah... ajak May dan oat bersamamu. Kita akan bertemu dengan calon istrimu di pengadilan." Ohm kemudian beranjak pergi dari hadapanku.


Aku masih terdiam, masih memijat keningku yang semakin berat. Aku berjalan menuju kamar dan merebahkan diriku diatas tempat tidur. Tanpa aku sadari, aku telah tertidur dengan memegang kertas pengesahan wasiat Ibuku.


Aku mendengar suara May membangunkanku dari tidur. Aku melihat jam dikamarku menunjukkan pukul 7 malam, aku tertidur hampir 4 jam tadi.


"Kak Mew, bangunlah.. ayo kita makan malam, bibi som sudah memasakkan makanan kesukaanku..." May mengajakku untuk makan.

Aku tersenyum dan mengikutinya ke meja makan. Kamarku terletak dilantai 2, berdekatan dengan kamar May dan kamar Dean.

Di meja makan, aku melihat Boat, Dean,Mild sudah menunggu kami. Aku duduk ditempat duduk yang biasa aku tempati saat kami makan bersama.


"Ada yang ingin aku bicarakan dengan kalian setelah makan malam..." Aku berkata sambil menunjuk lauk yang ingin aku ambil kerah May.


Mereka semua mengangguk dan kami meneruskan makan malam kami dalam diam. Hanya sesekali May dan Mild bercanda dan saling melemparkan tawa.


Saat kami semua sudah duduk di ruang keluarga, kecuali Mild yang sudah tertidur dikamar May. Aku mulai membuka percakapan dengan meletakkan surat pengesahan wasiat Ibu di atas meja.

May langsung mengambil surat itu, membacanya dan melihat kearahku.


"Apa yang akan kakak lakukan?"

"Aku akan mengikuti keinginan Ibu. Lagipula itu adalah keinginan terakhir Ibu untukku, tidak mungkin aku menolak keinginan Ibu. Kamu tahu itu dengan baik kan May?" Aku melihat ke mata May untuk menunjukkan keyakinanku atas keputusan Ibu.

"Kak Mew, menikah itu bukan hal yang mudah seperti kakak menjalankan bisnis. Apalagi kakak sama sekali belum mengenalnya.." Lanjut Boat dengan nada khawatir.

"Mew, apapun keputusanmu, aku harap kamu mempertimbangkan dengan hati.... Ini pernikahan... tidak ada hasil untung atau rugi... tidak akan ada audit atau konspirasi. Pernikahan itu tentang hati dan perasaan Mew..." Dean berusaha meyakinkanku.

"Aku tahu, apapun yang akan terjadi, aku tahu Ibu dan Nattarin tidak akan menulis surat wasiat ini jika mereka tidak yakin dengan perempuan itu."

Aku mengambil nafas dalam dan membuangnya...

"Aku hanya ingin mewujudkan permintaan Ibu dan Nattarin. Kalian tahu kondisi Nattarin saat meninggalkanku.... 6 bulan aku tidak dapat berbicara dengannya karena terapi-terapi itu, dan kemudian diaa......"Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku, aku menangis mengingat betapa tragisnya kematian istriku saat itu.

May mendekatiku dan memelukku....

"Aku percaya dengan keputusan kakak, aku berharap perempuan itu dapat menggantikan posisi Ibu dan kak Nattarin dihati kakak." May sambil mengusap punggungku dan menenangkanku.

"Baiklah Mew, jam berapa besok Ohm akan menjemputmu? Dan kalian tahu? Hal ini Ohm tidak pernah bicarakan denganku! " Nada ucapannya terakhir mengandung nada yang sangat kesal karena aku yakin Dean mengira Ohm tidak percaya dengannya, sampai Dean tidak mengetahui hal ini.


Saat aku kembali ke dalam kamarku, aku melihat foto pernikahanku yang terpajang di dinding di atas televisi berseberangan dengan tempat tidurku.

Jatuh cinta padamu lagi...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang