"Ini beberapa foto tentang diriku, Ayah dan Ibu serta ada keluarga Thorn sampai usiaku 7 tahun. Setelah itu aku tidak memiliki foto lagi." Dia menyerahkan album foto itu.
Aku menerimanya dan membukanya. Kana lalu menceritakan satu persatu kejadian yang ada di foto itu, sampai di foto terakhir 3 lembar sebelum lembar terakhir. Aku melihat foto Kana yang masih berusia 7 tahun, tertawa di atas ayunan yang diikatkan di atas batang pohon didekat pantai.
"Foto itu diambil oleh Ibu pagi hari setelah kami sarapan. Kami kedatangan tamu dari Bangkok sehari sebelumnya, sahabat Ibu." Kana menunjukkan foto anak kecil yang berdiri melihat kearah pantai tidak jauh dari Kana
"Ini adalah kak Mew.."
Aku melihat kewajah Kana dan sedikit tidak percaya, aku melihat foto diriku saat berusia sekitar 11 tahun. Aku bahkan lupa pernah bertemu dengan Kana.
"Maafkan aku Kana, aku tidak mengingat pernah bertemu denganmu" Aku memegang jemari tangannya.
"Kak Mew bukannya lupa, tapi kak Mew memang tidak berkenalan denganku, karena aku tidak memberanikan diri untuk berkenalan dengan kak Mew.."
"Setelah mengantar tante Ploy dan kak Mew ke bandara, Ayah dan Ibu mendapatkan kecelakaan beruntun bersama dengan kendaraan yang lain dikarenakan ada salah satu truk penganggkut bahan bangunan mengalami putus rem, sehingga menabrak beberapa mobil sampai akhirnya truk itu terjungkal dan menabrak beberapa pembatas jalan dan berakhir di depan sebuah lobi hotel."
Aku memeluk Kana saat mendengarkan bagaimana orang tuanya meninggal.
"Ayah kak Mew memberikan aku biaya sekolah melalui program beasiswa, dan beasiswa itu dapat aku gunakan sampai aku selesai S2 bulan lalu. Aku tidak ingin menyia-nyiakan kebaikan Om Atid dan tante Ploy."
Kana menenggelamkan kepalanya didadaku. Aku mengelus rambut Kana yang sedikit lebih panjang dari bahunya. Aku mencium kepalanya dan masih memeluknya.
Kami terdiam, kemudian aku berkata
"Maafkan kami Kana, karena mengantar Ibu dan aku ke bandara Ayah dan Ibumu..."
"Dengan atau tanpa mengantarkan kak Mew ke bandara, Ayah dan Ibu memang akan menuju ke kantor pada jam itu. Jadi kecelakaan pun tidak akan bisa dihindari. Aku sudah berdamai dengan ini kak Mew, Thorn selalu ada bersamaku sejak itu. Bahkan Ibu dan kak Nattarin pernah mengunjungiku di Inggris beberapa minggu sebelum kak Mew menikah dengan kak Nattarin.."
Aku menjauhkan diri dari pelukan Kana "Kamu bertemu Nattarin?" aku bertanya dengan nada tidak percaya. Kana mengangguk dan kemudian dia menyerahkan satu amplop yang diatasnya tertulis untukku dengan tulisan tangan Nattarin.
"Aku boleh membacanya?" Kana mengangguk dan saat dia akan beranjak dari duduknya, aku menahan tangannya dan menariknya duduk lebih dekat denganku.
"Kamu istriku Kana, tidak ada yang aku sembunyikan darimu, bahkan dengan Nattarin." Kataku sambil menggenggam tangannya. Kana tersenyum dan duduk menyender dipundakku.
Aku membuka amplop itu, mengeluarkan kertas didalamnya dan aku mulai membacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh cinta padamu lagi...
Fanfic"Ayah bisa melihat langit biru Mew, luas dan tak ada ujungnya. Ayah hanya ingin hatimu seluas langit Mew, tapi tetap memiliki ujung agar Ayah dan Ibu bisa mendekati hatimu." Sambil menepuk pundakku, Ayah berlalu keluar dari ruanganku. ------- "Tuan...