Dan seperti yang dijanjikan, Heejin bersiap-siap untuk keluar dari asrama atau bahkan keluar dari Hogwarts, karna Jeno meminta Heejin untuk menemuinya disebelah Whomping Willow, dimana saja asal bisa aman dari pohon gila itu.
Cukup aneh memintanya untuk datang kesini, otaknya berputar terus selagi menunggu, kira-kira apa yang dilakukan Jeno disini pagi-pagi.
Pukul empat semestinya tidak susah karna Heejin juga pernah keluar di jam itu sebelumnya. Ia tak memberitau yang lain—Jaemin, Renjun, Chenle, Jisung, Gowon, apalagi Mark, ia sudah berjanji.
Hawanya dingin, semenit setelah Heejin merapatkan jaketnya, seorang Albus Dumbledore—tanpa disangka-sangka, sudah berdiri tepat didepan Whomping Willow yang entah mengapa tak menyerangnya sama sekali, apa karna dia seorang kepala sekolah atau apa?
Heejin berdiri dari tempatnya duduk di bibir hutan, beberapa saat sosok yang ia kenal muncul dari salah satu akar pohon yang membuka, Jeno, memegangi lengannya, dengan tampang yang tak terurus. Heejin bingung sekali, apa yang sebenarnya terjadi.
"Kau baik-baik saja Jeno?" Suara berat Albus Dumbledore berdengung di pagi yang dingin ini. Heejin tak cukup mendengarnya karna agak jauh.
Lee Jeno menunduk, "Tidak terlalu, sir" Jawabnya begitu lemah.
Professor Dumbledore juga menunduk, kemudian ia mengambil sebotol penuh dan ia berikan pada Jeno.
"Ayo, kutemani kau masuk, kau bisa berdiam di ruanganku dulu seperti biasa, akan kubantu mengobatinya" Dumbledore tanpa pikir panjang mengusap kepala anak itu yang sungguh malang baginya, "Kau sudah sangat kuat menghadapi ini semua, bagaimanapun kau harus terbiasa, aku tak bisa membantumu lebih banyak lagi, maafkan aku"
"Tidak Professor, kau membantuku lebih dari siapapun, bisa bersekolah disini, aku sudah merasa cukup untuk berpura-pura normal setidaknya" Jeno mengangkat kepalanya menatap Professor Dumbledore, ia tersenyum.
"Aku akan terus membantu sebisaku" Professor Dumbledore mulai berjalan mendahului.
"Ekhm, maaf Professor, jika kau tak keberatan, mungkin aku boleh disini dulu, aku akan segera keruangan Professor sebelum yang lainnya bangun, hanya butuh waktu sedikit lagi"
"Oh begitu, apa mau kutemani disini?"
"Tak apa Professor" Senyuman mengambang di wajah Jeno yang banyak goresan disana-sini lebih dari satu.
"Baiklah hati-hati Jeno, kutunggu diruanganku" Albus Dumbledore berlalu pergi.
Kini Jeno duduk, mencoba menyamankan dirinya meski sakit disana-sini, botol pemberian Professor Dumbledore masih ia pegang erat-erat. Syukurlah meringis menahan sakit sudah menjadi teman sejatinya bahkan sejak ia kecil.
Di ujung hutan Heejin sudah bergerak menapaki rerumputan, ia lihat Whomping Willow itu masih tenang, mungkin Professor Dumbledore telah menyihirnya.
Heejin beranjak mendekati Jeno, ia lihat banyak luka di wajahnya, kepanikan menghampiri Heejin dengan seharusnya, ia mulai berlari.
"Jeno, k- kau kenapa? Kutemani ke Madam Pomfrey?" Tawar Heejin, sudah tampak tak tenang sedikitpun, entah kenapa Professor Dumbledore masih tak membawa Jeno ke Madam Pomfrey jika melihat luka-luka itu diwajahnya. Jeno tersenyum menatapnya lemah, seluruh badannya menunduk, tak punya tenaga,
"Jeno??"
"Tenang, ini bukan apa-apa-"
"Bukan apa-apa, kaukira-"
"Hei tenang dulu, duduklah disini" Jeno menepuk-nepuk rerumputan, Heejin langsung duduk disebelahnya.
"Jeno-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wolfsbane ✔
Fantasy[Wizarding Worlds AU] Menyimpan sebuah rahasia bukanlah hal mudah. Ada alasan tertentu suatu hal disimpan sendirian, tak ingin menyakiti orang-orang tersayang, Lee Jeno lebih memilih untuk mengubur rahasianya dalam-dalam, sampai seorang gadis singa...