P.14 [prediksi garam]

173 43 9
                                    

Entah mengapa ditengah ujian O.W.L murid tahun ajaran kelima, Quidditch bisa-bisanya diadakan. Dan jelas yang akan bertanding adalah Slytherin versus Ravenclaw.

Jaemin dan Haechan yang tidak pernah akur pun hari itu kompak untuk berprotes karna sore itu bakal ada ujian Professor Trelawney, meski ujian itu bisa diakali, tetap saja Quidditch akan mengganggu waktu ujian mereka.

Namun podium-podium sudah hampir terisi penuh. Dan tak mungkin pertandingan itu dibatalkan.

Jinsoul berlari dengan kantong berisik sampai ke menara astronomi. Ia bisa jatuh di anak tangga teratas saat ia menemukan laki-laki duduk manis seperti menerawang nasibnya. Jantungnya berdegup kencang entah kaget atau apa.

Jinsoul sampai heran sendiri kenapa ia terus menerus menemukan Lee Taeyong dimanapun. Meski yang terakhir bertemu memang ia sengaja, agar Yuta mau minta maaf padanya.

Taeyong juga terlihat kaget saat Jinsoul mendadak muncul di tangga.

Jinsoul melewatinya tanpa berkata apapun, karna memang biasanya dia tak bicara pada siapapun kecuali anak asramanya sendiri.

Dari menara astronomi, ia bisa melihat lapangan Quidditch dan anak-anak yang sedang bertanding diatas sapunya. Jinsoul mengeluarkan benda dari sakunya. Teropong kecil berwarna pink perak kelihatannya sangat mahal.

Dengan begitu Jinsoul bisa melihat jelas siapa yang sedang bertanding disana. Ia baru melihat Haechan—si Beater, turun menukik dan melempar bola Bludger keras-keras pada anak berbaju biru yang Jinsoul tak tau namanya.

Ia mau berteriak, seketika ingat jika ada anak lain dibelakangnya.

Dan yang bikin kesal saat Jinsoul mau menoleh melihat anak itu, ia sudah ada disebelahnya. Diam-diam Jinsoul bergeser mau jauh-jauh darinya.

"Kau nonton Quidditch dengan benda itu? Kenapa?" Tanya Taeyong.

Jinsoul menatapnya seakan mengatakan "suka-suka, apa pedulimu"

Tapi Taeyong tidak memperdulikannya dan tetap meminta jawaban.

"Kena bola Bludger itu sakit, aku tidak mau lagi"

Seketika raut wajah Taeyong berubah, "Gara-gara aku!" Ucapnya hampir berteriak, "Maaf aku benar-benar tidak sengaja, pasti sakit, kau jadi trauma dan hanya bisa menonton dari jauh, maafkan aku"

Jiwa Hufflepuffnya kumat, Jinsoul melihat kearahnya tak biasa. Ia juga tak mau berkomentar apapun atas permintaan maaf Taeyong tadi.

Ia melihat lagi dari balik teropongnya. Jinsoul kira dengan ia berlama-lama diam, Taeyong akan segera pergi. Namun ia masih disana, sepertinya memang tidak berniat pergi.

Saat Jinsoul menurunkan teropongnya dan menoleh, Taeyong sedang melirik dari sudut matanya.

Dengan kikuk laki-laki itu berkata, "Apa menurutmu seharusnya aku minta maaf duluan pada Yuta sebelum kau menyuruhnya minta maaf"

"Kau kan tidak salah"

"Tapi-"

"Menurutmu sendiri bagaimana? Apa seharusnya kau minta maaf duluan?"

Taeyong diam masih menunduk. "Apa ini pertama kalinya kau bicara dengan anak sepertiku?"

Ia mendongak melihat persis pada bola mata kehijauan dibalik kacamata bulatnya, namun Jinsoul langsung membuang wajah. Apa juga maksudnya malah membahas hal lain dan bertanya seperti itu.

"Anak sepertimu bagaimana maksudnya?"

"Aku dengar tentangmu yang hanya mau berteman dengan orang-orang tertentu"

Wolfsbane ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang