P.12 [kembali]

171 46 41
                                    

Saat kembali ke Hogwarts, musim telah berganti, cuaca lebih hangat sedikit, saat dedaunan di sekolah mulai gugur, namun bukan berarti mereka bisa santai-santai di taman karna mereka yang berada di tahun ajaran kelima harus menghadapi O.W.L.

Lee Jeno sendiri sangat antusias saat kembali kesekolah terlebih saat ia sudah merasa sangat cukup membebani ayahnya yang harus mengurus dua Werewolf sekaligus-dia sendiri dan juga ibunya, meski jika disekolah ia akan merepotkan kepala sekolahnya, Professor Dumbledore, setidaknya ia bisa berjalan sendirian ke Shrieking Shack.

Oh dan saat liburan natal ia mendapat tiga surat, satu dari Jeon Heejin, Na Jaemin sahabatnya, dan seniornya, Kim Doyoung.

Doyoung menulis surat panjang berisi alasan mengapa Jeno harus, harus, harus! Ikut team Quidditch, membuat Jeno frustasi karna kondisinya seperti ini dan keinginannya masuk team Quidditch malah semakin membesar.

Satu-satunya murid yang bersemangat menghadapi O.W.L adalah Huang Renjun. Otaknya yang berbeda level dengan kebanyakan orang, tentu saja bisa diandalkan.

"Nuna!" Panggil Renjun pada seorang gadis berambut panjang hitam.

"Oh Renjunie ada apa?"

"Ada yang mau aku tanyakan pada nuna tentang mata pelajaran Rune kuno"

"Oh begitu" Yves tersenyum tak merasa keberatan sama sekali, ia mengajak Renjun duduk disalah satu kursi batu di lorong Hogwarts.

"Yves!" Sapa seseorang yang baru melewati mereka.

Itu Jung Jaehyun.

Renjun melongo, "Hah memangnya kalau sudah pacaran bisa menyapa sesantai itu?" Tanyanya.

"Hem apa kau bilang?"

"Nuna bukannya pacaran dengan Jaehyun hyung? Aku lihat kalian berdua di Madam Puddifoot"

Kini Yves tampak mengerti, "Ah itu, aku hanya mengincar bukunya"

Renjun tambah melongo, "Jadi kalian tidak-"

Yves menggeleng dan mulai membuka buku Rune Kuno milik Renjun.

Renjun ber-ah ria mengingat Park Gowon, jika gadis itu tau, ia bisa marah-marah padanya, padahal itu sama sekali bukan salahnya. Ia pasti akan berkata, "Seharusnya kita masuk kesana saat itu!" Sambil berteriak.


° w o l f s b a n e °


Jung Jinsoul hendak kembali ke asramanya melewati taman sekolah, ingin cepat-cepat sampai karna sudah terlalu lama ia meninggalkan tempat tidurnya. Suara anak-anak perempuan masuk mengganggu perjalanannya.

Ternyata mereka adalah adik kelasnya sendiri sedang berkerumun dibalik dinding memandang sembunyi-sembunyi ke arah taman.

"Huh lihat dia, wajahnya diukir dengan sempurna oleh Tuhan" Kata salah satunya mengalihkan perhatian Jinsoul.

Siapa yang tampan yang sedang mereka bicarakan. Jinsoul rasa tak ada yang tampan sekali disekolahnya.

Jinsoul berlari sambil mengaum pada mereka semua, "Pergi belajar kalian semua huaaakk"

Adik-adik kelasnya langsung lari ketakutan, cantik-tapi mengerikan, mana ada adik kelas asramanya sendiri yang tak takut pada Jinsoul, terlebih wajahnya terlihat seperti ratu peminum darah.

Jinsoul mencari-cari setelah mereka pergi, hanya ada seorang disana, dan jelas bukan salah satu orang yang mau ia temui.

Ia menghiraukannya sebelum ia teringat kejadian sebelum liburan natal kemarin. Ia pun kembali dan pergi mendekatinya.

Wolfsbane ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang