Malam hari seperti biasa Jeno akan duduk didepan perapian asramanya yang nyaman. Anak-anak yang lain juga sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing disana, lebih banyak yang berkegiatan main Dungbomb atau lelucon lainnya.
Jeno sebagai prefek seharusnya menegur mereka yang bukannya mengerjakan tugas malah bermain-main, tapi ia hanya diam saja di sofa merah bludrunya, tak seperti biasanya.
Heejin baru turun dari undakan kamar perempuan dan langsung duduk disebelah Jeno, sengaja membenturnya, itu jelas bukan apa-apa buat Jeno, karna dari badan saja sudah jelas, badan Heejin terlihat seperti kelinci kecil dan Jeno adalah anjing berotot.
“Jisungie lagi mengerjakan PR?” Kata Heejin hampir berteriak.
Jisung sendiri sudah duduk dilantai berkarpet tebal persis didepan Jeno. Kelihatannya tak bisa dan tak mau diganggu oleh teriakan perempuan nyaring sekalipun.
“Lebih baik jangan kau ganggu” Heejin menoleh pada suara disebelahnya, wajahnya tampak pucat, dan jika diperhatikan tangannya sedikit gemetar.
“Kau sakit?” Ia mulai khawatir.
“Tidak”
“Jelas kau sedang tidak baik-baik saja, wajahmu pucat sekali” Tangan Heejin menyambar keningnya untuk diperiksa suhu tubuhnya. Jeno menghindar. “Mau ke Madam-”
“Tidak, disana mengerikan”
“Kutemani”
Asal Heejin tau saja Jeno bukannya takut hantu atau lainnya, Jeno lebih takut pada Madam Pomfrey yang akan memaksanya meminum sesuatu yang tak pernah terasa enak.
“Heejin nuna, apa yang akan kita dapatkan jika mencampur Horklump dan lendir cacing Flobber?”
Fokus Heejin berpindah saat Jisung menoleh dan bertanya padanya, belum lagi Jisung menanyakan mata pelajaran ramuan, ia pasti teralihkan.
“Oh tentu saja ramuan hidup bagai mati”
Alis-alis anak itu yang berjarak dua tahun lebih muda dibanding Heejin, menaut. Ia memeriksa kembali buku-bukunya. Selama bukan pelajaran Arithmancy, Jisung masih bisa serius mengerjakan semua tugasnya.
“Bukannya ramuan hidup bagai mati masih harus memasukkan banyak bahan-bahan lainnya-”
“Tentu saja, tapi dua bahan itu termasuk didalamnya”
“Kalau begitu bukan menghasilkan ramuan hidup bagai mati, yang ditanyakan disini-”
Heejin menyambar kertas perkamen Jisung hampir sobek karna ia tak pelan-pelan, Jisung bisa saja menangis saat itu juga.
Jisung merebut kertas itu lagi, “Aih sudahlah nuna sepertinya memang tak terlalu pintar pelajaran ramuan”
Wajah Heejin memerah karnanya, “Heh enak saja, aku ini yang terpintar dibidang itu, kesinikan perkamenmu, biar kujawab semua tugasmu”
KAMU SEDANG MEMBACA
Wolfsbane ✔
Fantasy[Wizarding Worlds AU] Menyimpan sebuah rahasia bukanlah hal mudah. Ada alasan tertentu suatu hal disimpan sendirian, tak ingin menyakiti orang-orang tersayang, Lee Jeno lebih memilih untuk mengubur rahasianya dalam-dalam, sampai seorang gadis singa...