P.25 [malam bulan bersama]

420 55 82
                                    

Seorang gadis berdiri di ambang pintu memerhatikan segala hal yang terjadi.

Mark menariknya masuk, "Ramuan yang dibuat oleh ahli ramuan terhebat tahun ini, Jeon Heejin" Goda Mark.

Mark juga satu-satunya yang tau jika ramuan itu dibuat oleh Heejin, hasil paksaannya saat gadis itu mengembalikan buku berhasil membuat Heejin memberitahukan kalau ia sedang membuat ramuan baru untuk Jeno.

Jeno dan Heejin saling bertatapan. Tak peduli jika Jeno masih tak mau bicara padanya, melihatnya senang juga membuat Heejin senang.

Gowon bergerak cepat dan tiba-tiba memeluk Jeno yang baru saja berdiri.

Semuanya terkejut, terlebih Huang Renjun.

Gowon tersenyum pada Renjun yang sedang melongo "Ck ayo kesini cepat"

Tak ada jawaban dari Renjun, tampaknya ia masih terkejut.

"Renjun! Sini" Renjun pun berlari padanya. Gowon menyuruhnya memeluk juga.

"Terus kalian tunggu apa?" Tanya Renjun pada yang lain.

Chenle dan Jisung beranjak mendekat.

"Aku juga mau pelukan" Kata Haechan. Ia juga menarik Olivia.

Mark dan Kim Lip menyusul, membuat pelukan mereka semakin besar.

"Cepat kesini" Kata Chenle pada Choerry.

Dan Jaemin datang terakhir.


Oh..

Bukan terakhir..


"Kau lihat apa?" Tanya Jaemin pada Heejin.

Heejin tersenyum bahagia, tak dapat ia jelaskan bagaimana rasa bahagia itu.


Heejin yang terakhir.


"Pengap sekali" Kata Jisung setelah beberapa saat.

"Akhh menyenangkan sekali, tapi dimana pacarku?" Jaemin menyempatkan diri untuk berprotes.

"Dia tidak dapat undangan dari Professor Dumbledore" Entah siapa yang mengatakan itu.

"Aku tak paham mengapa aku melakukan hal bodoh seperti ini dengan kalian" Kata Haechan si perusak suasana. Renjun juga tak mengerti mengapa ia ada disini.

Gowon melepaskan pelukannya sebentar, "Tunggu tunggu, dimana Jeon Heejin?"

Yang dipanggil mengangkat tangannya diudara.

"Kau seharusnya disini, cepat cepat"

Semua bergeser memberi jalan untuknya, dihadapannya adalah Jeno, entah kenapa ia tak bisa bergerak.

"Heu cepat Jin, biar bisa peluk Olivia lagi" Kata Haechan menarik tangannya untuk mendekatkan dia dengan Jeno.

Jeno juga tak tau bagaimana harus berkata padanya. Ia memilih untuk langsung memeluknya.

Saat Jaemin pertama kali tau rahasia Jeno tentang kondisi Werewolfnya, jantung Jeno berdetak sangat keras, namun kali ini lebih keras lagi rasanya.

Dan mereka pun berpelukan kembali. Merasakan kehangatan— oh maksudnya kepengapan satu sama lain lagi.

"Terimakasih Jeon Heejin" Suaranya lembut ditelinga Heejin.

"Siapa itu barusan yang bicara?" Tanya Haechan celingukan.

Olivia mencari-cari kepalanya untuk dipukul, "Ih bodoh, Lee Jeno lah"


Plakk! Olivia menemukan kepalanya.


Wolfsbane ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang