P.17 [musim panas]

181 45 5
                                    

Suara kelambu digeser terdengar. Kim Lip dengan penutup mata gambar harimaunya keluar membuka kelambu Heejin yang berantakan.

Ia melihat Heejin tidur telungkup dan menyembunyikan wajahnya yang penuh air mata didalam bantal.

"Heejin ada apa?"

Kim Lip lihat sepatu Heejin yang ada diatas tempat tidur kotor oleh tanah.

"Heejin?!" Panggilnya lagi.

Kim Lip dengan tenaga laki-lakinya menarik Heejin sampai terduduk, ia terus menangis dan tak mau bicara.

Heejin memeluknya tiba-tiba setelah Kim Lip menyeka rambut Heejin yang tertempel di wajah basahnya.

"Heejin siapa yang membuatmu menangis, bilang padaku!"


° w o l f s b a n e °


Sejam sudah Heejin masih tak mau bicara tentang apa yang terjadi. Kelas pertama mereka hari ini akan dimulai beberapa menit lagi. Sambil merapikan dasi merah emasnya, Heejin masih sedikit terisak.

"Hentikan itu!" Kata Kim Lip tiba-tiba, ia paling kesal mendengar orang menangis. "Apa yang terjadi padamu? Cepat ceritakan padaku, kalau sampai ada yang menyakitimu akan kukuliti dia, siapa? Kau diapakan?" Serang Kim Lip bertubi-tubi.

"Aku tak bisa ceritakan" Heejin menyeka hidungnya.

"Aku masih heran kalau ada rahasia-rahasiaan seperti ini diantara teman sekamar" Heejin masih tak bergeming. "Baiklah kuceritakan rahasiaku, aku suka dengan senior kita, Mark Lee yang kurang ajar dan sudah bohong padaku"

Heejin tersedak padahal tak sedang minum apapun.

"Apa?!"

"Aku cemburu saat kau bilang dia datang dengan Chuu itu"

"Makanya kau mengumpat?"

Kim Lip mengangguk. "Sudah kuceritakan, sekarang kau"

Heejin nampak ragu-ragu, ia juga ingin cerita pada Kim Lip.

"Kau ingin kubunuh!"

"Baiklah baiklah" Heejin mengacak rambutnya frustasi. "Dia menciumku"

"Apa? Siapa?"

"Lee Jeno" Heejin bahkan takut-takut menyebut namanya, hatinya berdegup.

Kini Kim Lip yang tersedak, "Serius? Kapan? Dimana?" Kim Lip heboh wajahnya menjadi liar, seperti memikirkan yang tidak-tidak.

"Tadi pagi" Jawab Heejin seadanya.

"Kau menyukainya?"

"Jeno? Tentu saja tidak"

Yang benar saja.

"Kalau begitu dia yang suka denganmu"

"Bukan begitu" Heejin setengah berteriak.

"Terus bagaimana, dia kan selalu denganmu. Mana mungkin laki-laki mencium perempuan yang tak dia suka"

"Pokoknya bukan begitu" Bukan berarti Jeno suka kan, dia begitu karna sedang mengancamnya. Heejin juga tak bisa menceritakan lebih lanjut, karna ia bisa membeberkan tentang kondisi Jeno. Intinya bukan begitu.


° w o l f s b a n e °


Heejin duduk jauh-jauh dari Jeno tak seperti biasanya. Ia duduk dengan Kim Lip yang terus-terusan melihat kearah dua manusia itu bergantian.

Wolfsbane ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang