P.18 [dittany of crete]

161 43 7
                                    

Jeno tercekat saat mau menulis akhir suratnya pada Heejin.

“Salam sayang Jeno, salam sayang Lee Jeno, salam sayang Lee Jeno” Ia berbisik sendiri mengulang kata-katanya. “Sebaiknya jangan, salam Lee Jeno? Apa begitu saja?”

Jeno merobek-robek kertasnya dan membuang kesembarang tempat. Sudah berapa kertas yang ia buang karna ia rasa kata-kata dalam surat itu belum tepat. Belum lagi permintaan maafnya mungkin tak cukup agar bisa Heejin maafkan setelah kejadian bodoh yang ia lakukan kemarin sebelum liburan musim panas.

Jeno tak kuat jika harus mengingat kejadian itu, malu sendiri.

“Lee Jeno! Cepat turun kesini dan bantu aku memotong semua ini” Teriak kakak perempuannya.

Jeno melupakan sejenak surat itu.


Ia lihat kakaknya dengan rambut berantakan dan pakaian penuh tanah sedang memetik tumbuhan-tumbuhan berbunga.


° w o l f s b a n e °


Saat liburan panas telah selesai tak banyak yang berubah di Hogwarts. Saat perjalanan murid-murid kembali ke sekolah dengan Hogwarts Express, Heejin masih belum menampakkan diri di kompartemen Dreamies.

Jaemin bilang ia sempat melihat Heejin sekompartemen dengan teman sekamarnya Kim Lip. Mark Lee juga tak menampakkan diri disana, ia berkumpul dengan para Head Boy dan Head Girl sekolah di kompartemen lain, membicarakan segala pekerjaan yang menanti mereka di Hogwarts nanti. Sibuk sekali dia.


Kim Lip membuka pintu kompartemen lebar-lebar. Ia lapar, dan yang ada dibayangannya adalah Pumpkin Pasties.

“Heejin mau beli sesuatu?”

“Entahlah coklat kodok? Coklat bisa mengembalikan mood kan?”

“Tambah lima coklat kodok, Madam” Kim Lip sudah pusing melihat Heejin seperti itu. Lunglai seperti tak punya tenaga saja. Ya ampun.

Kim Lip mengacak-acak isi tasnya karna ia tambah lima coklat kodok, dan Heejin sepertinya tak akan mengeluarkan uang, jadi ia ambil dari dompetnya sendiri.

Suara gadis menangis menyita perhatian wanita trolley dan juga Heejin.

Heejin yang sebelumnya tak punya tenaga menguatkan diri beranjak mengintip dari dalam kompartemennya.

Ia lihat Mark. Heejin sudah ceria mau menyapanya tapi gadis yang menangis itu ternyata Kim Chuu. Mark sedang menenangkannya.

“Maaf Chuu.. Sudah ya..”

“Lip, kesini cepat!” Kata Heejin tak memerdulikan wanita trolley yang seperti mengatakan, “Ya ampun anak muda jaman sekarang”

“Apa sih, masih cari uang”

“Cepattttt”

Anak ini, lama-lama ingin Kim Lip buang lewat jendela kereta saja.

“Ini Madam” Kim Lip menemukan uangnya dan memberikannya pada wanita trolley.

Sepucuk jemari Kim Lip keluar dari kompartemen saja Heejin langsung heboh dan menariknya.

“Duh apasih” Protes Kim Lip.

“Lihat itu Mark oppa sama Chuu unni”

Seketika Kim Lip ikut bersembunyi.

“Tadi Mark minta maaf padanya, mungkin sebentar lagi mereka putus.

Syukurlah, Kim Lip ber-yes ria didalam hati.

“Ta- tapi Jungwoo oppa-”

Chuu menangis lagi, Mark terlihat bingung harus apa, Kim Lip dan Heejin sendiri juga bingung.

Wolfsbane ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang