Terima kasih

274 41 2
                                    

Semua hal selalu punya akhir, seperti pertandingan yang sekarang baru saja berhenti. Pertandingan yang sudah berlangsung lama dan mendapat siapa juaranya.

Kedua tim bermain dengan sangat baik, mereka bermain sportif dan berjuang hingga akhir. Selisih poin yang mereka dapatpun hanya sedikit. Tapi bagaimanapun semua pertandingan hanya akan ada satu pemenang. Dan kali ini kemenangan diterima oleh tim dari sekolah tuan rumah, tim sehun.

Tapi tim lawan menerima kekalahan dengan lapang dada, karena harus mereka akui tim sehun memang lebih hebat dari mereka. Itupun tidak membuat mereka berkecil hati karena sehun dan teman se-timnya juga bukan orang-orang yang ketika mereka meraih kemenangan akan mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dan berlaku sombong.

Sejeong sedikit kesusahan saat berjalan karena membawa beberapa nasi kotak ditangannya.

"Mau gue bantuin?" Suara yang sedikit sejeong kenal karena akhir-akhir ini banyak bicara dengannya, sehun.

"Eh- udah selesai tandingnya?" Sejeong menghentikan langkahnya.

"Udah..." jawab sehun sembari mengambil beberapa kotak nasi ditangan sejeong.

"Menang nggak?"
Tanya sejeong sambil melanjutkan langkah mereka.

"Menang dong, kan lo suruh menang tadi pagi"

"Wahh... selamat ya"

"Diselamatin doang nih? Nggak ada hadiahnya?"

Saat sejeong hendak membuka mulut untuk menjawaab perkataan sehun, ada yang memanggil nama sejeong, yang mebuat mereka berdua menengok.

"Sejeong"

"Doyoung? Ada apa?"

"Nggakpapa, mau keruang panitia ya?"

"Iya, lo sendiri?"

"Sama, boleh bareng nggak?"

"Boleh kok, oh iya kenalin ini sehun, hun ini doyoung"

Sehun dan doyoung berjabat tangan memperkenalkan diri masing-masing.

"Tadi ikut main basket kan?" Tanya doyoung ke sehun.

"Iya, lo nonton tadi?"

"Kebetulan gue panitia dilapangan jadi gue lihat lo, main lo keren" puji doyoung yang ditanggapi senyum canggung dari sehun.

"Iyalah kan dia kapten" sejeong menyahuti perkataan doyoung.

"Lo kapten? Pantes tim lo menang kaptennya aja gini hehe" doyoung mengacungkan dua jempolnya.

"Jangan dipuji terus, ntar terbang gue. Lagian tim sekolah lo juga keren kok mainnya" sehun tidak enak terus-terusan mendapat pujian, apalagi sejeong yang sering mencelanya hari ini juga ikut memujinya. "Oh iya, kalau lo juga mau keruang panitia sama kaya sejeong mending lo yang bantuin sejeong bawa ini, gue mau ganti baju, udah bau kringet ini" sehun memberikan nasi kotak yang ia ambil dari sejeong tadi dan diserahkan ke doyoung.

"Yee... Tadi bilangnya mau bantuin, sekarang malah dioper ke orang lain" protes sejeong.

"Halah... nggak usah protes, gue tau dalem hati lo seneng"

"HAH?!!" sejeong nggak nyantai gaes.

"Hahaha semangat bro pepet terus sampai dapet" sehun tertawa dan beralih menepuk-nepuk pundak doyoung setelah itu berlalu pergi.

"Nggak usah dengerin tuh anak, sumpah, nggak jelas emang anaknya" sejeong sedikit salah tingkah dan melanjutkan langkahnya.

"Joeng... minggu depan ada acara nggak?" Doyoung bertanya dengan ragu-ragu ke sejeong.

RAIL [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang