Krystal tidak tahu apa dia masih bisa disebut sebagai sahabat sejeong atau tidak. Dia baru tahu bahwa sejeong sedang berduka atas kepergian doyoung tadi disekolah. Sejeong tidak masuk, tapi setelah bertemu Sehun, laki-laki itu bilang mungkin sejeong masih terpukul dengan kepergian doyoung yang mendadak. Maka dari itu, krystal tidak perlu berpikir dua kali untuk pergi kerumah sejeong sepulang sekolah.
Kedatangannya disambut hangat oleh mamanya sejeong. Rumah tampak sepi, tidak ada sambutan ceria yagbbuasanya sejeong lakukan setiap krystal bertandang kerumahnya. Kata mamanya sejeong, dari kemarin anak itu menolak untuk keluar kamar. Bahkan sejeong tidak memiliki selera makan sama sekali, hanya satu atau dua suap nasi, lalu anak itu akan menyudahi makannya.
Tok tok tok.
Tak ada jawaban apapun dari sejeong.
"Je... Ini gue ital, gue masuk ya." Tetap tidak ada jawaban, tapi krystal memutuskan untuk masuk kedalam kamar sejeong.
Sepi. Itu hal pertama yang krystal tangkap, tidak ada lagu-lagu day6 yang biasanya terputar dari speaker bluetooth diatas meja belajar sejeong. Biasanya setiap berada dirumah, yang selalu sejeong nyalakan setiap dia ada dirumah, entah berada dikamar atau tidak, musik itu akan selalu terputar.
Sejeong berbaring memunggunginya, lalu krystal mendekat. Duduk diujung kasur sejeong, gadis itu tidak tidur. Tapi sorot matanya kosong, matanya sembab wajahnya kacau, dan air matanya masih menetes sesekali. Krystal seakan ikut hancur melihat keadaan sahabatnya itu. Krystal masih bergeming, dia berfikir sejeong masih butuh ketenangan, dan memaksanya berbicara apalagi bercerita akan membuat gadis itu semakin terluka dan mengingat kekasihnya yang telah tiada. Tangan krystal mengelus lembut lengan sejeong, memberi semangat tanpa kata.
"Doyoung pergi tal." Suara serak serta lirih itu terucap dari bibir sejeong. Krystal mengangguk tetap tak berucap, dia terlalu bingung harus menjawab apa, memberi jawaban realistis atau sesuatu yang menenangkan, tapi dia tetap memperhatikan sejeong menunggu gadis itu melanjutkan ucapannya. "Gue baru sebentar pacaran sama dia, gue bahkan belum tau semua hal tentang dia, tapi dia..." gadis itu tidak bisa melanjutkan ucapannya, air matanya kembali menetes tanpa permisi.
"Dia orang baik, makanya Tuhan manggil dia lebih dulu."
"Apa gue nggak cukup baik, sampe-sampe gue nggak bisa pergi sama dia?"
Krystal menggeleng, "Lo juga orang baik, kita semua juga orang baik. Tapi kita semua punya waktu yang beda-beda buat pergi. Dia pergi karena emang udah waktunya buat dia pergi, sedangkan kita? Kita masih nunggu."
"Gue harus gimana?"
"Nggak harus gimana-gimana, cukup jalanin hidup lo kayak biasa. Karena doyoung juga nggak akan suka kalau lo terus-terusan kayak gini." Sejeong bergeming, tapi krystal tahu anak itu mendengarkan ucapannya. "Doyoung bakal seneng kalau lo bisa lebih bahagia meskipun udah nggak ada dia disamping lo."
"Berlebihan nggak sih kalau gue ngerasa kehilangan dia banget?"
"Nggak. Sama kaya bahagia, semua orang juga berhak sedih dengan alasan apapun. Yang penting jangan berlebihan, lo nggak bisa terus-terusan sedih karena hal ini, masih banyak hal yang harus lo lakuin, masih banyak orang yang butuh lo. Gue nggak akan minta lo ngelupain doyoung gitu aja, tapi gue harap lo bisa cepat keluar dari lingkaran kesedihan lo."
Setelah ucapan krystal selesai sejeong merubah posisi berbaringnya menjadi duduk, lalu keduanya saling merengkuh. Air mata sejeong kembali menetes, tapi ada sedikit kelegaan yang mulai dia rasakan.
***
Suasana rumah masih terselimuti duka, sorot mata tak ada yang menyiratkan sedikitpun kebahagiaan. Sepi lebih terasa saat semua orang mulai berpamitan satu-persatu, kai pergi bersama sehun, katanya sehun perlu sedikit bantuan kai dan chanyoel tidak mungkin memaksa mereka berdua disini. Wendy masih duduk disebelah chanyoel, menenangkan lelaki itu yang keadaannya jauh dari kata baik-baik saja. Keadaan injun mulai membaik, setidaknya kesedihan wendy tidak bertumpuk-tumpuk. Keduanya masih terjebak hening saat ayahnya nana duduk disofa tepat didepan mereka membawa sebuah kantong berukuran sedang, ucapannya terdengar tenang tapi jelas sorot matanya penuh kesedihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIL [SELESAI]
AcakOrang yang berbeda-beda Rasa yang berbeda-beda Cara yang berbeda-beda Untuk satu hal yang sama yaitu "CINTA"