WITK? [19] Kevin Sakit

81 9 0
                                    

Happy reading!!

"Kevin?"

Lizzy memperhatikan Kevin yang mengenakan pakaian rumah sakit itu beberapa saat. Dia maju, merapatkan diri pada sang kekasih dan menyentuh wajahnya yang tampak sayu. Tidak terasa, air mata sudah mengalir di pipi gadis itu membuat Kevin kelabakan.

"Hey! Kok nangis, sih?" ungkap cowok itu bingung.

Lizzy menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Dia terus terisak. Dia merasa tidak berguna dan benar-benar tidak bisa diandalkan. Kata-kata Kevin sudah seperti angin lalu saja di telinga Lizzy. Gadis itu tidak peduli. Otaknya dipenuhi spekulasi tidak jelas tentang ketidakcakapannya menjadi seorang pacar dari Kevin. Lizzy mengangkat wajahnya yang masih dibasahi air mata. "Begitu nggak becusnya, ya, aku? Kamu sampai di rawat gini dan aku bahkan sama sekali nggak tahu."

Kevin tersenyum tipis. Dia mengusap pipi Lizzy yang basah. "Udah nangisnya?"

Gadis itu menggeleng dan lebih banyak mengeluarkan air mata.

"Cup! Cup! Jangan nangis lagi!" Kevin menjeda. "Kita ganggu Glen, loh."

Lizzy melirik ranjang rawat di belakang Kevin. Sahabatnya itu belum kunjung sadar juga dan sekarang Kevin malah masuk rumah sakit. Memangnya ada kemalangan apa yang menimpa mereka? Kevin beranjak dari sana dan menggandeng tangan Lizzy. Mereka keluar dari kamar rawat Glen menuju tempat Kevin.

"Kamu sakit apa, sih?" tanya Lizzy penasaran. Menurut pengamatannya Kevin tidak pernah ambruk sebelumnya, tapi bagaimana tiba-tiba cowok itu harus di rawat di sini. "Jangan-jangan kamu punya penyakit kronis, ya?"

Kevin terkikik mendengar penuturan Lizzy barusan. "Heh, kamu nyumpahin aku cepet mati gitu? Dipikir ini di film drama apa?"

Gadis itu mengerucutkan bibirnya. Dia mengernyit dan berdecak. "Aku nggak bercanda, Vin! Kamu bikin aku takut tahu nggak!"

Kevin mengusap rambut Lizzy lembut. Mengecup puncak kepala gadis itu singkat dan menyatukan kening mereka sejanak. "Aku nggak pa-pa, sayang. Cuma kecapaian—"

Tiba-tiba suara wanita paruh baya itu memotong ucapan Kevin. "Jangan percaya, Non!"

Lizzy tersenyum manis pada wanita itu.

"Bi Mina jangan ngada-ngada, deh! Kata dokter, besok juga udah boleh pulang, kan," sanggah Kevin. Dia melayangkan tatapan kesal pada pembantu rumah tangga yang sudah bertahun-tahun merawatnya itu.

"Memang Kevin sakit apa, Bi?"

Bi Mina tidak memedulikan kode dari Kevin yang menyuruhnya untuk diam. Wanita itu terus memotong buah-buahan dan menyajikannya di piring. "Ini, Non, buahnya."

"Makasih, Bi."

"Itu, Non. Mas Kevin ini susah banget dibilangin, sok-sokan mogok makan tiga hari. Bukannya apa yang dipengen diturutin, eh, malah penyakit lambungnya kumat!" jelas Bi Mina panjang lebar. Wanita itu sudah seperti ibu kedua bagi Kevin. Sosok yang selalu menjaga dan memperhatikan dirinya melebihi orang tuanya.

"Bibi!" geram Kevin.

Lizzy langsung melayangkan tatapan tajam pada lelaki itu. Betapa bodohnya dia, sudah khawatir pada manusia yang bahkan lebih bodoh darinya. Dengan rasa geram yang menggunung, wanita itu menoyor kepala Kevin. "Gitu aja terus! Kamu itu bukan anak kecil, loh. Masih aja nggak bisa jaga diri!"

"Terus, Non! Marahin aja Mas Kevin sampai dia kapok. Omongan saya ini udah nggak mempan buat dia!"

Bukannya merasa bersalah atau meminta maaf karena membuat Lizzy khawatir, cowok itu malah tersenyum jahil. "Cie ... yang takut aku kenapa-napa!"

"Idih! Males! Kalau gitu aku mau ke ruang rawat Glen dulu." Lizzy hendak beranjak dari duduknya, tapi tangannya lebih dulu ditahan oleh Kevin.

Dengan wajah memelas cowok itu berkata, "Jadi kamu udah nggak peduli lagi, nih, sama aku? Kalo gitu aku mogok makan lagi, deh!"

Lizzy mengembuskan napas kasar. Dia mengusap wajahnya. Berusaha tersenyum manis menghadapi sikap manja Kevin yang membuatnya kesal. Namun, bagaimanapun juga kekasihnya itu sedang sakit. "Terus kamu maunya gimana? Kutungguin 24 jam? Atau mau disuapin makan?"

Senyum jahil kembali terbit di bibir Kevin. "Suapin. Kalo nggak, aku nggak makan."

"Nggak mau!" Gadis itu segera melangkah keluar dari ruang rawat Kevin. Di lorong rumah sakit dia bergumam sendiri karena kesal. "Dasar nggak peka! Bukannya jaga diri sendiri gitu, pake acara mogok makan!" Langkah Lizzy berhenti dan dia malah kembali khawatir pada Kevin. "Gimana kalau dia beneran nggak mau makan lagi?"

Akhirnya gadis itu memilih untuk kembali ke ruang rawat Kevin. Tangannya mengepal geram saat sampai di ambang pintu. Lizzy melihat Kevin tengah makan dengan lahap, seperti kuli yang sudah bekerja seharian. Untuk apa dia mencemaskan manusia macam cowok itu. "Oke, fix, aku nggak dibutuhin lagi, kan? Bye!"

"Lizzy!" panggil Kevin pada gadisnya yang langsung melenggang pergi. "Sial!"

* I SEE YOU *

Kunjungi juga akun @nadyanur290

Jangan lupa tinggalkan

Vote + Comment

Jangan lupa juga follow akun Instagram @wrld_club_official dan @nadya_nurma

Senin, 28 Desember 2020

Salam sayank

Nadya_Nurma

Who is the Killer?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang