Part 7

4.6K 215 0
                                    

Satu per satu temannya berpamitan pulang, Nindy masih sibuk berkutat di depan layar komputer. Sudah menunjukkan jam setengah enam. Selesai.

Nindy memundurkan kursinya, mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi merenggangkan otot tangannya yang tegang. Hanya tinggal dia sendiri di ruangan.

Nindy mematikan komputer dan membereskan barang-barangnya. Hasil cetak laporan yang sudah disempurnakan telah di tangannya. Aku tak peduli si bos sombong itu mau menerima ini atau tidak.

Sebelum keluar ruangan, Nindy mematikan pendingin ruangan dan lampu. Dengan langkah tegap dan siap dimarahi, Nindy menuju ruangan Pak Malik.

Toktok..

Tak ada suara dari dalam. Diperhatikannya lampu ruangan sudah mati. Hadeuh.

Dengan kasar dibukanya pintu ruangan dan masuk ke dalam. Bos barunya itu benar-benar sudah pulang. Nindy meletakkan laporan yang sudah dibuatnya kembali itu di atas meja. Nindy pun keluar. Yang penting tugasku hari ini sudah selesai.

Setelah absen, Nindy menuju ke parkiran. Badannya lelah sekali hari ini, pasti karena terlalu diforsir dan psikisnya juga dibuat tak karuan. Perempuan itu benar-benar harus beristirahat, hari esok masih harus dilaluinya.

Terbangun di tengah malam seperti ini bukan kebiasaan Nindy tetapi entah mengapa mimpi buruk itu membuatnya tak lagi bisa tidur. Nindy bermimpi tentang bos barunya, tentang hari-hari sulit yang harus dihadapinya karena Pak Malik. Bahkan sampai dalam tidurpun laki-laki ini tak membiarkannya hidup tenang.

Alarm berbunyi. Nindy bergegas bangkit. Sudah lama perempuan itu tak pernah menggunakan jasa alarm ponselnya. Terakhir kali sewaktu dia kuliah di luar kota dahulu,sudah hampir lima tahun lalu. Nindy harus lebih disiplin kali ini, jangan sampai membuat bos barunya punya alasan memarahi Nindy.

Wangi nasi kuning berasal dari dapur. Ibu sudah menunggunya sambil tersenyum.

"Ayo sarapan," ujar Ibu. Nindy memang jarang sarapan di rumah karena sering kali terlambat bangun. Ibu biasanya sarapan sendiri sebelum berangkat kerja. Ayahnya sudah meninggal dua tahun lalu karena penyakit diabetes yang dideritanya. Nindy tak punya saudara kandung lainnya. Jadilah, hanya Nindy dan ibu di rumah ini sekarang.

Sehabis sarapan, Nindy pamit untuk berangkat dahulu karena dia tak mau terlambat. Memacu sepeda motor dengan kencang adalah kebiasaannya. Nindy senang bisa mendahului pengemudi lain di jalan.

Ciiittt...

Nindy menekan rem tangan kanan dan kiri mendadak. Sebuah mobil dari arah berlawanan sekonyong-konyong menyerobot jalannya membelok ke gerbang kantor.

Bos Baru KamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang