Part 12

4.1K 218 0
                                    

Nindy berteriak pada bosnya, pada laki-laki yang saat ini berada di hadapannya. Laki-laki yang sudah bertindak tidak pantas kepada bawahannya. Nindy merasa harga dirinya diinjak-injak. Tak terbendung lagi amarah perempuan itu.

Pak Malik menatap mata Nindy, kali ini lebih tajam dari biasanya, kacamata tak bisa menyembunyikan ketegangan di wajah bos barunya itu.

Pak Malik mengayunkan kakinya, melangkah menuju pintu ruangan dan membukanya.

"Silakan keluar," ujarnya pelan tetapi terdengar sangat jelas dan pedas di telingan Nindy. 

Bagaimana bisa dia diperlakukan seperti ini?

Tak butuh menunggu lama, Nindy melangkahkan kakinya secepat mungkin, berlalu tanpa mengucapkan sepatah katapun pada laki-laki itu. Nindy tak mungkin akan menghormati bos barunya ini. Tak akan!!

Nindy menuju belakang gedung kantornya, mencari tempat tak terlihat oleh siapapun yang dikenalnya di tempat itu. Nindy tak ingin menangis. Jangan. Tetapi perempuan itu tau dia tak lagi bisa menyembunyikannya dari dirinya sendiri.

Perempuan itu terisak. Di belakang mushola, Nindy duduk dan menelungkupkan kepala di lututnya yang ditekuk. Batin perempuan itu tergores, hatinya terluka oleh perkataan dan tindakan seseorang yang bahkan belum sepekan dikenalnya. Laki-laki itu memang atasannya tetapi Nindy tak pernah diperlakukan sekasar ini. Nindy tak pernah merasa setidak berguna seperti saat ini. Apa yang dilakukannya seolah tak ada artinya.

Nindy tau kalau dia telah melakukan kesalahan karena tidak membuat notulensi tetapi dia bisa melakukannya sesegera mungkin. Apakah hanya karena hal itu Nindy harus dibentak dan diusir.

Cukup lama perempuan itu bersembunyi, meyakinkan kalau dia tak kan menangis lagi sesampainya di ruangan nanti. Nindy menyeka wajahnya, menenangkan hatinya sendiri, mencoba memikirkan hal-hal bahagia yang akan mengalihkan pikirannya. Nindy rasa sudah cukup tangisnya. Pak Malik tak pantas memperoleh lebih banyak lagi air mata darinya.

Sesampainya di depan pintu ruangannya, Nindy melihat sosok itu. Laki-laki yang paling dibencinya saat ini. Pak Malik sedang berbicara dengan Rio. Nindy galau melangkah. 

Bos Baru KamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang