Part 37

2.9K 147 0
                                    

Nindy benci dengan orang sok tau, merasa paling pantas menghakimi hidupnya. Kenyataan yang terjadi, Pak Malik tak pernah lebih baik memperlakukan Nindy daripada Ilman.

"Kamu mau membelanya?" Pak Malik melihat api di mata Nindy.

"Kamu memang konyol," tambah laki-laki di sebelahnya itu.

Ingin rasanya menginjak kaki itu saja, menumpahkan kesal pada si sok bijaksana.

Nindy tersenyum sinis. Tall to your hand!

Sesampainya di tempat mereka berkumpul, sebuah bangunan luas yang sudah dipenuhi teman kantor dari bis 1, Nindy melihat Ilman. Nindy menepis tangan Pak Malik yang berniat mengangkatkan kopernya. Nindy akan sangat bersalah pada kekasihnya apabila membiarkan laki-laki yang sudah menghina Ilman ini untuk tetap membantunya. Nindy salah telah tersenyum dengan bosnya. Nindy tidak sepantasnya mengecewakan Ilman dengan menaruh simpati pada laki-laki lain.

Perempuan itu mungkin memang bukan kekasih Pak Malik. Hanya menunggu waktu untuk Nindy melihat kekasih sebenarnya dari bosnya itu. Tak mungkin di usia seperti laki-laki itu dengan wajah dan kecakapan seperti Pak Malik, dia masih sendiri. Tak mungkin.

Pak Malik tampak tersinggung mendapat penolakan Nindy. Laki-laki itu menjauh melihat Ilman mendekat.

"Maaf tadi aku duluan," Ilman tampak merasa sangat bersalah.

"Bukan masalah besar," balas Nindy.

Tidak akan lantas mematikan rasanya pada Ilman hanya karena ini. Nindy bukan anak muda lagi yang akan gampang baper karena hal sepele.

Di tempat itu, Nindy dan teman lainnya mengisi daftar hadir, mereka dibagi seragam yang akan digunakan untuk kegiatan, dan makan siang.

"Aku mau mencari toilet," ucap Nindy pada Ilman.

"Mau kuantar?" tanya laki-laki itu.

"Tentu... tidak," Nindy tersenyum merespon pertanyaan Ilman. Risih sekali hanya ke toilet harus ditemani.

Nindy bertanya letak toilet pada panitia kegiatan. Letaknya ternyata di basement gedung yang mereka tempati. Nindy mencari tangga untuk turun ke bawah. Masih harus berjalan sebentar sampai dari jauh Nindy melihat tulisan 'toilet' dan samar di sudut yang lain Nindy melihat sosok itu. Laki-laki yang menggunakan kemeja kotak berwarna krem sedang bersandar di dinding, menghadap ke arah kolam dan sedang menghisap rokok.

Pak Malik?

Bos Baru KamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang