Awal

690 27 1
                                    

Krriiing

"Onii-san, bangun kau sudah terlambat!" Ucap seorang gadis kecil bersurai indigo dengan mata sapphire nya.

"Hoaaaam, 5 menit lagi tebbasa" jawab sang kakak yang sekarang kembali menarik selimut nya.

'onii-san memang payah_-" ' batin Himawari, adik dari boruto yang susah sekali di bangunkan. Akhirnya Himawari mendapat ide cemerlang untuk membangunkan kakaknya itu, dia berlari menuju dapur dan mengambil dua tutup panci.

'hehe, rasakan ini onii-san' Batin Himawari sambil menyeringai licik. Kemudian..........













"ONII-SAN BANGUN!!!" Himawari berteriak sambil memukul-mukul tutup panci ya pada satu sama lain.

"AAAAAAAAA!!! AKU SUDAH BANGUN TEBBASA!!!" Spontan boruto bangun dan langsung berdiri sambil memberi hormat. "Kenapa kau melakukan itu Hima?" Rengek boruto pada sang adik. "Habisnya kakak susah sekali bangun. Kakak ini sudah 16 tahun ingat?" Jawab + tanya Himawari. "Yasudah kakak mau Mandi dulu_-" Ucap boruto sambil berjalan ke kamar mandi.

Skip habis sarapan~

"Ittekimasu!"

"Itterashai boruto"









"Oy! Boruto!" Teriak seseorang pada boruto. Boruto menoleh ke belakang dan disanalah boruto melihat salah satu temanya yang sedang berdiri sambil menopang kepalanya dengan tangannya.

"Ooo, Shikadai kau mau kemana dattebasa?" Tanya boruto pada teman berambut nanas. "Aku mau latihan bersama Tim ku, kau sendiri mau kemana?" "Aku sedang mencari Sasuke - san, dia bilang hari ini aku akan belajar jutsu baru ttebasa. Kalau begitu aku pergi dulu, jaa naa!"

Setelah beberapa menit berkeliling desa, boruto memutuskan untuk pergi ke tempat latihan Tim 7.

Boruto POV

Saat aku sampai, aku melihat Sarada sedang berlatih dengan katana nya.

'hehe, aku jahili ah' ucapku dalam hati. Aku berjinjit ke belakang pohon besar yang berada di belakang Sarada yang sudah bersiap-siap membelah batang pohon.

"DUAR!"

"AAAAAAAAA!!!"

"Ahahahahahaha!!!" Aku tertawa terbahak-bahak melihat ekpresi Sarada yang kaget. Tapi tawaku berheti saat melihat Sarada memegang katana nya kuat-kuat dengan aura menyeramkan di sekelilingnya, dan di saat itu lah aku sadar bahwa aku...............










berada dalam masalah besar"

"BORUTOOOOOOO!!!" Dan akhirnya Sarada mengejarku keliling Konoha sambil membawa katananya, jujur aku tidak tau lagi jika Sarada benar-benar menebas kepalaku saat di tempat latihan, dan aku harus bersiap-siap menghadapi paman Sasuke, karna saat aku dikejar Sarada aku melihat paman Sasuke.

'oh tidak, habislah aku'

"Boruto, kembali kau!" Sarada berteriak, tidak peduli jika para penduduk desa sedang melihat adegan kejar-kejaran seperti Tom and Jerry.

Sampai akhirnya kami tiba di atas patung Hokage, dan disanalah aku terpojok.

"Sarada, maafkan aku dattebasa!" Aku memohon pada Sarada, tapi percuma saja. Mungkin aku harus segera mengucapkan kata-kata terakhirku sebelum Sarada membunuhku. Kami-sama tolonglah aku dattebasa!

"Huhh..... kau ini, selalu saja memancing amarahku, kalau kau sudah tau kau akan mendapat hukuman dariku, kenapa kau memancing emosiku. Untung kau hanya mengagetkanku saja, kalau kau sudah berbuat lebih dari itu, pasti aku sudah membunuhmu dari tadi" Untung saja kepalaku masih menyatu dengan leherku.

Ntah kenapa, akhir-akhir ini aku sangat ingin menceritakan tentang perasaanku pada Sarada. Meskipun seharusnya aku lebih baik bercerita pada kaa-san, tapi aku merasa akan lebih nyaman bercerita pada Sarada. Yosh! aku akan bercerita sekarang dattebasa!

"Nee, Sarada?" Aku mulai membuka pembicaraan. Sarada menghampiriku dan duduk di atas patung wajah tou-chan.
"Nani?"

"Aku ingin bercerita tentang perasaanku ttebasa, apa boleh?" Tangnku mulai berkeringat dingin, ntah kenapa aku menjadi canggung.
"Baiklah, kau mau bicara tentang apa?"

.
.
.
.
.
.
.
.

Hai, semua! Ini fanfic pertama author jadi maaf ya kalau aneh dan kata² nya banyak yang keulang dan banyak typo maaf ya

See you:)

The Other WorldWhere stories live. Discover now