Sandrinna sedang di kantin memakan makanan yang di pesan nya.
"Sandrinna!" Panggil Rey. Aku pun menoleh siapa yang memanggil ku.
"Eh Rey, kamu mau makan, biar aku yang pesen...." Ucapan Sandrinna dipotong oleh Rey.
"San, sekarang kita rooftop sekolah, ayo!" Ucap Rey menarik tangan ku meninggalkan kantin.
"Emangnya kenapa di rooftop sekolah?" Tanya Sandrinna.
"Di sana, ada aqeela sama Rassya, mereka kayak nangis gitu aku dengar" jawab Rey jelas sambil berjalan.
"Kamu tau dari mana?"
"Ya tau lah, aku sering kali ke rooftop sekolah"
"Oh ya udah ayo cepetan!"
......
Di rooftop terdapat dua insan sedang menangis.
"Gue, gu...gue Ela! Gue Ela sahabat kecil Lo!"
Ucap ku tegas dengan air mata yang terus mengalir di pipiku.DEG
"Gak mungkin, gak mungkin Lo Ela! Aaarrggghh, kepala gue!!!" Ucap Rassya kesakitan.
"Acaa Lo gapapa?" Panik aqeela
"Gak, gak mungkin, arrggghhh" ucap Rassya kesakitan.
"Acaa awas!!!!" Teriak ku, melihat sebuah besi yang akan menabrak kepala Rassya.
Tin...ting... ting, suara besi yang jatuh ke lantai karena di tabrak oleh kepala Rassya.
"Acaaa!!!!!!!!" Teriak ku melihat kepala Rassya yang mengeluarkan darah dan pingsan.
"Caaa, bangun caa, bangun!!!, Gue gak mau kehilangan kamu hiks.....hiks......hiks... Acaa!" Ucap ku dengan tangisan dan menaruh kepala Rassya di paha ku.
"Tolong.....tolong...!!!" Teriak ku.
"Aqeela!!" Ucap Sandrinna bersama Rey.
"San, San, tolong rassya Kita harus bawa dia kerumah sakit" ucap ku panik.
Aqeela dan Rey memapah Rassya meskipun berat tapi, tidak kalau di bantu oleh dua orang.
"Eh, eh ada apa ni, kenapa Rassya!" Tanya guru yang tidak sengaja lewat.
"Pak, tolong Rassya pak, kepala nya kebentur besi di rooftop sekolah!!" Ucap ku panik.
"Ayo!!, Ayo!! Naik mobil bapak, ayo cepat!!!" Ucap pak Rudi membantu membawa Rassya.
Skip di rumah sakit.
"Suster, tolong teman saya sus" ucap aqeela panik saat Rassya sudah memasuki ruang UGD.
"Mbak yang tenang ya, teman mbak kami periksa dahulu, semua nya harap tunggu diluar!" Ucap suster tersebut dan masuk kedalam ruangan UGD.
"San, rassya San hiks..hiks...hiks..." Tangis ku kembali pecah dan memeluk Sandrinna.
"Lo tenang ya, hiks.. Rassya pasti baik-baik aja" ucap Sandrinna mengelus punggung ku.
"Ini semua salah gue!! Ini semua salah gue san!" Ucap ku melonggarkan pelukannya.
"Gak ini semua bukan salah Lo, itu tadi kecelakaan, bukan salah Lo" ucap Sandrinna tegas memegang bahuku.
"Tapi san.."
"Ssstt, udah ya sekarang Lo harus tenang kita tunggu dokter keluar ya!" Ucap Sandrinna menenangkan ku.
"Gue harus telepon, Tante Dewi!" Ucap ku mencari kontak di iPhone ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend Love
Teen FictionSebuah kisah tentang cinta yang terhalang oleh jarak, dan suatu hubungan erat yang membuat Rassya dan aqeela tidak menyatakan perasaan mereka masing-masing. Kisah sahabat kecil yang pergi dan kembali tanpa mengenal satu sama lain. Apakah mereka akan...