Hai kalian akan membaca The Dark!
.
.
"Enggak semua orang itu bisa berubah. Jadi, jangan terlalu berharap sama angan-angan yang lo buat sendiri. Nanti akhirnya lo yang kecewa."
Gaelin Fernan
.
.
Geon menatap Gaelin dengan tatapan bertanya, lewat matanya. Ketika seniornya itu menyuruh orang-orang untuk keluar sebentar, atau ketempat lain, meninggalkan keduanya untuk berbicara empat mata. Geon memang sudah pulang sehari setelah dirawat. Sehingga kini saat teman-temannya, dan anggota The Dark menjenguknya, mereka mengunjunginya kerumah pemuda itu
"Kenapa bang?" Satu pertanyaan itu keluar mulut Geon, setelah mereka sama-sama diam beberapa menit.
"Gue enggak tau jelas, apa masalah lo sama Arion. Tapi, lo juga harus jaga diri lo, Geon." Gaelin menjelaskan maksud dari pembicaraan mereka.
"Bahkan Ethan kemarin sampai ngamuk-ngamuk, karena lo yang enggak konsisten sama keadaan lo sendiri." Kening Geon berkerut, saat mendengar ucapan Gaelin.
"Ethan ngamuk?" tanya Geon.
Gaelin mengangguk. "Dia kemarin mukulin Arion," ucapnya.
Geon yang mendengarnya mengepalkan tangan. Pemuda itu menarik nafasnya panjang, lalu menghembuskannya kasar. Terus saja begitu, untuk merendam emosinya.
"Gue kalo jadi Ethan juga sama. Gue akan lakuin itu," ucap Gaelin. "Lo itu terlalu baik, atau terlalu bodoh. Anggota The Dark banyak protes kemarin, karena tindakan lo yang samasekali enggak konsisten sama diri lo sendiri." Gaelin menjelaskan peristiwa yang terjadi kemarin kepada Geon. Dimana seluruh anggota The Dark berkumpul, untuk membahas masalah yang menimpa mereka. Mereka melakukan pertemuan kemarin.
Geon memejamkan matanya, lalu memijit pelipisnya yang terasa pening. Ia benar-benar tak tau harus merespon bagaimana keadaan ini.
"Syukur-syukur kemarin Albern langsung datang, kalo enggak, udah sekarat lo dirumah sakit. Bisa jadi belum bangun sampai sekarang." Gaelin tertawa mengingat kejadian kemarin.
Dimana saat itu, anggota The Dark bergotongroyong membersihkan kekacauan yang terjadi akibat kebakaran di markas mereka. Kebakaran markas belum diketahui jelas apa penyebabnya. Namun, mereka masih menyelidiki apa penyebabnya. Entah memang ada orang yang sengaja, ataupun terjadi sesuatu yang mengakibatkan kebakaran, contohnya listrik yang konslet.
Anggota The Dark berkumpul membersihkan kekacauan yang terjadi, sampai setelah semuanya selesai. Geon memperbolehkan mereka untuk pulang, dan tentang kejadian ini nanti akan ditindaklanjuti.
Geon saat itu pulang terakhir. Namun, saat ditengah jalan pulang, dirinya dihadang oleh lima orang dengan pakaian serba hitam yang membawa senjata tajam. Geon berkelahi sampai akhirnya pemuda itu lengah, karena senjata tajam yang mereka bawa menggores tangannya cukup dalam. Perkelahian masih terjadi sampai akhirnya, Albern dan Ethan datang membantu Geon. Keberuntungan yang saat itu terjadi, saat salah-satu diantara orang-orang berpakaian serba hitam itu mengacungkan pisaunya, ke belakang badan Geon, Albern datang menepis pisau yang hampir menusuk Geon.
Perkelahian terjadi sampai akhirnya orang-orang itu berhasil lari. Sebelum menangkap salah-satu orang-orang itu. Albern lebih dulu menghentikan Ethan yang sudah begitu emosi, untuk membawa Geon kerumah sakit dahulu, karena lukanya cukup serius.
"Jangan tutup mata lagi sama tindakan rendahan Arion." Gaelin menepuk bahu Geon beberapakali. "Video yang gue kirim ke lo. Lo harus buka. Pahami. Enggak semua orang itu bisa berubah, jangan terlalu berharap sama angan-angan yang lo buat sendiri. Nanti akhirnya lo yang kecewa. Gue pulang." Gaelin memberikan penjelasan kepada Geon, sebelum akhirnya pamit pergi meninggalkan Geon yang hanya bergeming.
Geon membuka ponselnya, lalu membuka sebuah video yang dikirimkan oleh seniornya tersebut. Setelah melihatnya, tangan pemuda itu mengepal. Sekarang, ucapan Gaelin benar-benar nyata. Geon benar-benar sangat kecewa.
.
"Arion berubah banget Geon. Aku benar-benar enggak nyangka dia sejahat itu." Allea berucap sembari menatap langit-langit malam, yang bertabur bintang-bintang. Keduanya berada di balkon rumah Geon. Hari ini Allea dengan kedua orangtuanya mengunjungi Geon untuk melihat kembali keadaannya. Karena papa Geon, pun belum kembali dari luar negeri mengurus pekerjaan. Geon benar-benar sendiri dirumah besar ini, tak sendiri sebenarnya, karena banyak asisten rumah tangga yang ada. Hanya saja Geon sendiri dalam artian berbeda.
Kedua orang tua Allea, adalah orang yang begitu perhatian kepada Geon. Bahkan, Geon mendengar sendiri percakapan mereka, mereka pindah ke Indonesia juga karena Geon. Untuk mengawasi Geon dari sini, bukan hanya karena pekerjaan semata. Untuk menjaga Geon, dan agar pemuda itu tak terlalu kesepian. Karena selama berbulan-bulan ini papanya tak kunjung kembali dari pekerjaannya. Kedua orang tua Allea memang sebaik, dan Se-perhatian itu kepada Geon. Keluarga Geon juga hanya mereka, karena dari papanya sendiri. Papanya adalah anak tunggal, sehingga dirinya tak mempunyai keluarga dekat dipihak papanya. Hanya dari pihak mamanya lah, Geon masih dapat merasakan arti kekeluargaan yang sebenarnya. Apalagi Naura, Mama Allea, yang begitu mirip sikapnya dengan almarhum Mamanya pada dirinya.
Geon hanya diam. Pemuda itu sekarang sibuk dengan pikirannya.
"Kemarin lusa aku ketemu sama dia dirumah sakit," ucap Allea.
Geon sontak langsung menatap sepupu, yang memang begitu dekat dengannya sedari kecil tersebut dengan tatapan meminta penjelasan, begitu mendengar ucapan Allea barusan.
Allea yang mengerti dengan arti tatapan Geon, menjelaskan kepada Geon. "Waktu itu Arion berdiri didekat jendela ruang rawat kamu. Dia ngeliat kamu dari sana."
"Kenapa dia ngeliat," lirih Geon.
Allea menggelengkan kepalanya. "Aku juga enggak tau," ucapnya. Allea tak ingin menceritakan tentang dimana dirinya menyusul Arion, dengan Geon. Karena tak ingin sepupunya tersebut khawatir, dengan tindakannya yang memang kurang baik dengan Arion kala itu.
"Aku masih enggak nyangka aja. Ternyata Arion itu begitu orangnya. Benar-benar beda sama yang dulu." Allea berucap, sembari seolah menerawang dan membayangkan masalalu.
Geon diam, tak tau harus merespon bagaimana untuk bahasan ini. Sampai akhirnya, satu pertanyaan yang begitu mengganjal dibenaknya terucap. "Perasaan lo sama dia masih sama?" tanyanya.
Allea diam. Gadis berponi itu tertawa pelan, lalu menggelengkan kepalanya. "Aku enggak tau."
"Tapi aku bakal berusaha lupain Arion." Allea berucap dengan nada tegas. Tapi, Geon dapat menangkap jelas, bahwa Allea tak sepenuhnya benar-benar pasti dengan ucapannya yang terdengar begitu tegas itu.
"Jangan bohongin hati lo, Allea." Geon berucap, lalu mengusap rambut Allea, sebelum akhirnya berlalu dari sana, meninggalkan Allea dengan segala pikirannya.
°°°
Sampai jumpa di Chapter selanjutnya. Jangan lupa untuk jaga kesehatan, dan bahagia semuanya. Bye-bye.
23feb2022
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DARK [ End ]
Teen FictionThe Dark Revisi start 15 Februari 2022 Finished 15 Mei 2022