Hai kalian akan membaca The Dark!
.
.
"Bukan dari katanya, tapi kita sendiri yang akan mengetahui nyatanya." —— lwaavv
•••
"Jelasnya jadikan kejadian ini pelajaran supaya untuk teliti kedepannya, dan jangan cuman menyimpulkan tanpa tau kebenarannya. Apalagi hanya mendengar dari katanya, bukan nyatanya."
Nara Shinta Ardan Handoko
.
.
"Jadi Papa selama ini enggak teror anak-anak The Dark?" Geon sekali lagi bertanya, membuat Hernando yang tengah sibuk dengan pekerjaannya menghela nafasnya panjang.
"Sudah berapa kali kamu nanya begitu. Sudah Papa bilang juga, bukan Papa."
"Terus selama ini yang teror The Dark siapa?" tanya Geon.
"Papa enggak akan begitu, Geon. Kamu kayak enggak tau Papa aja. Papa enggak akan membahayakan orang lain hanya untuk kepentingan pribadi Papa," jelas Hernando.
"Tapi Papa selama ini selalu nyuruh aku keluar dari The Dark," ucap Geon.
Hernando menghentikan aktivitasnya, lalu sepenuhnya menatap pada anak semata wayangnya yang berdiri dihadapannya kini. "Papa emang nyuruh kamu keluar dari The Dark, tapi bukan berarti Papa akan nyakitin teman-teman kamu. Apalagi sampai menyewa orang. Itu hal yang enggak ada gunanya, dan buang-buang waktu Papa," jelasnya.
Geon memandang Hernando yang berucap dengan begitu serius, tak ada kebohongannya dimatanya.
"Selama ini siapa yang teror anggota-anggota The Dark? Tapi kenapa Papa bakar Markas The Dark waktu itu?" tanya Geon.
"Papa akui kalau memang Papa bakar Markas The Dark, sudah setengah tahun kejadian itu, Geon. Tapi untuk menteror teman-teman kamu, Papa enggak akan begitu. Lagian Papa cuman menyuruh kamu keluar dari geng itu, bukan menyuruh kamu membubarkan geng itu. Terserah geng itu, asalkan kamu keluar. Papa enggak akan gila, enggak jelas sekali Papa kalau sampai-sampai melibatkan orang lain dalam urusan keluarga." Hernando menjelaskan dengan panjang lebar. Pria paruh baya itu baru saja pulang dari luar negeri, dan langsung didatangi oleh putranya, memintanya untuk menghentikan semua tindakan yang samasekali tidak dilakukan olehnya.
"Papa enggak gila, Geon."
Geon tertawa pelan, mendengar ucapan ketus Papanya. Sekarang Geon menyadari satu hal, inilah pentingnya sebuah komunikasi. Hal biasa memang, tapi dampaknya kita berkomunikasi dengan orang itu besar. Bukan dari katanya, tapi kita sendiri yang akan mengetahui nyatanya.
"Maaf, Pa," ucap Geon.
Hernando yang baru saja akan kembali melanjutkan pekerjaannya, menatap sang anak. "Kenapa?"
"Geon udah nuduh Papa yang enggak-enggak." Geon menundukkan kepalanya, merasa bersalah.
"Iya," jawab Hernando. "Papa juga minta maaf karena terlalu menuntut kamu."
Geon mendongakan kepalanya, menatap pada Papanya yang kini tersenyum sambil menatapnya. Sungguh, tapi Geon sangat merindukan senyuman itu.
"Papa enggak akan maksa kamu untuk keluar dari The Dark. Tapi papa sarankan kamu untuk keluar dari The Dark." Hernando berucap dengan serius. Pria paruh baya itu, tak mau lagi memaksa anaknya untuk hal yang tak akan berujung lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DARK [ End ]
Dla nastolatkówThe Dark Revisi start 15 Februari 2022 Finished 15 Mei 2022