29. Keputusan

58.9K 9.4K 1.8K
                                        

Setelah Zemira pulang dari rumahnya, Sherly justru tak bisa fokus belajar pun tidur tenang. Entah mengapa, bayangan wajah Kenzo menghantuinya.

"Maaf, Kak. Aku gak bisa." Kalimat itu yang ia ucapkan kala Kenzo bertanya, kalimat yang membuat Kenzo tersenyum. Namun, raut wajah kecewanya tak bisa disembunyikan.

Sherly sudah banyak melihat kekecewaan dari laki-laki itu. Dari saat ia memberikan alamat palsu, dari saat ia berlari pergi ketika Kenzo menyatakan perasaan dan terakhir saat ia memberikan penolakan. Sudah berkali-kali ia melukai hati laki-laki itu. Sherly sadar tetapi ia merasa tak punya pilihan sebab dirinya masih takut menjalin hubungan dengan orang lain. Sherly hanya takut kepercayaannya dimanfaatkan.

"Belum tidur?"

Gadis itu terkejut saat Saga membuka pintu kamar dan berjalan masuk kemudian duduk di tepi ranjangnya.

"Tadi K ngerokok. Dia biasanya gitu pas  dia ada masalah. Lo nolak dia lagi 'kan?" tanya Saga tepat sasaran membuat Sherly menundukkan kepala.

Saga tersenyum sembari mengangkat tangan untuk mengusap puncak kepala adiknya sebentar. "Gue cuman masih gak nyangka, cowok sulit dijangkau kayak dia bisa kecantol sama adik gue yang persis kayak tumbuhan putri malu."

"Lo itu cinta pertamanya dia," lanjut Saga sembari membaringkan diri di ranjang membuat Sherly yang terduduk terkejut setengah mati. Cinta pertama?

"Banyak yang berusaha narik perhatian dia tapi gagal. Banyak juga cewek cantik ngejar dia tapi--" Saga menggeleng. "Dia gak tertarik."

"Sebenarnya dia itu trauma ngejalin hubungan karena dia selalu ngeliat orang tuanya bertengkar dari sejak dia SMP, orang tuanya gak pernah harmonis makanya dia gak pernah tertarik buat bangun hubungan sama cewek." Saga menghebuskan napas berat sembari menatap langit-langit kamar adiknya. "Sampai lo masuk kehidupan dia."

Sherly menatap mata Kakaknya yang persis seperti miliknya itu dengan sendu. Saga pun membalas tatapan adiknya kemudian tersenyum kecil. "Lo itu obat dari patah hati K setelah dia dikhianatin Ibunya sendiri, Sherly."

"Tapi aku takut, Kak." Sherly menjawab dengan lirih dan Saga terlampau mengerti. Saga yakin, Sherly memiliki perasaan yang sama pada Kenzo. Namun, adiknya masih dibayangi kekhawatiran.

Tangan laki-laki itu bergerak mengangkat dagu sang adik, memaksa gadis itu menatap matanya. "Dia baik."

Saga berujar serius. "Kalau dia macam-macam bahkan sampe nyakitin dengan ngekhianatin kepercayaan lo. Bilang sama gue. Gue adalah orang pertama yang bakal ngehabisin dia.”

"Aku sayang Kak Saga." Senyum Saga terukir lebar mendengar itu. Laki-laki itu membalas pelukan sang adik tak kalah erat, "gue lebih sayang sama lo."

*

Pagi-pagi. Sherly tengah berada di kamar Saga untuk mengembalikan jaket Saga yang pernah ia pinjam tetapi ia meremat jaket yang dikenakannya kuat saat sebuah suara ribut datang berasal dari teman-teman Saga yang berarti ada Kenzo juga di sana. Dia belum siap bertemu laki-laki itu setelah penolakannya. Tolong!

"Kak aku pergi," pamit gadis itu sembari berlari kecil keluar kamar Saga dan melewati Kenzo yang untuk pertama kalinya, tidak menyapanya.

Waktu ia bertatap muka dengan Kenzo, laki-laki itu sama sekali tak tersenyum seperti biasa saat ia melihatnya bahkan Kenzo memalingkan wajah darinya. Sherly meneguk ludah kasar dengan wajah memerah saat ia mulai merasakan sesak di dada. Ini yang ia inginkan bukan?

Saat Sherly menutup pintu kamar Saga, di luar ia mendengar Kanu berkata pada Kenzo di dalam.

"Udah kali K, galau mulu dari kemarin. Kayak gak ada cewek lain aja. Mau gue kenalin banyak cewek buat lo?"

TITIK TERENDAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang