☀️Part 1☀️

6K 233 9
                                    

"Yahhhhhhhhh, ga mau pindah" rengek seorang gadis pada ayahnya yang sedang mencuci mobil.

"Ayra kamu harus ngertiin ayah, perusahan ayah lagi dilanda kebangkrutan, kamu mau kita cuman makan nasi doang?" Ucap Andy jevanka ayah ayra.

Ayra cemberut menanggapi penuturan ayahnya. Bukan apa apa, dia hanya tak mau kembali berinteraksi, karena jujur dirinya tak pintar akan hal itu.

"Tapi yah..."

"Ayra lebih baik kamu menurut sayang, demi kita semua" potong Wulan jevano bunda ayra yang baru saja keluar dengan cemilan ditangannya.

"Bun ayra cuman ga mau punya temen baru" keluh ayra menunduk.

"Kamu akan mendapatkan yang terbaik disana" tutur wulan mengelus kepala ayra. Ayra hanya menghela nafas mengikuti bundanya yang membawanya kedalam.

"Cepet siap siap, besok kita akan pindah" ujar wulan.

"Iya bun" lesu ayra berjalan menuju kamarnya.

Ayra langsung membanting tubuhnya diatas kasur. Bagaimana nasibnya disana nanti? Apa akan seperti disini? Apa dia akan mendapatkan teman baru? Apa teman barunya akan menerima semua sifatnya?

Ayra mengehela nafas panjang. Mau tak mau dia harus ikut, jika tidak? Dengan siapa disini? Dia negara yang sebesar ini? Dengan neneknya? Ayra menggelengkan kepala saat mengatakan nenek.

Ayra segera berdiri dan segera memprepare barang barangnya. Jangan sampai dia terlupa sesuatu, jika terjadi... hah dirinya akan menyesal 7 hari 7 malam karena dirinya begitu pelupa dan dia tak menerima akan hal itu.

☀️☀️☀️☀️☀️

"Ayra apa kamu sudah siap sayang?" Tanya wulan dari bawah sedikit teriak.

Ayra mengehela nafas dalam dalam menatap pantulan dirinya dicermin.

"Iya bun sebentar lagi" jawab ayra sedikit berteriak.

Ayra segera kebawah dengan barang barang bawaannya dan memasuki mobil.

"Yah, kita pindahan ga bawa barang?" Tanya ayra heran.

"Ayra kita pindahan ke indonesia, dan itu naik pesawat, mana bisa kita membawa barang barang kesana?" Jawab Andy sambil menyetir.

Ayra terdiam benar juga apa kata ayahnya, bagaimana barang barang rumahnya akan masuk? Mungkin pesawatnya akan mogok duluan karena keberatan dengan barang barangnya yang bejibun itu.

Mereka bertigapun masuk kebandara setelah Andy menitipkan mobilnya pada supir dirumahnya.

Mereka segera menaiki pesawat mereka yang sebentar lagi akan take off.

"Goodbye korea" gumam ayra menatap jendela yang menampilkan negaranya yang mulai mengecil.

Ayra memejamkan matanya, baru saja naik dirinya sudah sepusing ini. Hah, gini ya rasanya yang takut ketinggian tapi harus menaiki pesawat yang tingginya beribu ribu kilo.

Ayra menoleh saat merasa ada pergerakan dikursi sampingnya. Ayra melihat pria bertubuh atletis yang serba tertutup. Baju panjang, topi, masker, sarung tangan, celana panjang, ayra menatap ngeri orang itu. Dia akan cocok jika menjadi teroris disana.

"Tapi matanya bagus" batin ayra.

Ingin sekali ayra menuju bundanya tapi itu tak mungkin karena dirinya dibelakang sedangkan bunda dan ayahnya didepan.

Ayra berusaha tenang lalu memejamkan matanya berusaha untuk tertidur selama perjalanan.

☀️☀️☀️☀️☀️

|| Untouchable Man || End ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang