Spesial Part +Sequel

3K 109 27
                                    

Happy reading!♡



7 tahun kemudian..

"Juan! Jean! Makan nak bunda bikinin pasta kesukaan kalian nih!" Seru seorang ibu dua anak tersebut yang sedang menyiapkan makan siang dengan misuh misuh sendiri.

"AYAHH!! TURUN DULU INI BUNDA UDAH BIKIN MAKAN KERJANYA NANTI DULU!!" Teriak Aurel kesal sendiri saat melihat suaminya masih saja sibuk tugas kantornya. Ah iya ngomong ngomong dia menjadi CEO meneruskan jabatan ayahnya dulu.

"Bundaa masak apa deh?" Ujar si sulung kepada sang ibu. Aurel tersenyum manis dia mengusap rambut anaknya sayang.

"Bunda masak pasta nih kesukaaan abang." Juan tersenyum senang lalu duduk dilantai beralas karpet itu. Dia Juan Anggara,  Anak pertama dari pernikahan Aurel dan Rayhan. Anak yang ramah, humoris dan sangat tampan, aura cerdas Rayhan itu menurun ke anak sulungnya ini.

"Jean mana bang?" Aurel bertanya kepada sisulung.

Juan meringis. "Jean masih main ps bun, udah dipanggilin juga anaknya diem aja kan abang jadi capek. "Omel si sulung itu. Aurel hanya tersenyum kecil sudah terbiasa dengan sikap si bungsu berumur  6 tahun itu. Si bungsu diberi nama Jean Anggara, dia benar benar mirip dengan suaminya, sikapnya yang dingin bahkan tak tersentuh.  Di usianya yang masih anak anak saja terlihat aura tajam seperti ayahnya. Yang membedakan Jean lebih dingin dari ayahnya dulu.

Tok tok

"Dek Bunda masuk yaa!!" Aurel membuka kamar anaknya. Lalu ia melihat si bungsu memandangnya datar. Aurel menghela nafas lalu tersenyum hangat. Ia menghampiri anaknya lalu duduk disamping nya.

"Udahan dulu dek mainnya, ayo makan dulu. Nanti main lagi deh sama bunda. Ayo turun abang sama ayah udah nunggu di bawah. " Jean hanya mengangguk patuh. Aurel tersenyum lalu menggendong putranya.

"Turunin bunda, jean udah besar. " Jean mendengus kesal kearah bundanya. Aurel tertawa kecil lalu mencubit gemas pipi si bungsu.

"Heh bocah kalo disuruh makan ya makan. " Rayhan mengomeli si bungsu yang dingin. Lalu tertawa geli, Jean sama persis dengan dirinya dulu.

"Kok ngatur?" Jawab si bungsu berani melawan sang ayah. Rayhan melotot mendengar jawaban sang bungsu. Sedangkan Aurel hanya tertawa kecil. Sepertinya Rayhan kualat karena sering melawan kepada ayahnya dulu.

"Ngomong nya dek. Gaboleh gitu sama ayah. "Ujar si sulung, Juan. Jean hanya menghela nafas pelan.

"Udah udah makan dulu yuk."

Sedangkan Rayhan masih saja menjahili kedua anaknya seperti mengambil sendok yang sedang dipakai anaknya makan, atau mencuili pasta anaknya. Dan kemudian dihadiahi jeweran maut ala Aurel. Dan berakhir Rayhan mengaduh sakit.

"Juan, Jean dengerin ayah dulu ih malah sibuk makan aja. "Rayhan melotot kearah kedua anaknya. Makin lama makin menjadi jadi memang si Rayhan padahal udah jadi bapak bapak.

"Apasih Yah? Random amat tinggal ngomong aja padahal. "Cibir si bungsu membuat Juan dan Aurel tertawa kecil. Aurel merasa gemas melihat interaksi si bungsu dan ayah tersebut. Jika dipikir pikir mereka berdua seperti seorang teman bukan antara ayah dan anak.

"Heh bocah diem dulu napa dibilangin ayah mau ngomong juga. "

"Iye iye. "

"Yaudah ngomong aja sih yah ah kesel juga lama lama. " Cibir si sulung. Rayhan melotot kearah anak sulungnya itu.

"Ini si abang juga, kan ayah mau ngo—"

"NGOMONG AJA NAPASIH RIBET AMAT BUSET!"

Aurel berteriak membuat ketiga laki laki itu menunduk. Aurel menghela nafas kasar selalu saja anak dan ayahnya bertengkar kecil seperti tadi. Walaupun aurel senang tapi ia juga pusing. Ditambah suaminya yang memang keras kepala tidak mau mengalah padahal anak sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[✔️]KETOS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang