Part 51. Tanggung Jawab

3.3K 112 32
                                    

Aurel sedang bersiap untuk kerumah sakit, ia memakai hoodie biru terang dan celana Jeans setengah paha dan menyepol rambutnya asal. Aurel gugup sendiri. Ia tak tau mengapa dirinya segugup ini.

Lalu ia menghela nafas dan tersenyum, dan lagi, perutnya terasa mual kembali. Ia berlari menuju kamar mandi dan memuntahkannya, tapi.. Tidak ada yang keluar. Membuat Aurel bertanya tanya.

Rayhan yang memasuki kamar Aurel langsung memapah gadis tersebut, ia merasa khawatir melihat kondisi Aurel yang lemas seperti ini. Ia rindu melihat Aurel yang kuat.

Aurel menggelangkan kepalanya, lalu mereka keluar bersama sama. Dan tak lupa menyalami kedua orang tua Rayhan. Rani khawatir melihat kondisi calon menantunya itu, jadi ia menyuruh Rayhan cepat untuk membawanya kerumah sakit.

Mereka berdua menaiki mobil yang dikendarai Rayhan pastinya. Rayhan memasangkan sealbet Aurel dan juga dirinya. Lalu perlahan tangannya menggengam tangan Aurel yang mendingin.

"Rel, gak usah takut. Lagian gak disuntik kok. Cuma periksa aja."

Aurel mengangguk lalu menundukkan kepalanya kembali, air matanya turun. entah perasaannya saja atau bagaimana Aurel merasa akhir akhir ini ia sangat sensitif. Entah apa penyebab nya ia tak tahu pasti.

Setelah beberapa menit mereka sampai dirumah sakit, Rayhan menggenggam tangan Aurel erat begitu pun sebaliknya. Aurel mengangkat kepalanya mencoba tersenyum walau susah. Rayhan menepuk nepuk kepala Aurel dengan lembut, dengan itu Aurel merasa ketakutannya luntur seketika.

Setelah sampai diruang periksa, Dokter Andi memeriksa Aurel dan hanya beberapa saat saja sudah siap. Senyuman Andi terus mengembang melihat kedua pasangan ini. Ia membenarkan kaca matanya, ya seperti kebiasaan nya.

"Selamat, Aurel sedang mengandung. Usianya jalan tiga minggu, saya harap Anda menjaga istri anda baik."

Bukannya tidak bahagia, hati Rayhan serasa hancur berkeping keping, Rayhan menguatkan dirinya dan tersenyum ke arah Dokter. "Baik dok, terimakasih."

Setelah itu mereka berdua pergi keluar ruangan itu, Aurel merasa pasokan udara nya menipis. Rayhan menatap lurus kedepan dengan tatapan dingin, jujur Aurel takut melihat Rayhan yang lembut seperti ini menjadi dingin tak tersentuh.

"Anak siapa?" Ujar Rayhan datar. Aurel menundukkan kepalanya sambil mengusap air matanya yang tiba saja mengalir begitu deras.

"Ak-aku engga tau Ray.. Maafin aku.. "Aurel menangis tersedu-sedu, Rayhan hanya menatap dingin kedepan tanpa mau menoleh kearah Aurel. Hatinya kecewa, bagaimana bisa Aurel mengkhianati nya sejauh ini?

Rayhan menghela nafas, lalu membukakan pintu untuk Aurel. Aurel terus menerus menunduk sambil menahan sesak didadanya. Ia merasa sebagai perempuan kotor. Ia jijik dirinya sendiri.

Rayhan memasang wajah dingin sambil menghantukkan kepalanya dibangku mobil. Ia meremas rambut frustasi. Hatinya bergetar. Ia menoleh kearah Aurel yang terisak. Tanpa diduga dan ragu ia merogoh sakunya dan mengambil ponsel nya.

Lalu mulai menghubungi bundanya.

"Bun.."Aurel langsung terkejut lalu menggelangkan kepalanya kepada Rayhan agar tak memberitahu tentang ini. Ia takut sungguh.

"Iya. Apa nak?"

"Rayhan ngehamilin Aurel." Lalu ponsel tersebut dibanting begitu saja, tak peduli jika Rani teriak teriak diseberang sana.

Aurel melebarkan matanya. Ia menatap tak percaya kearah Rayhan."Udah gila ya kamu?" Pekik Aurel sembari berderai air mata.

"Gue bakalan tanggung jawab."Perkataan tanpa ekspresi itu membuat Aurel kembali menangis deras.

"Tarik kata kata kamu Rayhan, kamu gak harus gini. Biar aku aja yang nanggung sendiri. "Aurel menutup wajahnya yang air matanya terus menerus berjatuhan.

Rayhan menatap datar. "Gue tanggung jawab. Gue cinta sama lo."

Aurel langsung berhamburan memeluk Rayhan sambil menangis deras. ia tau bahwa sekarang Rayhan sedang marah kepadanya. Aurel dengan cepat mengecup pipi Rayhan sambil tersenyum. "Makasih Rayhan, makasih.."

•••
Mereka sampai dirumah Rayhan, Aurel menunduk malu. Ia menelan ludahnya kasar sedangkan Rayhan memasang raut tenang.

Mereka disambut oleh tangisan Rani, ia benar benar tak menyangka bahwa Rayhan melakukan itu semua. Ia sangat tau kelakuan putra sulungnya itu sangat menghargai wanita.

"Mama kecewa sama kamu, Mama percayain kamu jaga Aurel itu untuk dijaga bukan dirusak Rayhan.. "Rani terisak, ia tahu perasaan Aurel sekarang ia juga perempuan. Aurel meneteskan air matanya.

"Maaf ma.."Rayhan menundukkan kepalanya dengan perasaan sesak.

Rani memeluk Aurel yang juga menangis disana. Rayhan memejamkan matanya sambil mengepalkan tangannya. Ia tak akan mengampuni orang yang membuat Aurel menderita seperti ini.

"Papa kamu dijalan, bentar lagi sampai. "Rayhan mengangguk walau ia sedikit takut, ia tahu bahwa Anggara sangat mendidiknya untuk menghargai wanita.

Anggara sudah pulang, ia berjalan menuju mereka bertiga. Tatapan Anggara seperti biasanya sangat datar. Ia menatap kearah Rayhan yang menatap kearahnya dengan datar juga. Ah, anaknya ini benar benar mirip sepertinya.

"Kenapa gak pake pengaman?" Ujar Anggara sambil menatap datar kearahnya, Sedangkab Rani yang mendengarnya langsung mencubit pinggangnya.  Walau datar seperti itu nadanya sangat menyebalkan.

"Pah, serius ih!!" Anggara tertawa simpul lalu menatap santai kearah Rayhan.

"Lalu apa rencana kamu?" Tanya Anggara , Rayhan tersenyum tipis.

"Ray bakalan nikahin Aurel. "Nada yakin dari Rayhan membuat hati Aurel memanas kembali. Matanya memburam ia menangis kembali.

"Yasudah, Papa merestui."

"Pah? Gak dihukum dulu Ray, nya?"Ujar Rani tak terima. Bagaimana pun ia sangat kecewa dengan Rayhan.

Anggara menggelengkan kepalanya. "Sudahlah ma, gak usah diperpanjang. Nasi sudah menjadi nasi goreng, Rayhan juga bertanggung jawab. Papa bangga sama kamu. "Anggara menepuk kedua pundak putranya. Rayhan tersenyum.

"NASI SUDAH MENJADI BUBUR KALI,PAH." Seru Keisya yang turun dari tangga, ia mengunya permen karetnya santai. anak ini memang tak tahu situasi.

Keisya yang melihat suasana tegang itu pun mengernyit bingung." Pah, ada apa? "Tanya nya polos. Lalu matanya melihat kearah mamanya dan Aurel yang menangis.

"Kok mama sama kak Aurel nangis? Keisya tau Keisya cantik tapi gak sampai nangis juga kan?"

Rayhan mendengus kesal melihat tingkat kepercayaan diri Keisya meningkat. Sebenarnya Rayhan juga sih.

"Diem bocil, yok Rel. "Rayhan berpamitan kepada Semuanya lalu menarik tangan Aurel untuk menuju kamarnya.

•••
Rayhan menepuk kepala Aurel dua kali, ia sudah kebiasaan. Aurel menatap kearah Rayhan dengan sendu. Ia benar benar tak menyangka bahwa Rayhan akan bertanggung jawab. Tatapan Rayhan yang yakin dan serius seperti itu Membuat hatinya menghangat.

"Makasih Rayhan makasih banyak.. "Rayhan mensejajarkan tubuhnya dengan sedikit berlutut agar tingginya sejajar. Dimana melihat perbedaan tinggi mereka yang jomplang. Rayhan tinggi menjulang 181 cm, dan Aurel yang hanya 165 cm.

"Gak usah bilang makasih istri. "Rayhan mencolek lengannya, Membuat Aurel tersipu malu.

"Istri? Belum ya wlek."

"Eh.. Tapi mau kan?" Alis Rayhan naik turun membuat Wajah Aurel bertambah merah.

"Ishh Rayhan nyebelin!!"

BRAK.

pintu ditutup dengan kuat membuat Rayhan tertawa melihat tingkah calon istrinya tersebut.

"NYEBELIN TAPI SAYANG KAN?"

"DIAM!!!"

•••
TBC.

Cariin yang kaya Rayhan satu tolong:)
Faktanya mana ada yang kaya gtu huhuhuhu..

See u soon><

[✔️]KETOS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang