Part 25. Hope Not

3.3K 154 5
                                    

Saran:
Play mulmed diatas
_Hope Not by Blackpink_

Rio menatap pintu ruangan ICU dengan tatapan kosong, sudah setengah jam yang lalu ia masih terpaku dalam posisi yang sama dan juga ia masih belum melihat dokter keluar dari ruang itu.

Dengan gusar Rio memilih duduk kemudian membenturkan kepalanya diantara dinding rumah sakit yang berwarna putih  bersih itu dan tak lupa dengan tangan yang penuh darah yang belum sempat ia bersihkan. Ia pergi kekamar mandi untuk membersihkannya.

Setelah itu Rio berjalan melewati lorong rumah sakit yang tampak sepi, kemudian dia mengeraskan rahangnya saat mengingat kejadian beberapa jam yang lalu.

Bagaimana terlukanya Aurel.

Rio juga ikut terluka.

Bagaimana santainya kedua orang itu berpelukan mesra.

Rio mengepalkan tangannya kuat sampai buku buku tangannya memutih. Ia memejamkan matanya kembali lalu menarik napas panjang.

Dengan getir ia duduk dikursi yang berada didepan ruangan itu. Rio mendudukkan badannya sambil menatap kosong. Melihat bagaimana seseorang bertaruh nyawa membuat hatinya sedikit linu.

Rio dengan cepat merogoh kantong sakunya ia mengambil ponsel berlogo apel tergigit itu.

"Lo datang kerumah sakit, sekarang." Ujar Rio datar mencoba menetralkan napas menggebu menahan amarah.

"...."

"Cih, kalo lo ga dateng lo bakalan nyesel." tanpa diketahui orang disebrang sana Rio memukul dinding rumah sakit, tak perduli jika jarinya patah.

"..."

"Rumah sakit Harapan, Datang sekarang juga! Gue tunggu."

•••

Rio menatap datar pada pria yang sekarang menatapnya bingung."Gue balik." Rio mengambil jaket kemudian memasangnya lalu menatap sebentar ke arah Ray.

"Jaga Aurel baik-baik." Setelah mengatakan hal itu Rio langsung bergegas begitu saja meninggalkan Ray terbungkam, matanya melebar seolah tak percaya atas apa yang menimpa Aurel.

Rayhan menghela nafas panjang sebelum membuka handle pintu ketika hampir menyentuhnya, Rayhan mengurungkan niat nya. Mau ditaruh dimana mukanya nanti? 

Rayhan menenangkan dirinya dengan duduk dibangku memanjang dengan cat berwarna putih. Disekitar taman Rumah sakit.

Kemudian ia tersenyum miris, menertawai dirinya yang begitu bodoh.Ia sangat ingin mengunjungi dan menjenguk Aurel, tapi ia yakin bahwa gadis itu tak akan menerima dirinya kembali.

Rayhan mendongak kearah langit yang nampak mendung tanda hujan akan turun. Kemudian ia menunduk. Malu kepada yang diatas bagaimana ia menyakiti seorang perempuan yang harusnya ia jaga dan hormati.

Tak terasa tepukan dibahunya membuat kesadaran nya kembali. Rayhan membulatkan matanya menatap kesamping. Terdapat seseorang dengan kulit pucat itu tersenyum manis kearahnya.

Ray menggelengkan kepalanya menepuk pipinya perlahan. "Enggak enggak gue pasti halu."

Tak terasa bahwa seseorang itu ikut tertawa olehnya. Ray semakin terkejut dan detik berikutnya ia sadar bahwa itu nyata, sangat nyata.

"Aurel?" Ray tergugu melihat gadis itu dengan senyum manis yang ia ulas, bagaimana gadis ini seperti baik baik saja.

"Iya apa es batu gak punya otak." Aurel tertawa sambil memukul paha Ray yang membuat Ray meringis kesakitan.

[✔️]KETOS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang