Part 50. Sick

2.6K 103 13
                                    

Sudah sebulan lebih Aurel mendapatkan perawatan intensif dirumah sakit,  Aurel bersiap untuk pulang. Pulang Kerumah Rayhan lebih tepatnya. Aurel belum tau tentang kebenaran kedua orang tuanya, Rayhan berbohong jika kedua orang tua Aurel sedang bekerja diluar negri.

Rayhan mengemasi barangnya lalu membantu Aurel untuk mengemasi barangnya, Rayhan menghela nafas panjang begitu juga dengan Aurel, mereka berdua bertatapan sejenak hingga akhirnya Rayhan tersenyum membentuk eyes smile membuat pipi Aurel memerah seketika.

"Udah semua?" Tanya Rayhan tersenyum lembut. Aurel hanya mengangguk.

Lalu keduanya menarik koper masing-masing, tapi yang membuat Rayhan linu ada lah melihat lengan sebelah kiri Aurel tak berfungsi lagi membuatnya sesak. Rayhan mengusap wajahnya lalu tersenyum kembali.

Mereka berdua berjalan, seakan waktu berjalan begitu lambat. Aurel menunduk dalam, ia merasa sangat malu melihat lengannya sekarang. Dan ia juga terkejut ketika ia melihat bekas luka diperutnya, seperti.. Cambukan mungkin? Entahlah Aurel sendiri tak bisa memastikan. Ia ingin bertanya dengan Rayhan tapi ya sudahlah.

Rayhan membuka pintu mobil nya, lalu memasukkan koper mereka kedalam bagasi, Ia memapah Aurel yang masih sembuh total. Aurel yang diperlakukan seperti itupun menutupi wajahnya yang memerah.

Rayhan duduk dikursi kemudi, kemudian mendekat kearah Aurel, membuat Aurel menahan nafasnya. Wajah mereka nyaris bersentuhan. Refleks, Aurel menutup matanya. Rayhan yang melihatnya terkekeh.

"Ngapain tutup mata? Mau di ci--"

"Heh? Enak aja orang itu anu gak juga."Rayhan terkekeh lalu memasang sealbet Aurel, menjauhkan dirinya kembali. Sedangkan disisi Aurel, ia menahan malunya mati-matian. Bisa bisanya ia berpikiran seperti itu.

"Nanti aja kalo udah sah. " Ujar Rayhan tiba tiba membuat Aurel terkejut lalu menoleh kearah Rayhan yang tertawa.

Aurel mendengus kesal,  "Aurel ga mau nikah tuh sama kamu."Aurel menjulurkan lidahnya.

Alis Rayhan terangkat. "Ah masa?"

Aurel menggaruk kepalanya, melihat ia reaksi itu Rayhan mengerut kan hidungnya gemas. Kekasihnya ini memang sangat menggemaskan.

"Tuh kan gak bisa jawab, berarti mau. Yok kita nikah!"

Aurel melebarkan matanya, Terkejut dengan penuturan Rayhan yang terdengar sangat enteng itu. "Hah? Ray lagi lamar Aurel ya?" Ujarnya polos.

Rayhan tersenyum kecil. "Iya, mau gak?"

Pipi Aurel langsung bersemu kembali. Lalu menggeleng kan kepalanya. "Engga deh, mau sekolah dulu. Mau puas puasin liat konser jungkook hehehe.."

Rayhan memutar bolamatanya malas. "Gantengan gue kali ah."

Aurel menggelangkan kepalanya tegas. "Engga ih! Gantengan juga Jungkook.Gak usah kepedean."

Rayhan membelapakan matanya. "Yaudah nikah aja sana sama Jungkook." Ujar Rayhan ketus. Aurel menundukkan kepalanya sambil memainkan jarinya.

Hingga akhirnya tak ada yang membuka suara, Aurel yang takut membuat Rayhan marah pun memilih diam saja. Tapi ditengah jalan, Aurel merasa perutnya berputar putar.

Aurel menoleh kearah Rayhan lalu menyuruhnya agar ia diturunkan. "Ray, Aku mual.. Turunin ya." Dengan cepat Rayhan langsung memberhentikan mobilnya dan memarkirkan dipinggir jalan. Aurel langsung berlari keluar, Rayhan mengikuti nya sambil membawa satu botol air mineral.

Huek.. Huek..

Rayhan meringis, lalu mengurut tengkuk Aurel, merasa tak tega melihat Aurel seperti ini. Aurel benar benar lemas, kepalanya sangat pusing.

[✔️]KETOS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang