Part 19.Heart break

3.3K 146 12
                                    

•••

"Pulang sama gue mau kaga?" Tanya Rio smbil membuka kaca helm nya. Aurel melirik kearah lelaki jangkung itu lalu menggeleng.

"Engga deh, Yo, lain kali aja."

"Lah? Ntar gue traktir dah, gimana?"

Aurel menggeleng lagi, sambil melipat tangannya. "Kaga anjir, udah ye lo sono dah tu, pergi hus hus"

Rio mendengus, lalu menutup kaca mobil nya kembali. Pergi meninggalkan Aurel, tanpa pamit. Aurel hanya acuh, mungkin Rio kesal dengannya tetapi ah sudahlah.

Hingga akhirnya ia berpijak ke tanah yang sudah becek, digenangi air. Ia melangkah langkah demi langkah. Mencoba menguatkan dirinya agar tak terjatuh.

Ia berlari menembus rintikan hujan yang kian deras. Rasanya kulitnya ditusuk tusuk karena rintikan itu seperti ditusuk dengan jarum. Hingga akhirnya ia berhenti ketika sebuah klakson mobil berdengung keras di indra pendengaran.

Tin.. Tin... Tin...  

Aurel menoleh kesamping, kearah mobil tersebut. Ia mengernyit bingung ketika salah sati Bodyguard nya berteriak histeris.

Nona Aurel, Ikut dengan kami sekarang!!

Aurel masih tak mengerti, sampai akhirnya mobil van  berhenti tepat didepannya. Ia berdecak. "Ck! Botak sialan ini.. AKU TAK MAU IKUT DENGAN KALIAN!! AKU MASIH SUCI!! "

Para Bodyguard hanya menghela nafas pelan sudah biasa mendengar perkataan ngawur dari si anak majikannya.

Salah satu Bodyguard nya ,panggil saja ia Si botak Ramli. Yang merupakan salah satu orang kepercayaan ayahnya.

"Paan sih? Ck!" dengan suara sumbang karena habis menangis sepanjang jalan Aurel mencoba tegar menjawab.

"Nona, ayo ikut kami pulang!" Seru Ramli menatap memohon kearah Aurel.

Sontak Aurel memutar bola matanya malas, ia hanya ingin sendiri. "Iya..ntar Aurel pulang, tapi nanti. " ujarnya kesal.

" Harus sekarang nona." ucapan Ramli kian memelan. Aurel mengeryit bingung.

"Emangnya kenapa sih? Tegang amat muka nya. " imbuhnya melihat seluruh Bodyguard cemas.

"Terjadi sesuatu nona, terjadi sesuatu." ujar salah sati Bodyguard yang berada di belakang Ramli.

"TERJADI APA SIH, HAH? " Teriak Aurel kesal sekali, ia sama sekali tak mengerti apapun yang mereka bicarakan. Namun hatinya sedang tidak tenang sekarang.

"Sebenarnya ada apa?" lanjut Aurel melembut.

Ramli Tersenyum kearah Aurel sambil mengatakan berulangkali kalimat yang sama. "Baik baik saja, semua akan baik baik saja Nona."

Aurel memutar bola matanya, hatinya semakin gundah sekarang, tanpa penolakan ia menuruti ajakan Bodyguard kepercayaan Ayahnya itu masuk kedalam mobil van mewah itu.

•••

Disepanjang jalan, Aurel hanya terdiam.Semua orang didalam Mobil itu terdiam sehingga keheningan menelan mereka hidup hidup.

"AHH GUE MUAK!" Teriak Aurel menatap tajam Bodyguard disampingnya.

"SEBENARNYA MAU KEMANA SIH? " Tanya Aurel kesal, kemudian ia terkejut. Ini bukan jalan menuju rumahnya. Kemudian ketakutan mulai menyeruak keseluruh tubuhnya.

"Pak Ramli...kita mau kemana? " Lirih Aureo gemetar.

"Baik -baik saja, semua baik baik saja nona, Tenanglah semua akan baik baik saja. " terdengar nada bicara Ramli mulai bergetar sambil terus mengemudikan mobil itu.

"GUE SEDANG GAK BAIK BAIK AJA! KITA MAU KEMANA SIH.. " Bentak Aurel gemetar. Hatinya tiba tiba menjadi sangat gundah. Tidak ada setitik ketenangan disana.

"Diamlah Nona, Kita akan menuju suatu tempat. Persiapkan dirimu. "

•••

Aurel menatap nanar ke arah Rumah Sakit yang merupakan milik Ayahnya itu. Ia tak mengerti. Kemudian ia menoleh kepada Ramli.

"Siapa yang sakit, pak?" Tanya seperti orang linglung. Ia tak mengerti benar benar tak mengerti.

Ramli tersenyum, namun Aurel bisa melihat bahwa kesedihan terpancar jelas dimatanya. " Tak apa apa, tenanglah. Ayo masuk. " Ajak Pak ramli lembut sambil mendorong pelan punggung Aurel, agar mendahului nya.

Suara langkah kaki terdengar jelas disekitar lorong rumah sakit, membuat beberapa penjenguk menoleh kearah mereka. Kemudian berbisik. Aurel mengernyit bingung ketika ia melihat mereka menatapnya kasihan. Sebenarnya ada apa?

Hingga ia sampai di salah satu ruang ICU, napas Aurel tercekat. Ia menoleh ke arah Ramli yang sudah menitikkan Air mata.

"GAK MUNGKIN PAK!! GAK MUNGKIN!!

•••
TBC.

[✔️]KETOS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang