Part 39.Heading Home

2.6K 127 3
                                    

"Tak bisakah aku menjadi satu-satunya rumah untukmu? Tempat ternyaman untuk mengisitrahatkan tubuhmu yang lelah baik hati maupun jiwa, Aku Rumahmu, pulang lah kapanpun yang kamu mau, pintu ini akan terbuka lebar untukmu, hanya untukmu"

-Rayhan

•••

Aurel pulang terlebih dahulu, tubuhnya terasa lelah, ia menikmati angjn sepoi-sepoi melalui jendela kamarnya dan menikmati akan hari yang akan berganti dari sore ke malam hari. Tiba-tiba dirinya tersenyum mengingat kala ayahnya tersenyum hangat kepadanya.

Rasanya masih sama saja. Ayahnya seperti tidak meninggalkannya hanya saja raganya yang diambil oleh maha kuasa, jiwa nya tidak, tersimpan baik-baik dalam hati orang yang disayanginya.

Jika diterawang lebih dalam, Aurel sama sekali tidak menyangka skenario hidupnya akan menjadi serumit ini. Maha kuasa benar benar memberikan banyak kejutan dikehidupannya yang akan beranjak dewasa.

Meninggalnya ayahnya sampai akan menikah dengan Rayhan, benar benar dua hal yang sangat sulit untuk dipercayai sekarang. Rasanya masih mustahil untuk dipercaya.

Aurel tersenyum tipis, ia menghela nafas panjang. Aurel merasa tuhan sedang mengujinya, sehinngga dia harus sabar dan tidak gegabah. Jika kau salah langkah, maka akibatnya akan dirasakan seumur hidup. Dan Aurel tidak ingin itu terjadi.

Sayup-sayup Aurel mendengar langkah kaki seseorang, ia tahu siapa itu. Memilih tak memedulikannya Aurel terus menatap mentari yang perlahan menghilangkan diri dan digantikan oleh rembulan.

"Rel..."Lirih Rayhan sambil memegang bahu Aurel dari belakang. Aurel tak menjawab, jangan kan menjawab menoleh saja tidak. Rasanya masih sakit sekali.

Rayhan mendekatkan diri kearah Aurel ikut memandang langit yang tampak oranye itu, sangat indah. Mereka terhening beberapa saat.

"Gue minta maaf..."Lirih Rayhan memandang Aurel dari samping. Namun Aurel tampaknya tak bergeming sama sekali membuat hati Rayhan serasa linu kembali.

Bukannya tidak mendengarnya, Aurel hanya muak dengan kata-kata maaf yang terus dilontarkan tapi tak ada kata maaf, ia sangat benci orang yang menuduh tanpa alasan yang jelas.

"Gak perlu minta maaf sama gue,  tapi  sama Rio."Balas Aurel singkat tanpa menoleh sama sekali.

Rayhan menggeleng kan kepalanya pelan, membuat Aurel berdecak. Masih saja keras kepala.

"Terserah." Aurel meninggalkan nya, lalu dengan cepat Rayhan menggenggam tangannya, Ia memberontak namun apalah daya tenaga rayhan jauh lebih kuat dibanding dirinya.

•••
Disini mereka berada, duduk berdua sambil menatap rembulan bersama dilangit yang sama. Rayhan mengajaknnya kebelakang rumah tepat berada didepan Kolam Renang.

Sehingga Rayhan mendudukkan dirinya disana, mau tak mau pun Aurel mengikutinya.

Sore telah berganti malam, digantikan oleh bintang bintang bertaburan dan rembulan yang malu malu menampakkan dirinya. Rayhan menatap kearah langit sambil tersenyum dan menikmati angin malam yang menyejukkan.

Aurel juga menatap langit yang tampak sangat indah malam ini. Diam-diam ia berdoa ,agar kehidupanya berjalan dengan baik dan tidak jatuh kedalam jurang kegelapan.

[✔️]KETOS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang