Kalau berkenan, kasih komentar dan vote ya. Terimakasih 🥰
Aku suka banget bacain reaction dari kalian 😭❤️
—
Kabut tebal nan lembab memenuhi udara sehingga hari itu tampak begitu gelap, dan sinar mataharipun kesusahan untuk mendapatkan jalan masuk menyinari tetanahan dan tumbuh-tumbuhan. Saeroyi yang baru kembali dari puncak gunung tempat Tuan Zhong tinggal, hanya membawa kekecewaan di dalam hatinya, juga kemarahan dan ketidakmengertian. Rencana mereka tidak akan bisa dilakukan tanpa Tuan Zhong, sebab gerbang menuju dunia paralel untuk mencari Jaemin-Jaemin yang lain itu hanya dapat dibuka oleh Penyihir Putih Agung. Sialnya, satu-satunya Penyihir Putih Agung yang masih berada di dunia manusia hanyalah Tuan Zhong, menunggu hingga Gunung Krakatau yang gaib dapat membalaskan dendamnya kepada umat manusia.
Saeroyi bukannya tidak berusaha meyakinkan Tuan Zhong, hanya saja itu akan cuma-cuma sebab Tuan Zhong sedang mempersiapkan dirinya untuk kembali ke pesanggrahan. Penggunaan kata kembali merupakan makna yang sesungguhnya, sebab dalam fase ini, bangsa penyihir akan melengserkan seluruh ikatan pengabdiannya kepada Dewa dan dunia manusia. Tuan Zhong agaknya tak dapat menunggu hingga gunung gaib itu tiba-tiba hadir di selat sunda dan meledak menghancurkan serta membunuh peradaban manusia-manusia tak bersalah. Ada pelbagai benang kusut yang tak dapat diluruskan oleh bangsa manusia tentang penyihir, pun sesama bangsa mereka tidak akan saling mengerti alasan kembalinya masing-masing dari mereka ke pesanggrahan. Hanya sang penyihir yang tahu, atau mungkin seperti Saeroyi dan Yiseo yang menunggu hingga seluruh keturunan setengah Dewa dari Dewi Demeter terlahir kembali.
Karenanyalah, meskipun Saeroyi menangis darah bersimpuh di bawah kaki Tuan Zhong, sang Tuan Agung tidak akan bisa membantu mereka. Sebab selain karena keegoisan Tuan Zhong yang tak ingin ikut campur dengan manusia, persiapan menuju pesanggrahan tidak bisa dibatalkan, kecuali jika Penyihir Agung itu berbohong.
Jadilah Saeroyi berjalan menyusuri tanah yang lembab dengan udara yang berkabut itu, menuju gubuk tempat Jisung tinggal di gunung gaib ini, dengan kepala berisikan sejuta pemikiran tentang bagaimana caranya mereka membuka gerbang untuk menuju ke dunia paralel. Pasukan dari penyihir pesanggrahan tidak akan cukup untuk memenangkan perang melawan bangsa iblis. Meskipun seluruh penyihir yang pernah ada di dunia ini turut serta, jumlah mereka akan kalah telak dengan pasukan bangsa iblis yang beranak-pinak berkali lipat dari banyaknya seluruh makhluk di dunia.
Saeroyi merasakan kepalanya pening, keningnya berkerut ketika sebuah pikiran yang begitu jelek menghantamnya bagaikan angin puting beliung. Sebuah ide yang nampaknya dapat menjadi alternatif.
Seteah beberapa waktu dilaluinya untuk berjalan pulang, akhirnya sketsa gubuk itu tampak perlahan-lahan menyembul di dalam kabut, dia sudah sangat dekat dengan gubuknya dan mungkin hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk berjalan. Namun rasa semangatnya membuat Saeroyi melesat menuju gubuk itu, meninggalkan jejak kakinya yang sedari tadi berjalan begitu lambat.
Kabut-kabut tebal itu tertiup ke sana ke mari ketika Saeroyi melesat, meninggalkan lintasan yang kosong dan udara yang bersih sepanjang perjalanan di belakangnya. Kakinya berhenti melesat, menginjak tanah lembab di depan gubuknya dengan benar-benar. Yiseo menunggu di ambang pintu dengan wajah yang ditekuk, rambutnya disanggul ke atas dan disangga menggunakan konde dari tulang rusuk babi. Beberapa anak rambut yang tertinggal dari sanggulan itu membuatnya sedikit berantakan, meskipun wajahnya yang rupawan tidak ternoda sedikitpun.
"Tuan Zhong sedang mempersiapkan dirinya untuk kembali ke pesanggrahan." Ucap Saeroyi dengan nada kecewa yang berat di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Guardian-[NOMIN] ✅
FanficTentang dia yang harus lahir untuk melindungi dunia para dewa dan manusia dari keruntuhan. Tentang dia yang hanya lahir dan menyerahkan seluruh hidupnya untuk melindungi anak itu. Tentang dia, seseorang yang ditakdirkan menjadi penyelamat kehidupan...