TIGA PULUH SEMBILAN

1.1K 159 16
                                    

Mereka berkumpul di ruang tengah dengan televisi yang menyala menampilkan program pertunjukan realita Korea Selatan. Jisung dan Chenle––dengan ajaibnya––pergi dari asrama dan pulang ke rumah pribadi Chenle. Malam suda larut dan jalanan sekitar asrama juga sedikit tenang, meskipun ada satu dua suara dari penggemar yang menguntit mereka.

"Kau memang Renjun yang paling tinggi di antara banyaknya Renjun yang ada di jagat raya, tetapi kau tak ubahnya penyihir biasa di dunia yang bukan milikmu, ini adalah dunia tempat aku tinggal, dan kau sebaiknya menghargai aku akan itu karena aku memiliki kendali penuh atas kekuatanku." Ruang tengah berubah menjadi dingin dan mencekam sehabis perseteruan antara dua Renjun yang sama-sama keras kepala.

"Lonjin, tenangkan dirimu." Nana––Jaemin dari dunia itu–– meraih tangan Lonjin––Sang Renjun yang asli––dan memberikan tatapan menenangkan kepadanya.

Lonjin menghela napas kasar. "Kau tidak mengerti apa yang baru saja dia katakan Na, dia baru saja merendahkan aku, seolah-olah aku ini tak-"

"Sudah cukup." Ucap Jeno dingin untuk menengahi. "Aku yakin kita semua orang sibuk, karenanya kita harus melakukan ini atau tidak sama sekali."

Renjun mendengus sebal, "Maka dari itu aku mencoba memberi tahu Lonjin untuk tidak asal-asalan menggunakan jentikan itu. Kita tidak berada dalam keadaan darurat sampai-sampai kau harus menggunakan kekuatan tertinggi Renjun untuk menghentikan waktu, lagi pula mereka akan melupakan segalanya setelah kami meninggalkan dunia ini."

"Sudah cukup! Itu sudah cukup Renjun!" Ucap Jaemin meninggikan suaranya. "Tak ada yang terluka, semuanya baik-baik saja, Chenle dan Jisung baik-baik saja, alam semesta ini tidak berguncang hanya karena Lonjin menjentikkan jarinya untuk melakukan sesuatu yang sudah mereka janjikan."

"Kau tidak mengerti Jaemin! Identitas Renjun tidak seharusnya terbuka begitu saja pada dunia yang ia tinggali, menggunakan kekuatan tinggi pada kondisi yang tidak mendesak adalah pelanggaran etika, dan itu akan membuat Renjun dari dunia yang lain merasakan dampaknya!" Renjun membentak Jaemin di tempat, sehingga ia hanya membeku dan diam tak menjawab.

"Kita semua memang sibuk, apalagi kalian para selebritas yang bekerja hampir 24 jam satu hari, menjual tampang dan membohongi penggemar kalian dengan kepribadian yang dibuat-buat, aku mengerti itu! Tetapi kau adalah seorang Renjun! Terlibat secara langsung dengan kehidupan manusia sudah menodai kemuliaanmu, tetapi aku membiarkannya, karena aku memaklumi sifat alamiahmu yang tidak seperti aku!"

BUGH

Lonjin melayangkan sebuah tinju kepada Renjun, sehingga Renjun terjerembap ke lantai. Ia mengunci pergerakan Renjun dengan menginjak dadanya, semakin kesal ia sehingga dada renjun berkali-kali diterjangnya.

"Kau tidak ada apa-apanya di dunia ini!" Teriak Lonjin penuh emosi. Jeno menarik Lonjin dan memeluknya, mencegah ia untuk berbuat lebih buruk kepada Renjun yang nampaknya sudah benar-benar terpukul mundur.

Lonjin mengeluarkan aura keemasan dari telapak tangannya, membuat Jeno terlempar menuju dinding yang cukup jauh di ujung ruang tengah itu.

"LONJIN HENTIKAN!" Nana berteriak dan beranjak dari sofa, buru-buru menghampiri Jeno untuk memastikan keadaannya.

Jaemin membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang barusan ia saksikan, butuh beberapa detik untuk ia menyadari kalau Renjun sedang tidak baik-baik saja terkapar di lantai, wajahnya penuh amarah dan tangannya bergerak mengumpulkan kekuatan yang sudah pasti digunakan untuk menyerang Lonjin.

His Guardian-[NOMIN] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang