Jangan lupa vote dan comen guys!
Selamat membaca!!
Wanita itu menarik nafasnya panjang,menatap pekatnya langit malam tanpa bintang malam ini, berjalan meninggalkan floristnya untuk pulang,memikirkan bagaimana semua ini akan berakhir,hidupnya masih dikelilingi oleh kemelut luka oleh orang-orang yang ia cintai juga memikirkan rencana lain untuk melarikan diri,walaupun rasanya mustahil bisa ia lakukan.
"Tuhan. Apapun yang terjadi nanti,kuharap aku masih sanggup menghadapinya." Ujar Jiyeon pilu,mengusap perutnya dengan tatapan terluka besok dia akan menemui dokter dan berkonsultasi mengenai hal ini.
Jiyeon memilih menepi ke apotik,membeli pil untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, bukan dia tidak menginginkannya sama seperti Jungkook, dia hanya belum siap dengan semua situasi ini,dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika Jungkook benar-benar sampai membunuh anaknya, ia tidak mau hal itu terjadi.
Mengenai permintaannya pada Wendy tempo hari, Jiyeon benar-benar sudah tidak mengharapkannya,karena rasanya memang sudah tidak ada harapan, Wendy tidak pernah menghubunginya lagi setelah itu, ia berusaha memahami,jika Wendy tidak bisa sepenuhnya percaya padanya.
Jiyeon baru saja memasuki mobilnya setelah keluar dari apotik,namun tarikan kuat di lengannya itu membuat Jiyeon meringis,mendapati sang ayah berdiri didepannya dengan wajah tajam.
PLAK!!
Tanpa aba-aba Donghae menampar Jiyeon,menariknya menuju belakang gedung apotik yang cukup sepi ditengahnya malam.
'Apalagi sekarang, ya Tuhan.' guman Jiyeon dalam hatinya,menghadapi ayahnya yang kejam seperti biasanya.
"Ada apa Appa?" Jiyeon menatap dengan malas,membuat Donghae murka lalu sekali lagi menampar Jiyeon hingga sudut bibirnya berdarah.
"Kau bermain-main denganku,Jiyeon?! Kau memang ingin melihat kematian Mommy Jieun-mu itu hah! Apa yang kau lakukan selama ini,brengsek!!" Donghae menggeram marah, mencekik Jiyeon dan menatapnya tajam pada anaknya itu.
"Sudah terlalu lama aku memberimu waktu untuk mencari aset keluarga Jeon. Apa yang kau dapatkan selama ini hah?!" Donghae lalu melepaskan cekikannya,lalu menatap tajam pada Jiyeon dengan berapi-api.
"Aku tidak akan melakukannya!! Aku tidak akan melakukannya, Appa bunuh saja aku!! Bunuh saja aku juga sudah tidak menginginkan hidupku!!" teriak Jiyeon,menatap tajam pada ayahnya walaupun suaranya itu pelan-pelan berubah dengan air mata yang kembali membasahi wajahnya.
PLAK!!
Tamparan itu kembali Jiyeon dapatkan,lalu Donghae kembali mencengkram rahang Jiyeon.
"Berani kau bicara seperti itu? Berani kau berteriak padaku,anak sialan!!" Donghae menekan kuat rahang Jiyeon,membuat Jiyeon meringis kesakitan.
"Apa salahku, Appa? Apa salahku hingga harus melalui hidup seperti ini? Apa salah Mom Jieun? Dia tidak seharusnya mengalami ini. Dia seharusnya baik-baik saja! Itu yang kau janjikan padaku jika menikah dengan Jungkook! Lalu kenapa kau menyentuhnya juga?!" Jiyeon kembali berteriak,tidak peduli dengan tamparan yang kembali ia dapatkan.
"Diam,brengsek! Lakukan tugasmu dengan baik maka aku pastikan Mom-mu akan baik-baik saja." desis Donghae membuat Jiyeon menggelengkan kepalanya kuat.
"Tidak!! Aku tidak akan melakukannya! Kau telah melanggar janjimu satu kali! Maka aku tidak akan pernah mempercayaimu lagi. Aku lebih percaya pada keluarga Jeon akan menjaganya dengan sangat baik dan aman melebihi nyawa mereka,dan aku tidak akan pernah bisa lagi menyentuhnya." ujar Jiyeon tegas menatap berani ayahnya,hingga membuat pria paruh baya itu kembali murka dan menjambak rambut Jiyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEEPEST REGRET ( END )
RomanceSUDAH DI BUKUKAN DAN EBOOK BISA DI BELI KAPAN SAJA.