Jungkook melajukam mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit dengan jantung yang berdetak kencang,beberapa kali ia memukul stir mobil untuk melempiaskan rasa sakit yang semakin menyesakkan.
Begitu tiba dirumah sakit dia langsung mengendong Jiyeon dan berteriak memanggil dokter,beberapa suster dengan sigap membawa brankar dan membawa Jiyeon menuju ruang gawat darurat.
Pria itu menjambak rambutnya frustasi dan meninju tembok sebagai pelampiasan emosinya,mengingat bagaimana lebam diwajah Jiyeon juga darah kening dan sudut istrinya.
"Brengsek! Akan kubuat kau hancur, Donghae!! Berani kau menyentuh istriku,maka aku juga akan menyentuhmu!! Selama ini aku diam karena kupikir menghancurkan Jiyeon sama dengan menghancurkanmu. Tidak lagi setelah ini,brengsek!!"
Jungkook kembali meninju tembok menyandarkan tubuhnya didinding rumah sakit. Erangan frustasi Jiyeon tadi, dia menyadari sepenuhnya,dia juga menjadi penyumbang luka terbesar untuk wanita itu. Jiyeon,istrinya tadi, terlihat begitu frustasi,lelah dan putus asa,seolah semua luka yang wanita itu rasakan benar-benar telah mencapai batasnya dan dia tidak sanggup lagi memikul semuanya.
Pintu ruang darurat terbuka membuat Jungkook langsung bergegas menghampiri sang dokter.
"Tuan Jeon," panggil sang dokter yang mengenal Jungkook sebagai anak pemilik rumah sakit.
"Siapa wanita itu? Aku perlu berbicara dengan keluarganya.''tanya sang dokter membuat Jungkook tersenyum tipis.
"Dia istri saya ,dok."
"Oh,maaf, kupikir anda menolongnya."
"Jadi, bagaimana keadaannya,dok?"
"Dia sedang hamil,seharusnya anda tau kan untuk menjaga kondisinya,baik fisik maupun psikisnya,jangan ada tekanan atau masalah yang akan membuatnya collapse seperti ini,jika anda tidak bisa menjaga kondisinya,kemungkinan keguguran itu semakin besar. Beruntung saat ini janinnya masih bertahan,namun jika sang ibu terus dibiarkan stress dan memikirkan hal berat,maka kondisinya dan janinnya bisa lebih buruk dari ini,dan yang terburuk janinnya tak bisa diselamatkan. Keguguran pada hamil muda juga banyak disebabkan karena psikis sang ibu yang penuh tekanan." ucapan sang dokter sekali lagi menghantam telak ulu hatinya.
'Bahkan hidup wanita itu selalu bersahabat dengan tekanan dan masalah, dan itu karena dirimu,brengsek!"
Batinnya mengejek,membuat Jungkook menghela nafasnya.
"Apa sekarang sudah baik-baik saja ,dok?"
"Ya, untuk saat ini,biarkan dia istrirahat hingga infusnya habis."
"Aku ingin merawatnya dirumah,dan meminta dokter pribadiku yang memantau keadaanya. Tolong urus kepindahannya."
Sang dokter mengangguk,mengiyakan permintaan Jungkook.
Lalu, Jungkook kembali menelpon sekertarisnya,meminta reschedule jadwalnya untuk 2 minggu kedepan. Juga memberitahu ketidakhadirannya mulai hari ini. Setelahnya, dia juga menelpon direktur rumah sakit untuk membuat janji bertemu dengannya dan meminta dokter kandungan terbaik untuk merawat istrinya.
***
Tatapannya begitu fokus pada dokter dan suster yang sekali lagi menangani istrinya dan memastikan keadaanya. Jungkook menunggu dalam diam, walau begitu banyak pertanyaan yang memenuhi kepalanya.
Tepat setelah dokrer itu melepaskan stetoskop dan suster membereskan peralatan medis lainnya, Jungkook yang sejak tadi bersandar didinding langsung mendekat ke sisi ranjang dimana istrinya masih terbaring tak sadarkan diri,dengan plester dikening dan sudut bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEEPEST REGRET ( END )
RomanceSUDAH DI BUKUKAN DAN EBOOK BISA DI BELI KAPAN SAJA.