Leeting Go Of All The Pain

928 157 134
                                    


         Jangan lupa vote dan comen!
           Biar Authornya semangat.





Selamat membaca!









"Harus dengan apa aku membayar segala kesakitanmu, Je. Aku juga terluka, aku menyesal dan mungkin akan mati di bunuh oleh rasa bersalah, namun setitik harapan itu masih ada. Aku... aku tau kau begitu tulus dan baik, kau pasti akan memikirkan kebahagian untuk anak kita kan? Aku tau tidak pantas meminta ini. Tapi, Je. Aku yang tidak tau diri ini meminta padamu, tolong maafkan aku dan kembalilah padaku. Kebahagian yang kau impikan itu, aku akan berusaha keras untuk mewujudkannta bersama anak-anak kita. Kumohon, Je. Mereka, mereka membutuhkanku untuk tumbuh kembangnya, kau bilang ingin memberikan kebahagian untuk mereka kan? Maka kebahagian yang sesungguhnya adalah saat mereka memiliki keluarga yang lengkap dan orang tua yang menyayanginya." Jungkook berujar dengan air mata berlinang, berlutut di depan Jiyeon yang menatapnya tanpa kata, namun matanya menunjukan luka.

"Aku bisa membahagiakan anakku sendiri tanpa dirimu. Kau pikir siapa dirimu?! Berani menawarkan kebahagian itu disaat kau hanya bisa menghancurkanku!" Jiyeon berteriak marah, menatap nyalang pada Jungkook yang kini menatapnya dengan sangat terluka.

"Je, aku tau, aku menyesal untuk semua itu, aku... aku ingin memperbaikinya bersamamu, tidakkah ada kesempatan itu?'' Jungkook masih mengiba dan berusaha, namun Jiyeon hanya menunjukan senyum sinisnya.

"Kau pikir dengan menyesal dan merasa bersalah bisa mengembalikan hatiku yang telah hancur?! Kau pikir aku akan mengijinkanmu kembali masuk dalam hidupku disaat kau telah menghancurkanku?! Aku tidak segila itu untuk menerima kembali sumber luka dalam hidupku, brengsek! Apa yang ingin kau perbaiki? Tidak ada yang bisa di perbaiki disini!! Hatiku sudah hancur juga hidupku!!" Jiyeon mengusap kasar air matanya, menatap Jungkook dengan tajam namun ada luka di sana.

"Kau pikir dengan menyesal dan merasa bersalah bisa mengembalikan hatiku yang telah hancur?! Kau pikir aku akan mengijinkanmu kembali masuk dalam hidupku disaat kau telah menghancurkanku?! Aku tidak segila itu untuk menerima kembali sumber luka da...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jungkook berdiri, menatap Jiyeon dengan sejuta luka yang dia punya.

"Tidak bisakah kau berdamai dengan sang luka? Aku... aku ada untuk bertanggung jawab menyembuhkan luka itu..."

"Sudah kukatakan tidak ada yang bisa disembuhkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sudah kukatakan tidak ada yang bisa disembuhkan.." Jiyeon berteriak memotong ucapan Jungkook.

"Je, tidakkah kau pernah memikirkan, jika mereka tumbuh tanpa sosok seorang ayah dan jika mereka tumbuh bersama orang tua yang lengkap. Tentu hasilnya akan berbeda, aku tidak ingin kau mengasuh mereka sendiri, itu sangat berat. Tidakkah kau pernah membayangkan, bagaimana jika kau memilih membawa mereka pergi, suatu saat mereka akan menanyakanku, Daddy-nya. Tidakkah kau takut, mereka akan mengalali bullying karena tidak memiliki ayah. Tidakkah kau pernah memikirkan, sangat berat mengurus mereka, kau membutuhkan teman berbagi lelah. Denganku, Je. Berikan aku kesempatan itu, walau aku tau tidak layak mendapatkannya, tapi demi mereka, Je. Kumohon, banyak hal yang harus kau pikirkan sebelum memutuskan untuk pergi." Jungkook menggengam tangan Jiyeon, namun Jiyeon langsung menepisnya dengan kasar.

Ucapan Jungkook sedikit sukses mempengaruhi Jiyeon, namun dirinya tidak ingin goyah, sudah cukup dengan segala luka batin yang ia terima dari Jungkook, dia tidak lagi ingin ada luka yang lain. Sekalipun Jungkook menawarkan kebahagian itu dan telah menyesal, siapa yang tau jika mungkin di masa depan pria itu kembali melukainya.

"Aku bisa mengurus semuanya sendiri, aku akan menikah lagi, mencari pria yang mencintaiku dan memberikan kebahagian untukku, juga mencintai anak-anakku. Aku dan anak-anakku tidak lagi membutuhkan dirimu." Ujar Jiyeon dingin, enggan menatap Jungkook yang kini menatap lekat ke arahnya.

"Kau yakin semudah itu menemukan pria yang kau cintai? Kau akan sulit memiliki waktu itu, Je. Dan apa kau bisa menjamin, jika pria itu akan menerima anak kita? Apa kau tidak takut jika di belakangmu dia justru membenci anak kita dan melakukan hal jahat pada anak kita? Tidakkah kau memikirkannya, Je?" Jungkook menangkup wajah Jiyeon, namun wanita itu dengan cepat menepisnya, ucapan Jungkook benar-benar sangat mempengaruhinya.

"Berhenti!! Berhenti, brengsek!! Jangan memonopoliku. Aku bisa mengurus semuanya sendiri, kebahagian anak-anakku, aku yang akan menjaminnya!!" Jiyeon mendorong Jungkook menjauh, lalu mundur dua langkah dan menatap Jungkook dengan raut terluka.

"Aku sangat membencimu!! seharusnya kau tau itu!! Melihatmu hanya membuatku kembali sakit dan melihatmu hanya membuatku kembali sakit dan sakit di tempat yang sama!! Semua yang kau lakukan padaku!! Akan selalu terbayang saat aku menatapmu!! Tidakkah kau mengerti? Hatiku sangat sakit bahkan jika hanya melihatmu!! Bagaimana kau bisa begitu egois meminta hal ini!!" Jiyeon berteriak frustasi, menatap Jungkooo dengan berlinang air mata dan menepuk-nepuk dadanya yang kembali sesak.

Sedangkan Jungkook hanya mematung di tempatnya,mendengar ucapan Jiyeon yang menjadi vonis mati baginya." Je" seru Jungkook tak kuasa, suaranya menghilang saat sesak itu kembali datang.

Jiyeon lalu lari, namun seseorang merengkuhnya begitu hangat.

"Sayang, jangan menangis."

"Mommy mendengar semuanya sayang, apa sesakit itu dan sulit menerima Jungkook kembali?" tanya Jieun yang dibalas anggukan kuat oleh Jiyeon. Jieun melepaskan pelukannya, menangkup wajah Jiyeon dan tersenyum sendu.

"Mommy tidak membela Jungkook, sayang. Aku tau dia tidak termaafkan dengan segala hal yang telah dia lakukan padamu. Tapi, dia juga terluka sayang, dia terluka sejak awal, sama sepertimu, dan dia melakukan kesalahan yang begitu banyak untuk melampiaskan luka itu. Saat mengetahui semuanya, dia sekarat oleh luka karena menghancurkanmu, dia... dia pernah mencoba bunuh diri beberapa kali, dia juga terluka begitu banyak, dia sangat menyesal dan ingin memperbaiki semuanya." Jieun mengusap wajah Jiyeon dengan lembut.

"Tapi... Aku tidak akan pernah bisa melupakan rasa sakit ini, Mommy. Setiap melihatnya, aku... aku, hatiku masih selalu sakit." Jiyeon mencengkram kuat baju bagian dadanya, saat rasa sesak itu kembali datang. Jieun pun ikut menangis dan menggengam tangan Jiyeon.

"Berdamai dan ikhlas, sayang. Itu kuncinya. Tidakkah kau memikirka apa yang dikatakan Jungkook benar, jika anak kalian membutuhkan kasih sayang yang lengkap dalam tumbuh kembangnya, kebahagian seorang anak adalah saat bisa merasakan kasih sayang yang utuh dari orang tuanya, kau tau itu kan, sayang? Mommy tidak memaksamu untuk kembali pada Jungkook, tapi pikirkanlah semuanya dengan hati yang tenang." ucapan Jieun sekali lagi membuat lidah Jiyeon kelu untuk menjawab, sebagaian hatinya setuju dengan ucapan Jieun, bagaimana pun anak-anaknya membutuhkan orang tua yang lengkap, jika Jiyeon tetap bertahan dengan egonya, mungkin di masa depan dia akan melukai anak-anaknya.



Brugh!!



Hingga sebuah dentuman yang kuat menyentak Jieun dan Jiyeon, keduanta menoleh dan mendapati Jungkook yang terkapar bersimbah darah di depannya.

"Jungkook!!"












Next Part!!

Spam sebanyak-banyaknya iya guysss,makasih buat kalian yang udah comen, dengan kalian seperti itu aku jadi tau respon kalian tentang cerita ini.

DEEPEST REGRET ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang