"Jungkook, makanlah. Untuk memulihkan tenagamu, kau begitu pucat,kau juga harus meminum obatmu lagi." Jiyeon mengusap lembut lengan pria itu, Jungkook menggeleng dengan mata masih terpejam mengingat makan rasanya membuat ia kembali mual.
"Peluk aku,bisa?" Jungkook melaknat ucapa yang keluar dari bibirnya itu,sungguh,dia juga tidak tau kenapa menginginkan hal itu,namun dari semua rasa sakit dan mual yang ia rasakan ,yang ia inginkan adalah pelukan Jiyeon, feeling-nya mengatakan pelukan akan membuatnya merasa lebih baik.
"Ya?" Jiyeon memastikan sekali lagi, Jungkook dengan sakitnya benar-benar sesuatu yang berbeda,dimana pria kejam yang suka menatapnya dengan tajam dan nyalang,pria itu kini berubah menjadi anak kecil yang jika sedang sakit meminta sebuah pelukan.
"Peluk aku, Je." ujar Jungkook sekali lagi membuat Jiyeon meringis dan akhirnya naik ke ranjang,sedangkan Jungkook kembali mengumpat dalam hati dengan keinginannya entah darimana datangnya.
Lalu, saat pelukan itu ia dapatkan,bukan hanya tubuhnya yang menghangat,hatinya juga merasa nyaman dan damai,rasa tidak nyaman karena mual yang ia rasakan pelan-pelan hilang.
Jungkook tersenyum miris, ia sakit pun tubuhnya tetap mengkhianatinya tubuhnya tetap menginginkan Jiyeon.
'Kau memang brengsek,Jungkook." Jungkook berguman dalam hati,semakin merapatkan tubuhnya pada Jiyeon,menghirup aroma shampoo wanita itu yang entah sejak kapan menjadi favoritnya. Dia menggeratkan pelukannya tanpa menyakiti Jiyeon,mencari kenyamanan sebagai penawar sakitnya.
'Aku tidak tau memelukmu bisa semenangkan ini,seolah segala beban dan sakitku hilang,Je. Apa yang sebenarnya kau lakukan padaku? Kenapa dirimu berhasil membuat tubuhku berkhianat? Kenapa rasa sakit yang sejak tadi kurasakan pelan-pelan mereda digantikan dengan rasa nyaman?' Jungkook berguman dalam hati,semakin merasa nyaman saat Jiyeon mengusap punggungnya begitu lembut.
Jiyeon memejamkan matanya,membirkan saat Jungkook memeluknya lebih erat hingga tubuhnya merapat sempurna pada suaminya itu, pelukan Jungkook,begitu menenangkan,sangat berbeda jauh saat pria itu tengah melukainya.
Suara muntah itu membuat Jiyeon terusik dari tidurnya,wanita itu merabah sisi disebelahnya dan tidak menemukan Jungkook disana,kesadarannya langsung menguasainya, Jiyeon langsung terduduk dan beranjak dari ranjang saat mendapati suara muntah dari kamar mandi yang ia yakini milik Jungkook.
'Ya Tuhan, Jungkook masih mengalami morning sickness,bagaimana kalau pria itu curiga?' Jiyeon berguman dengan jantung yang berdetak kencang ,membuka pintu kamar mandi dan membantu suaminya.
"Jungkook, apa sangat mual?" tanya Jiyeon menekan tengkuk Jungkook dan menatap wajah suaminya yang kembali pucat.
Jungkooo kembali membasuh wajahnya,menatap ke cermin dimana ia bisa melihat wajah khawatir Jiyeon. Membuat rasa bersalah itu kembali menyerangnya mungkin jik keadaanya normal, Jiyeon mengkhawatirkannya adalah hal yang wajar. Namun, Jiyeon tidak seharusnya mengkhawatirkannya,wanita itu seharusnya tertawa bahagia karean melihatnya tidak berdaya seperti ini,agar Jungkook tidak perlu merasa bersalah seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEEPEST REGRET ( END )
RomanceSUDAH DI BUKUKAN DAN EBOOK BISA DI BELI KAPAN SAJA.