"Tuan Jeon,maaf membuatmu menunggu lama." ucapan penuh kesopanan dari salah seorang dokter senior yang memasuki ruangan itu membuat Jungkook membalikan tubuhnya,tersenyum pada direktur rumah sakit milik keluarganya.
"Maaf menggangumu dipagi hari, Dok. Aku ingin meminta sedikit bantuanmu." Jungkook mendekat, duduk disofa dan menatap serius pada Lucas,sang dokter yang juga menjabat sebagai direktur rumah sakit.
"Tentu, Tuan Jeon. Aku akan mengusahakan yang terbaik untuk membantumu.''
"Aku memerlukan data seorang pasien,kemarin lusa. Dirinya melakukan pemeriksaan ke OBGYN, namanya Jeon Jiyeon." Jungkook bisa melihat perubahan raut wajah Lucas,membuat Jungkook menghela nafasnya.
"Jika kau sulit melakukannya karena melanggar kode etik, dia adalah istriku,jadi itu bukan masalah bukan?" Jungkook kembali melanjutkan,membuat Lucas akhirnya mengangguk dengan raut yang lebih baik dari sebelumnya.
Lalu, Lucas berdiri menghubungi seseorang untuk meminta data yang dimaksud Jungkook.
Sesungguhnya, Jungkook masih begitu takut,khawatir dengan segala perasaan yang menggelayutinya tentang Jiyeon dan kehamilannya,dia merasa belum siap,jika kenyataanya Jiyeon ternyata hamil ,banyak yang ingin ia perbaiki juga harus ia bicarakan dengan Jiyeon tentang hal-hal seperti ini kedepan. Dia masih ingin miliki waktu dengan Jiyeon untuk meyakinkan perasaanya dan meyakinkan tentang langkah apa yang akan ia ambil tentang dirinya dan Jiyeon.
"Tuan Jeon,ini data yang kau cari."ucapan Lucas membuat Jungkook tersentak,pria itu mengambilnya,membuka sekilas dan kurang memahi maksudnya,dia kembali menyerahkan pada Lucas.
"Bisakah kau bacakan untukku?" tanya Jungkook membuat Lucas mengangguk.
"Nyonya Jeon Jiyeon,dia positif hamil,usia kandungannya 4 minggu,semuanya normal dan sehat,baik ibu maupun janinnya" uacapan Lucas membuat Jungkook memejamkan matanya dengan jantung yang berdetak kencang. Istrinya benar-benar hamil, wanita itu benar-benar mengandung.
"Terimakasih, Dokter Lucas,kau boleh pergi sekarang." Jungkook berujar dengan suara rendah,pria itu masih memejamkan matanya,dengan pening dan keterjutan yang masih menguasai. Lalu ingatannya kembali pada kejadian beberapa hari sebelumnya,dirinya yang selalu muntah padahal tidak meras meminum kopi berlebihan atau makan sesuatu yang memicu asam lambungnya,dirinya yang selalu menginginkan bubur abalon dan teh lemon buatan Jiyeon,semua itu memiliki alasan,semua gejala ibu hamil dia yang mengalaminya.
"Ya Tuhan." Jungkook menjambak rambutnya dengan perasaan bersalah yang kembali mendominasi hingga menimbulkan denyut sakit dihatinya mengingat bagaimana iguan Jiyeon semalam.
"Ingat Jiyeon,tidak peduli itu,jika kau sampai hamil anakku. Maka aku tidak akan segan untuk membunuhnya. Karena aku tidak akan pernah sudi miliki anak dari seorang pembunuh sepertimu,kau hanyalah jalangku yang akan memuaskanku,ingat itu baik-baik Jiyeon. Aku akan melenyapkan anak itu jika sampai kau hamil,aku lebih sudi membunuh anak itu dibanding memilikinya darimu. Camkan baik-baik Jiyeon. Aku akan membunuhnya, aku akan MEMBUNUHNYA!!
"Brengsek! Brengsek kau Jungkook!!" Jungkook meninju meja kaca didepannya hingga kaca itu pecah dan punggung tangannya mengeluarkan darah.
"Bodoh!! Bastard!! Bagaimana bisa kau mengucakan kata-kata laknat hingga membuatnya ketakutan,bahkan dialam bawah sadarnya, brengsek!!" Jungkook kembali memukul meja kaca itu dengan raut wajah yang frustasi.
"Brengsek!! Kau memang monster,brengsek!!" Jungkook lalu meninju sofa,benar-benar menyesal dengan ucapannya,sungguh,bahkan setelah menyadarinya betapa kejam ucapannya itu melukai Jiyeon,Jungkook kini tak habis pikir,bagaimana bisa dendamnya membuatnya menjadi begitu brengsek.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEEPEST REGRET ( END )
RomanceSUDAH DI BUKUKAN DAN EBOOK BISA DI BELI KAPAN SAJA.