A Little Hope

959 181 247
                                    


                KOMEN LAH!
      Enak banget baca karya orang
      Tapi gak bisa ngehargain!!
    









Deringan ponsel itu membangunkan seseorang dari tidur lelapnya. Sinb, wanita itu seharian ini hanya tidur setelah dia berhasil memberikan bom terakhir untuk Jungkook dan Jiyeon.

Sinb menyerngit binggung saat mendapat banyak missed call dari ibunya. Yura. Hampir tiga puluh missed call, membuatnya langsung menelpon wanita itu kembali, sembari melirik jam tangannya yang sudah menunjukan pukul tujuh malam. Dia tidak menyangka tidur seharian setelah pulang dari hotel itu.

"Mom, ada apa??" Tanya Sinb panik saat mendengar isakan Yura yang begitu menyayat hati.

"Kau dimana? Kau mengubah sandi apartemenmu?!"

Nada suara Yura yang tidak sabaran membuat Sinb menyerngit, berusaha tetap tenang walau hatinya takut dan khawatir saat teringat ucapan Jungkook sebelum meninggalkannya dengan kebencian yang berapi-api.

"Aku ketiduran, Mom. Aku di apartemen sekarang, datanglah."

"Tunggu disana. Kita dalam masalah besar... hiks... hiks..."

Isakan Yura lagi-lagi membuat ketakutan semakin menyelimuti hati Sinb, wanita itu ingin bertanya, namun Yura sudah mematikan sambungan teleponnya.

Sinb kembali memeriksa ponselnya, panggilan tak terjawab ibunya yang pertama dari jam empat sore, lalu saat dirinya terus scrolling hingga akhir, dia menemukan pesan Jungkook yang dikirim pagi tadi, tepat setelah pria itu meninggalkannya dengan penuh kebencian, dengan hati was-was Sinb berusaha membukanya.

"Kau telah melewati batas teritorimu, Sinb. Maka aku harus memberikan hadiah untukmu,, mungkin dari Daddy dan Mommy saja, bagaimana? Kau tinggal menunggu kabar baiknya"

Sinb membekap mulutnya tak percaya dengan tubuh bergetar, pesan Jungkook yang penuh peringatan sejak tadi pagi dan isakan ibunya membuat Sinb menyimpulkan sesuatu, jika Jungkook memang telah menjalankan rencananya untuk menyerah ayah dan ibunya.

"Brengsek!! Brengsek!! Berani kau menggangu mereka, aku akan benar-benar membunuhmu dan istrimu, Jungkook!! Arghhhh!!" Sinb kembali membanting ponselnya dan melempar semua bantal dan guling di ranjangnya. Namun, sekali lagi pesan masuk di ponselnya membuat wanita itu mendesah panjang, satu lagi pesan dari Jungkook yang membuat amarahnya semakin menjadi.

"Kau benar-benar menghancurkanku lewat Jiyeon, maka jangan salahkan aku jika menghancurkanmu lewat orang tuamu. Selama ini aku tidak pernah menghancurkan orang-orang tanpa alasan, Sinb. Kau tau itu, aku selalu bermain bersih dengan semua musuh bisnisku, tapi saat kau berani menggangu wilayah pribadiku, maka aku tidak akan lagi mengenal belas kasih untuk menghancurkan seseorang."

"Arghhh!! Jungkook sialan!!" Sinb langsung melempar ponselnya ke lantai hingga hancur, wanita itu mengerang dengan rasa benci dan kilat kemarahan yang semakin menjadi-jadi.

Tatapan wanita itu nyalang dengan segala emosi yang menguasai, tangannya mengepal kuat dengan segala rencana yang akan ia rencanakan.

"Baiklah!! Jika kau menantang permainan ini. Maka Jiyeon akan mati malam ini juga." Sinb bangkit dari ranjangnya, meraih telepon rumahnya dan menghubungi orang-orang suruhannya.

"Siapkan semuanya sekarang, aku mau semuanya selesai malam ini." Tepat setelahnya Sinb langsung mematikan sambungan teleponnya, kembali memungut ponselnya yang sudah terlepas dari case-nya, berusaha kembali menghidupkan ponselnya dengan hati semakin gelisah.

"Please, please, brengsek!!" Sinb terus berusaha dan bernafas lega saat ponselnya berhasil diselamatkan.

"Thanks," Sinb mendekap ponselnya dan keluar dari kamar saat mendengar bel apartemennya berbunyi.

DEEPEST REGRET ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang