Jeno Lindraka terbiasa dengan fakta bahwa ia anak haram. Lahir dari dua orang tanpa pernikahan. Sepanjang hidupnya, Jeno tidak pernah benar- benar punya tujuan. Lingkar hidupnya selalu soal luka demi luka.
Juna Lindraka baik- baik saja meski hanya b...
Lomba kian memanas seiring perebutan jawaban yang dilakukan tiga kelompok.
Jeva hampir tidak berhenti menekan bel regunya ketika satu pertanyaan lolos dari bibir juri. Ketika regunya ditunjuk untuk menjawab, Jeva justru bertanya pada dua teman di kanan- kirinya, tentang jawaban apa yang bisa ia katakan.
Beruntung, kedua teman Jeva adalah pilihan yang tepat. Mereka pintar- pintar.
Tapi, bukan berarti Jeva tidak. Anak laki- laki itu sudah beberapa kali menjawab, benar pula. Di bidang- bidang seperti Sosiologi dan Antropologi, Jeva bisa diandalkan. Dikatakan tidak jika sudah menyangkut Sejarah, Ekonomi, hingga perhitungan.
Mengingat ini lomba antar jurusan, perhitungan seperti Matematika, Fisika dan Kimia juga dimasukkan.
Kepala Jeva berdenyut.
Sesi rebutan sudah berakhir, yang artinya seluruh sesi perlombaan sudah dilaksanakan. Sembari menunggu hasil perhitungan jumlah nilai, Jeva melongokkan kepalanya. Menyelisih satu persatu wajah yang ada di kerumunan. Alis Jeva sampai bertautan tak keruan selama ia tidak menemukan apa yang ia cari.
Hingga, lambaian tangan itu menarik perhatian Jeva.
Senyumnya baru terbentuk ketika Rainey perlahan muncul di antara himpitan siswa yang menonton. Gadis itu menyengir, sempat memberikan kepalan tangan–gestur semangat– pada Jeva.
Mendadak saja semua rasa penat Jeva menghilang terbawa angin.
Keadaan hening begitu pembawa acara menuju detik- detik mengumumkan pemenang. Dimulai dari peringkat tiga, Jeva optimis regunya tidak akan mendudukinya. Toh, Jeva selalu percaya diri dia akan jadi yang pertama.
Benar saja, regu A mendapatkan peringkat itu.
Lalu, regu C menyusul di peringkat kedua.
Regu B, alias regu Jeva beserta teman- teman dinyatakan sebagai pemenang.
Sorai tepuk tangan terdengar riuh memenuhi aula sekolah. Lebih dominan, kelas sepuluh sosial dua, kelas Jeva. Mereka berteriak sekencang yang bisa dikeluarkan. Mengudarakan kedua jempol dengan semangat meluap- luap.
Semuanya senang.
Sebagai yang paling banyak bicara, juga paling percaya diri, Jeva akhirnya ditugaskan maju ke podium untuk mewakili pengambilan piala juga hadiah. Dua teman satu regunya adalah kutu buku, sukar untuk sekadar disuruh berdiri di depan keramaian. Maka dari itu, Jeva menuruti tanpa protes.
Berdiri di podium paling atas, dengan piala paling besar dan hadiah terbanyak membikin senyuman Jeva kian merekah. Ia mengangkat piala kelasnya tinggi- tinggi sesaat setelah diberikan oleh kepala sekolah. Mereka kemudian berjabat tangan, disusul pembawa acara yang menutup acara perlombaan itu.
Rasanya jadi sangat menyenangkan, juga agak lelah.
"Nih." Sebotol air mineral dingin terulur. "Buat lo yang selama lomba paling banyak ngomong," cetus Rainey tersenyum. Ia duduk di samping Jeva yang kini sudah ada di kelas.
Jeva segera mengambil botol air itu. Sebelum meminumnya, Jeva sempat mengusak puncak kepala Rainey gemas.
"Selamat, ya, Je. Lo hebat. Pinter juga ternyata. Selama ini, pura- pura bego, ya?" tanya Rainey polos.
Kalau Jeva belum selesai minum, pasti ia sudah tersedak karena ucapan gadis dengan bando khas hitamnya ini. "Sejak dulu gue gak ngaku bego, Ney. Tapi gak ngaku pinter juga. Standar, lah."
Rainey mengangguk- angguk saja.
"Eh, lo gak mau kasih sesuatu gitu ke gue? Gue habis menangin kelas, nih." Alis Jeva sebelah kiri naik turun dengan lucu. Tengil, khas sekali dengan watak Jeva.
Rainey terkekeh. "Mau apa? Gue traktir?"
Jeva mengangguk cepat. "Seblak, ya? Level paling pedas!"
"Gue gak tahan pedes, ah," tolak Rainey.
Jeva mendecak. "Ya udah. Lo pesen yang level bawah aja. Khusus gue, yang paling pedes."
Sekali lagi, Rainey tertawa kecil. "Oke. Lets go!"
Rangkulan Jeva di pundak Rainey terpampang nyata. Menunjukkan bahwa mereka sudah dekat, tidak ada jarak berarti. Sampai detik ini, setidaknya begitu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Double up, wiw hehe
Tinggalkan jejak, teman-temankuuuu
Danke♡
Bonus foto Jeva Lindraka
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.