▪︎Jeno Lindraka

489 41 6
                                    

Kadang, menjalani hidup hanya karena sudah lahir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kadang, menjalani hidup hanya karena sudah lahir. Tidak dipaksa, terpaksa. Hanya karena sudah lahir.

•●•

"Kamu bisa gak jangan hobi banget bolos kuliah dan berujung di kantor polisi?"

Laki- laki berambut pirang yang kupingnya panas karena diomeli itu mendecak tak suka. "Apaan, sih?" desisnya kesal.

Wanita yang berdiri di samping tempat tidur itu tinggi. Tubuhnya ramping, tipe yang lurus- lurus saja. Yang dikenakannya ketika langit menyentuh malam selalu gaun lingerie yang dibalut dress hingga menyentuh mata kaki.

Terlalu terbuka untuk wanita berusia akhir empat puluh yang telah memiliki putra dua puluh tahun.

Farah menatap tanpa emosi. Tak perlu mengulang, Farah merampas ponsel di tangan Jeno dan lantas membuat Jeno memelotot.

"Apaan, sih, Ma?!" bentaknya tak terima.

"Oh, berani kamu bentak Mama, Jeno? Iya?" Raut serta intonasi wanita itu seolah ia yang paling teraniaya. Membikin Jeno muak, membikinnya menolehkan kepala dengan kesal.

Melihat wajah terganggu anaknya itu, Farah kontan tersenyum sinis. "Kapan kamu akan berhenti berkelahi sampai harus Mama tebus di kantor polisi?"

"Seharusnya gak usah Mama tebus aja. Jeno juga gak mau hidup di rumah ini," katanya menggebu- gebu. Menukik lewat sorotnya yang tak gentar. "Kenapa sih Mama pura- pura peduli padahal Mama bahkan gak pernah menganggap Jeno ada?"

Pertanyaan itu menuntut jawaban.

Beberapa kesempatan di waktu lalu, Jeno juga bertanya begitu dengan darah yang mendidih. Namun, Farah suka mempermainkan dirinya.

Seperti sekarang.

"Duh, kamu terlalu sensitif kayak anak perempuan, Jeno." Farah tertawa. Anggun memang, tetapi mengesalkan sekali di mata dan pikiran Jeno. Itu membakar semakin banyak rasa benci di dalam hatinya.

Memangnya, kalau Jeno banyak bicara untuk menuntut penjelasan kemudian menangis karena tak mendapat jawaban, apa dia akan selalu dianggap cengeng, sensitif, seperti anak perempuan?

Bukan hanya ibunya, bahkan semesta terlalu suka menekan Jeno di dinding- dinding tak terlihat. Dilarang sedih, dilarang mengekspresikan perasaan.

Sekali lagi, Jeno mendesis kasar. Dadanya naik turun, seiring dengan kerutan di dahi mulusnya yang kian membentang. Terlihat kasar.

"Mama benar- benar keterlaluan," tekan Jeno miris.

"Lihat dari darah siapa kamu terbentuk," tanggap Farah cepat. Secepat ia mengubah mimik wajahnya menjadi serius dan angkuh. "Kriminal," sambungnya kemudian.

Jeno membeku.

"Kamu beruntung karena saya tetap mau menerima kamu setelah apa yang pria sialan itu lakukan. Saya tetap mau melahirkan kamu walau saya tahu kamu akan merusak karir cemerlang saya di masa depan." Jari telunjuknya yang kurus menunjuk- nunjuk Jeno tetap di depan mata. Membuat kelopak mata laki-laki itu hampir mengedip setiap kali Farah menekankan perkataannya.

Kerongkongan Jeno terasa kering. Ia menahan buncahan di dalam dadanya. Bergumam terulang dalam hati.

Jangan menangis. Jangan menangis.

"Seharusnya, Mama gak perlu melahirkan Jeno kalau memang Jeno sudah kelihatan akan merusak karir Mama." Rasa kesal itu masih ada, tetapi suara Jeno tak lagi kuat untuk membentak atau sekadar menekan beberapa kata.

Suara yang keluar hanya seperti seretan, hampir menghilang di ujung kata.

Farah membuang wajah, mendecih. "Gak semudah itu," ucapnya menggantung. "Well, hiduplah dengan baik. Gunakan kesempatan hidup yang saya berikan dengan menjadi sedikit berguna. Saya gak melahirkan kamu untuk membiarkan kamu menjadi seperti ayah kamu, kemudian menjadi narapidana."

Cukup. Telinga Jeno tak ingin lagi mendengar suara- suara itu lagi.

Rasa sakit menyergap kepala, memenuhi kerongkongan, mengaduk isi perut, meluluh-lantakkan raga. Jeno tak bisa menahan apa pun lagi.

Ia memang tak pernah bisa.

🌻🌻🌻

Sudahkah rasa sakit dua tokoh utama kita mengalir padamu?

Tinggalkan vote dan comment.

Terima kasih.

instagram | seirasjiwa

LINDRAKA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang