| Suara - Suara |

135 18 0
                                    

Di bulan pertama tahun ajaran baru, sekolah sudah mengadakan lomba cerdas cermat antar jurusan.

Kelas Jeva sedang riuh mempertimbangkan nama- nama yang akan diutus berjuang di perlombaan. Nama Jeva tercetus dengan mudah. Bukan karena dia yang paling pintar, tapi karena dia yang paling banyak bicara.

Nanti, Jeva akan ditaruh di posisi tengah, untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan juri dengan lugas. Selugas dan selancar Jeva mengoceh seperti biasa.

Dua nama berikutnya ditimbang- timbang, kelas masih bermusyawarah. Sementara itu, Jeva memilih pindah ke kursi paling belakang dan memukul- mukul meja berirama.

"Syut! Jangan gendang- gendang," tegur Rainey, duduk di kursi kosong sebelah Jeva. Seolah diawasi pawangnya, Jeva menurut dan tak lagi melakukan hal tadi.

Suara- suara anak kelas yang menyuarakan pendapat, membuat secercah pertanyaan muncul di kepala Jeva. "Kenapa gak lo aja yang ikut serta di lomba itu?" tanyanya segera, menatap Rainey bingung.

Rainey memilih untuk turut menatap Juna, sembari menopang pipi. "Gue gak bisa."

"Lo pinter."

"Biasa aja."

Bibir Jeva langsung mengerucut. Tak berselang lama, ketua kelas sepuluh sosial dua itu mengumumkan hasil rapat mereka. Nama- nama resmi perwakilan kelas digemakan, dan seluruhnya segera bubar begitu bel tanda istirahat terdengar.

Seperti biasa, Jeva akan mengekor pada Rainey. Baik saat gadis dengan bando hitam itu sadar atau tidak. Kali ini, Rainey menangkap basah dirinya yang berjalan mengendap- endap di jarak yang tak jauh.

"Sini, Je. Ngapain gitu?" kekeh Rainey.

Jeva menghampiri dengan cengiran lebar di paras tampannya. "Ney, kapan- kapan belajar sama gue, ya?"

Jalanan cukup lengang, Jeva dan Rainey berjalan santai secara bersisian.

"Belajar? Sejak kapan lo suka?" Rainey tertawa kecil, lebih kentara mengejek. Jeva mengedikkan bahu, Rainey juga tak salah.

"Belajar itu udah kayak bukan vibe gue," balas Jeva mudah.

"Sinting." Rainey menggeleng- gelengkan kepala dramatis. "Terus kenapa ajak gue belajar bareng?"

"Harus. Udah dikasih tanggung jawab sama anak kelas. Kalau kalah, gue juga malu," oceh Jeva yang entah mengapa terdengar serius di kesempatan kali ini. Barangkali, sejak dari binaan keluarganya pun, Jeva memang sudah diajarkan untuk tidak mempermainkan tanggung jawab, janji, dan juga keputusannya.

Karena Jeva tampak bersungguh- sungguh, yang mana hal itu jarang sekali terjadi, maka Rainey pun segera menganggukkan kepala. "Oke. Tapi, kita belajarnya saling membantu, ya. Gue gak pinter- pinter banget."

Obrolan mereka selanjutnya larut bersama keramaian kantin.

Sesuai janji, pulang sekolah akan jadi waktu efisien untuk Jeva dan Rainey belajar. Perpustakaan sekolah masih akan buka, biasanya sampai sekolah benar- benar kosong oleh beberapa anak ekskul yang latihan di sekolah.

Jeva menunggu di ambang pintu, melihat jam di pergelangan tangannya berkali- kali, kemudian melirik lagi pada Rainey yang masih sibuk memasukkan buku- bukunya ke dalam tas.

"Ngapain sih, Ney? Lama," keluh Jeva, maju ke depan meja Rainey.

"Sebentar." Rainey kini memasukkan beberapa peralatan menulisnya ke dalam tempat khusus. Selama itu, Jeva memutari meja dan berhenti di tas Rainey.

Diangkatnya, dan seketika Jeva memelotot.

"Berat banget, Ney. Lo bawa buku apa bom?" tanya Jeva spontan.

Rainey berdiri dan lanjut terkekeh. "Karena gue gak pinter, jadi harus rajin baca buku." Ia memasukkan tempat pensil ke dalam tas. Saat Rainey akan mengambil alih tali tasnya, Jeva menolak. "Biar gue aja."

Berakhir dengan Jeva membawa dua tas. Satu di punggungnya, milik Rainey di satu tangannya.

"Ney, gue mau ngebacot," cetus Jeva tiba- tiba. Terlampau tidak jelas. Namun, Rainey tetap melayaninya juga. "Silakan." Ia lalu tertawa kecil.

Kemudian, di sepanjang sisa hari itu, Jeva terus mengoceh. Dan Rainey dengan setia mendengarkannya, tanpa lelah.

 Dan Rainey dengan setia mendengarkannya, tanpa lelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I'm back, wkwkwk

So, aku lagi ujian. Tapi gatel mau publish, huhu jadi yauda  nih. Selamat membacaaa

Eh telat banget padahal udah selesai bacanya😭

Tinggalkan jejak. Terima kasiiih.

LINDRAKA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang