14 | Bangkai yang Tercium

9.3K 811 20
                                    

"Wangi banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wangi banget." ucap Pasha sambil menyurukkan wajahnya ke ceruk leherku saat ia memelukku dari samping.

Aku mengernyit bingung melihat tingkahnya yang mendadak manja, tidak seperti biasanya.

"Kerasukan apaan, nih, tiba-tiba ndusel-ndusel begini?" tanyaku sambil menjauhkan sedikit kepalaku dari serangannya yang tiba-tiba.

Aku dan Pasha sedang duduk di ruang teve rumahku. Aku baru saja selesai mandi setelah Pasha menjemputku di kantor, dan begitu aku duduk di sebelahnya, tiba-tiba saja Pasha bertingkah seperti koala.

"Kenapa, sih? Cuek salah, manja salah." gumamnya sambil mengeratkan pelukannya di pinggangku. Wajahnya masih terbenam di leherku, menghirup aroma tubuhku yang masih fresh dengan wangi milk and honey.

Aku terkekeh pelan. "Ya, bingung aja. Manusia es balok bisa manja-manja begini."

"Yang penting, kan, cuma sama kamu. Nggak manja-manja di tempat lain."

Ouch! Nyindir nggak, sih, nih?

Tiba-tiba Pasha merengkuh salah satu tanganku dan menaruh tanganku itu di atas kepalanya.

"Elus-elus." pintanya tanpa menunjukkan wajahnya.

Kedua alisku serentak terangkat tinggi. Bingung bercampur takjub melihat manjanya Pasha hari ini berada di level paling akut. Benar-benar baru kali ini melihat Pasha seperti ini.

Sudut bibirku terangkat karena tak bisa menahan senyum.

Aku melingkarkan tangan kiriku untuk memeluk tubuhnya, sedangkan tangan kananku yang tadi ia taruh di atas kepalanya, membelai rambutnya dengan lembut.

"Mmm." gumamnya kecil, merasa keenakan dengan belaianku.

Aku pun akhirnya tak bisa menahan diri untuk tidak terkekeh.

"Ngantuk?" tanyaku pelan.

Ia menggeleng.

"Terus kenapa tiba-tiba kayak koala?"

"Lagi pengen aja," jawabnya singkat. "Mama pulangnya masih lama, kan, Cha?"

Aku mencoba mengingat-ingat seraya menatap jam di dinding. "Masih, kayaknya. Tadi dia bilang ada meeting di Bandung dan kejebak macet di jalan balik."

"Mau ditemenin sampai mama pulang?" tanya Pasha.

"Nggak usah. Takut kamu pulang kemaleman."

Pasha menggumam kecil seraya mengangguk.

"Jangan berhenti." pintanya sambil kembali menaruh tanganku yang baru saja aku turunkan dari kepalanya.

Aku menggeleng dengan diiringi tawa kecil. Mimpi apa aku bisa tiba-tiba lihat Pasha manja-manja begini? Selama hampir setahun pacaran dan selalu dicuekin, akhirnya dia bisa ndusel-ndusel begini.

INFIDELITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang