26 | Konspirasi Belajar Kelompok

6.9K 581 48
                                    

"Villanya Zora, tuh, oke banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Villanya Zora, tuh, oke banget. Kita pernah nginep di sana. Ya, kan, Bay?" ucap Malik yang dijawab dengan anggukan oleh Abaya.

Saat ini, aku dan beberapa teman angkatanku sedang membicarakan rencana makrab angkatan di kantin. Tidak terkecuali Pasha yang duduk di ujung meja.

"View dari terasnya keren banget, sih. Kalau malam bisa lihat bintang di langit sama lampu-lampu di bawah. Romantis banget," lanjut Malik dengan semangat. "Cocok, Pash, kalau lo pengen berduaan sama Icha!" pria itu menyenggol lengan Pasha—yang daritadi menopang kepala dengan kepalan tangannya dan sibuk membaca.

Seketika aku dan Pasha langsung mencuri tatap dengan canggung. Belum ada yang tahu kalau kami sudah putus.

"Gue ke toilet dulu, ya." Shalitta yang menyeruput teh botolnya tiba-tiba berdiri.

"Ikut, Ta." aku menjadikan momen ini untuk ikut melarikan diri.

"Ikut juga."

"Ya, elah. Kantong kemihnya sharing apa gimana, sih, nih cewek-cewek?" Zora berdecih. "Harus banget satu pipis, pipis semua."

"Lo nggak. Padahal lo juga cewek." cibir Qiandra.

Semua orang serempak tertawa, sedangkan pria itu langsung menarik rambut Qiandra dan mereka berakhir cakar-cakaran.

Setelah diseret Shalitta, akhirnya kami bertiga meninggalkan kerusuhan itu untuk ke kamar mandi. Dengan kompak, kami memasuki bilik yang kebetulan semuanya tak terisi.

Saat sedang sibuk dengan hajat masing-masing, kami mendengar suara dua orang wanita yang berbincang sambil memasuki kamar mandi.

"Serius lo?" suara cewek dengan nada tinggi bertanya pada temannya. "Mau manas-manasin gue doang, kan, lo, blay?!"

Suara cewek kedua terdengar terkikik geli. "Serius, jir! Udah lupakanlah kemaniakan lo sama Kak Pasha! Off-limit, babe!"

Telingaku langsung seperti mendapatkan sensor mendengar nama Pasha disebut. Aku tahu, pasti Qiandra dan Shalitta juga tertarik untuk tetap pura-pura tidak ada agar bisa terus menguping pembicaraan para junior ini.

"Bukannya udah putus, ya?" cewek pertama terdengar kesal.

"Bukannya masih, ya? Kapan itu gue lihat mereka hujan-hujanan, deh, perasaan. Kak Pasha meluk Kak Icha. Kak Pasha nutupin Kak Icha pake kemeja flanelnya. Ya Allah, kayak drama korea aja mereka. Romantis bener."

"Masa, sih? Masalahnya ... gue juga pernah lihat Kak Icha di BSD. Dia lagi jalan rangkulan sama cowok dan cowoknya bukan Kak Pasha. Makanya gue kira udah putus mereka."

Jantungku mencelos. Perlahan aku mulai tidak tenang karena Shalitta dan Qiandra pasti mendengar semua ini juga dan sama bingungnya kayak para junior ini.

"Kakaknya, kali."

"Masa iya jalan sama kakaknya udah segede kita gini masih rangkulan, sih?" dengkus cewek pertama. "Gue rasa bukan, sih."

INFIDELITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang