Aku dan Dika menyeret koper keluar Kempegowda International Airport, Bangalore. Waktu setempat saat ini menunjukkan pukul 9 malam. Perbedaan waktu dengan di Jakarta kurang lebih satu jam setengah, sedangkan perbedaan dengan waktu London kurang lebih enam jam. Tidak berbeda jauh dengan saat aku di Jakarta.
"Kita naik apa, Dik?" tanyaku sambil menutup mulutku yang menguap karena ngantuk berat. Di pesawat, aku nggak bisa tidur karena ada bayi yang terus-terusan nangis kencang.
"Di jemput sama supir kantor, tapi kayaknya belum datang. Macet kali, ya." Jawab Dika sambil celingak-celinguk kanan-kiri dan sesekali melihat ponselnya.
"Biasanya dijemput juga?"
"Iya."
"Biasanya telat juga?"
"Nggak, sih."
"Kok sekarang telat?"
Dika menoleh ke arahku dan melotot. "Ya, mana aku tau!" Ucapnya dengan gemas seperti ingin memakanku.
"Ih. Galak." Aku langsung mundur dan manyun.
"Banyak nanya!"
Aku mencebik, sedangkan Dika kembali fokus kepada ponselnya.
Aku melihat kanan-kiri, memperhatikan sekitarku. Bandara ini ternyata sangat besar bila dilihat dari luar. Aku kira aku akan ke India bagian peradaban tertinggal. Ternyata bandara kota ini cukup terlihat modern.
Bangalore adalah pusat teknologi di India. Kota ini seperti Silicon Valleynya India. Banyak perusahaan teknologi internasional dan domestik terbaik berlokasi disini. Seluruh perusahaan startup di Indonesia yang sekarang punya tech office di India, pasti bertempat di Bangalore.
Bangalore terletak di selatan India. Adanya di negara bagian Karnataka. Bangalore adalah ibu kota dan kota terbesar di negara bagian India Karnataka. Jarak dari Kempegowda International Airport ke daerah kantorku adalah sekitar satu setengah jam. Jadi, asumsiku, perjalanan malam ini menuju ke penginapan juga akan menempuh waktu yang sama.
Aku tidak tahu apa-apa soal perjalanan ini. Bahkan aku juga tidak tahu menahu tentang dimana aku harus tidur selama seminggu disini. Dika yang mengurus semua. Dia bilang sudah ada tempat yang selalu orang kantor gunakan sebagai tempat tinggal selama di Bangalore. Semacam tempat langganan.
"Kita nginepnya dimana, sih, Dik?" Tanyaku penasaran kepada Dika yang masih sibuk dengan ponselnya.
"Kalau aku kasih tahu, emang kamu tahu?"
"Di dunia ini apa, sih, yang kita nggak tahu?! It's a borderless world, you know?!" sahutku jengkel.
"Jodoh! Di dunia ini kita nggak tahu jodoh kita siapa!" Jawabnya sewot sambil melotot.
"Duh, perjaka tua sewot!" Cibirku. "Ya, terus dimana jadinyaaa?! Aku, kan, bisa lihat google maps!"
"Cari aja daerah Brookefield namanya." Jawab Dika singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
INFIDELITY
Romance[Bukabotol #1] Hampir setahun Icha berpacaran dengan Pasha, ia setia menunggu manusia es balok yang sangat dingin itu untuk menghangat dan mencair. Namun ironisnya manusia es balok itu baru mulai mencair ketika Icha membawa api dalam hubungan merek...