Dunia mengalami sedikit perubahan dengan adanya 3 status. Alpha, Beta, Omega. Status yang sudah tertanam dalam diri manusia sejak di dalam rahim, tidak akan bisa di ubah bagaimanapun caranya
"Draco Malfoy is asshole." Harry J. Potter.
"Harry Potter...
Draco bangun cukup siang hari ini, melewatkan sekolah paginya hanya untuk menemani sang putri yang teramat manja padanya.
Membersihkan diri dan memakai setelan kasual, meski setelannya tampak kasual tapi Draco tetap tampan seperti biasa. Itu fakta. Draco terlampau sering melewati sarapannya padahal sajiannya sudah seperti makanan restoran bintang lima. Bukannya ia tak bersyukur, Draco hanya malas saja, toh masih ada jam makan siang kan.
Belum sempat dirinya keluar kamar, pelayan sudah mengetuk pintu kamar semnari menyerahkan telepon rumah, engatakan Ada telepon dari Nina Greengrass.
"Ada apa? Batal check up?"
"Tentu tidak, aku ingin bilang kalau aku sudah siap menunggu pangerankudaputihku."
Draco memutus sambungan telepon.
Blah, kuda putih katanya, Draco tidak punya kuda yang ada hanya mobil putih di basement.
"Pergilah." Draco mengusir pelayannya yang kemudian ia keluar juga.
"Draco!" Ibunya memanggil.
"Mother."
"Tidak sekolah?"
"Nanti siang. Tanyakan pada father untuk jelasnya."
Raut wajah ibunya seketika tampal berubah.
Draco hendak pergi, namun tangannya ditahan.
"Pergi sekolah. Aku akan kirim supir untuk Astoria."
"Baiklah."
Draco kembali ke kamar, untuk berganti seragam. Draco tahu, ibunya agak tidak setuju dengan pertunangan ini tapi tak tahu alasannya sedangkan ayahnya masih saja ngotot sekali melanjutkan ini sampai Draco nekat menandai Harry seperti itu.
Memang ada denda yang telah di sebutkan di kontrak, denda akan di bebankan kepada pihak yang membatalkan kontrak. Besaran denda hanya 5% dari jumlah aset keluarga. Mungkin ayahnya begitu kolot hingga tak mau membatalkan kontrak, kehilangan 5% tak ada apa-apanya daripada kehilangan Draco.
Draco tak takut terlambat, ia sudah mengundurkan diri sebagai anggota kedisiplinan siswa, tak ada waktu karena ia ingatkan sekali lagi waktuya habis dengan menemani Astoria check up. Di saat ia ingin menyetir sendiri ke sekolah, supir ibunya mengetuk kaca mobil, mengatakan kalau nyonya Malfoy memerintahkan dia untuk menyupiri sang pewaris Malfoy.
Tak ada gunanya menolak, Draco berpindah posisi di kursi belakang. Ia memblokir nomor Astoria untuk sementara waktu, malas dengan rengekan gadis itu yang tak jadi mengantarnya ke rumah sakit.
"Bisa lebih cepat lagi?" Draco tiba-tiba bersuara.
Dadanya bergemuruh lebih kencang, sesuatu yang tak mengenakkan bisa saja terjadi, jadi ia menelpon rumah, menyuruh salah seorang pelayan untuk menyambungkannya pada Narcissa.
"Ada apa? Tidak ada yang terjadu di sini."
"Tapi perasaanku tak enak, Mother."
"Kau sudah menghubungi Harry?"
Oh shit!
"Aku harus menutup telponnya, jaga dirimu."
Draco beralih untuk mendial Harry, tak diangkat hingga sambungan terputus otomatis, di panggilan kedua telepon dimatikan.
"Cepatlah!" Draco tak sadar membentak supir yang tak tahu apa-apa.
Harry jawab aku Tolong, ini penting
Baca cerita lengkapnya di karyakarsa Vwatson_drarry ya guys, hanya 3.000 rupiah per chapternya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
a/n: sekedar spoiler, Harry dan Draco akan makin jauh dan pilihan Draco cuma satu. Draco harus merelakan Harry.